"Terima kasih dan maaf."
•
•
•
[Jakarta selatan, pagi hari]
"Gimana sama detak jantung mereka mas?"
"Mereka akan segera bangun, pastikan infus dan semuanya terhubung!"
Syakira hanya diam, dia melakukan semua itu dengan tenang. Melawan hanya akan memperburuk keadaan, lagipula ini kabar baik karena semuanya akan segera bangun.
"Kamu periksa nomer 7, dia akan bangun lebih cepat dari yang lainnya."
Syakira bergerak cepat, di kasur itu terdapat seorang anak muda yang dia kenal. Dengan telaten Syakira memantau detak jantungnya, memeriksa persediaan infusnya, dan memastikan semuanya masih terhubung pada alat itu.
Dan benar saja, tak berapa lama pemuda itu membuka matanya perlahan. Kedua mata itu mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina setelah sekian lama menutup mata. Mata coklat madu, hidung yang lumayan mancung, bibir yang tebal, serta rahang yang tegas begitu menggambarkan betapa sempurna nya pemuda itu.
"Nak Rio, kamu bisa denger suara tante gak?" Pemuda yang di panggil Rio itu mengangguk.
"Ini kamu minum dulu, maaf tante langsung nanya." Syakira meminumkan air itu kepada Rio secara perlahan.
"Sya, nomer 2!" Teriak Gerald.
"Maaf ya nak, tante tinggal sebentar."
Syakira bergegas pergi dan memeriksa siapa orang di nomer dua, dia cukup mengenal anak itu.
"Kalo gak salah namanya Tirta ya?" Pikir Syakira.
Tirta merupakan teman Jessica dan juga Arin, tak bisa dibilang teman juga, tapi mereka satu program studi.
Syakira melakukan hal yang sama kepada Tirta. Memeriksa denyut nadinya, memantau detak jantungnya, memeriksa persediaan infus, dan masih banyak lagi.
"Ugh..."
"Pelan-pelan saja, kau baru sadar nak."
Syakira kembali menarik perhatiannya ketiga Gerald kembali mengistruksi, "sya nomor 5!"
"Sya, 9!"
"Sya, 8!"
Begitu seterusnya hingga akhirnya tiba nomor yang di tunggu Syakira.
"Sya, 4!"
Dengan cepat Syakira melakukan penanganan serupa hingga akhirnya sang pemilik nomor membuka matanya perlahan.
"Ibu?"
"Iya sayang, ini ibu. Selamat datang kembali!"
Raut wajah bingung di tunjukan oleh Jessica selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab, "ya, terima kasih."
Syakira mencium kening putrinya sebelum kembali melakukan tugasnya.
Tak lama Gerald berkata bahwa tidak ada lagi yang akan bangun untuk sekarang. Hal itu tentu membuat Syakira khawatir, karena satu-satunya yang belum bangun adalah putri sulungnya, Arin.
Lagi-lagi Gerald pergi begitu saja, meninggalkan semua orang dengan rasa penasaran. Syakira mengambil tindakan terlebih dahulu, ia meminta maaf atas hal yang terjadi secara singkat dan memberi beberapa puluh juta untuk perorangan agar mereka bisa kembali ke rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration? Really?
Fantasy"The Prince" merupakan novel terpopuler saat itu. Novel itu menceritakan bagaimana perjuangan sang antagonis wanita yaitu Veronica Claire untuk mendapatkan cinta dari sang putra mahkota. Namun sayang, posisinya dengan mudah terganti oleh protagonis...