TR #20

1.4K 189 2
                                    

"Jika dua orang pria menyukai satu wanita yang sama, mereka akan berjuang, bukan mengalah."

Carlo PoV

Ini masih dibilang pagi dan aku mendapatkan tamu tak normal. Dia yang mulia Lucian, pemimpin yang licik dan ambisius. Awalnya aku memang tidak mengetahui tujuannya datang kesini, tetapi aku menyesal setelah tau alasannya.

"Jadi anda kemari karena putriku?" Tanya ku dan dia mengangguk yakin.

"Apa yang kau inginkan dari putriku?"

"Hatinya." Dia masih menjawab dengan penuh keyakinan.

Aku hanya bisa menghala napas. Sebelumnya aku hampir saja mati saat tau anak raja sialan itu mendekati putriku dan sekarang dia si licik yang sangat ku hindari. Aku menjadi kasihan akan hidup putriku dimana dia di tempel oleh dua mahluk hidup yang tidak normal.

Sebenarnya aku tertekan sekarang. Meski di usia belia, dia memiliki aura seorang raja sejati. Tatapannya yang tajam juga hampir membuatku gemetar jika saja yang sedang kami bahas bukanlah Vero.

"Anda pasti tau kerajaan ini dan Kerajaan anda tidak dalam kondisi yang baik dan tidak memiliki hubungan yang baik pula."

"Ya biarkan saja, lagipula yang memulai itu adalah para raja sebelumnya. Sekarang dia bahkan tidak bisa membuka matanya, bagaimana ingin menyatakan perang?"

Lihat? Dia bahkan terlihat biasa saja saat membicarakan itu.

"Lalu apakah kau tau bahwa putra Rafael juga mendekatinya?" Tanya ku kesekian kalinya.

"Aku tau. Tapi jika anda lupa, tidak masalah. Aku adalah seorang raja dan dia hanyalah putra mahkota. Bukankah itu sudah memperjelas situasinya?"

"Aku mengerti. Tapi bagaimana jika aku tak mengizinkan mu mendekati Vero?"

"Dengar, aku melakukan hal menyusahkan ini untuknya. Sebenarnya aku tak perlu repot-repot untuk menemui anda terlebih dahulu karena tujuan ku kesini adalah untuk memberitahu mu bahwa aku akan memiliki putrimu, bukan meminta izin darimu."

Bukankah raja di depanku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi? Aku berani bertaruh jika Vero mendengar hal tadi dia akan berkata, "tolol!"

Bagaimana aku bisa tahu itu? Tentu saja berkat mata-mataku yang rela belajar bahasa aneh yang selalu di gunakannya saat bersama Lady Roselia. Apa aku melanggar privasi? Bisa dibilang begitu, tetapi aku hanya melakukan sesekali.

"Hei, tidak ada yang bisa merenggut Vero sedikitpun tanpa izin dariku, mau itu Allardyce ataupun kau."

Udara disini seakan menipis dan berusaha mencekik ku. Dapat akan lihat dari tatapan matanya yang tidak bersahabat sama sekali dengan ku dan seakan ingin menguliti ku. Apa aku mencari masalah dengan orang yang salah? Tapi aku tak ingin terlihat lemah abai terutama menyangkut anak-anakku.

Kami terus diam dengan keadaan yang saling mendominasi, sampai akhirnya sebuah suara yang sangat aku kenali sepertinya menarik perhatian kami berdua.

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang