TR #14

2.3K 323 2
                                    

"Kami tak saling mengenal namun berada di ruangan yang sama. Tapi ketika dia pergi, dia juga membawa hatiku pergi bersamanya."

Someone PoV

Hari ini hari yang membosankan. Tidak, setiap hari terasa membosankan untukku. Pekerjaan ku sehari-hari hanya mengerjakan tugas kerajaan, menerima permasalah rakyat, dan belajar lebih banyak untuk menjadi raja yang baik.

Umurku saat ini masih terbilang muda, 20 tahun. Tapi aku sudah disini, di tahta kerajaan. Beberapa tahun ini ayah sakit dan aku terpaksa di angkat menjadi raja untuk menggantikannya. Bukankah semua orang itu egois?

Aku masih muda dan aku butuh hiburan. Tapi sekarang yang ku lakukan hanyalah mendengar perdebatan tidak berguna mereka bahkan sesekali mereka menawarkan putrinya untuk ku nikahi. Kau pikir aku bodoh? Semua orang disini hanya memikirkan posisinya. Satu-satunya yang bisa ku percaya adalah Mentri ayah, Duke dari keluarga Alaric. Dia selalu berusaha meringankan pekerjaan ku bahkan terkadang dia memintaku bersantai seperti saat ini.

"Yang mulia, anda sudah bekerja keras seharian ini. Apa anda tidak lelah? Anda terlihat tidak cukup beristirahat."

"Kau benar, aku akan tidur sekarang. Dan ya, malam nanti aku akan pergi ke pelelangan, apa tidak masalah?"

"Anda sudah melakukan yang terbaik, bersenang-senang lah."

Aku mengangguk, lalu segera meninggalkan tempat itu. Sepanjang perjalanan kulihat para pelayan sedang menatap ku tanpa malu. Beberapa dari mereka bahkan mulai mendekat untuk menggodaku. Ck, menyusahkan.

Ku tarik pedang dari sarungnya, memenggal semua pelayan yang mendekat. Beberapa dari mereka membatu, namun apa peduli ku? Lagipula apa mereka tak malu ketika mendekati raja mereka terang-terangan?

"Anggap itu sebagai peringatan. Kalian, cepat bersihkan kepala kepala menjijikkan ini. Ingatlah, jika masih ada darah, selanjutnya kepala kalian yang akan ada di lantai."

Mengganggu saja, aku sangat mengantuk sekarang. Aku masuk ke kamar dan ternyata ada seseorang yang sangat aku benci sedang tertidur di kasur ku, Claudia. Aku telah bertunangan dengannya atas paksaan ayah sebelum dirinya sakit. Dia selalu bersikap manis di depan ayah tapi sebenarnya dia mirip iblis perempuan. Dengan kecantikan yang dia miliki, dia menggoda semua pria tampan untuk tidur dengannya tanpa ingin aku tahu. Bukankan dia lebih murahan daripada wanita penghibur di luar sana?

"Claudia, cepat bangun dari tempat tidurku." Tak ada respon darinya.

"Claudia, bangun atau kau ku buat tidak bisa bangun selamanya!" Ucapku sedikit meninggikan nada.

Dia langsung terbangun dengan wajah pucat.

"Cepat pergilah sebelum para prajurit itu yang akan menyeret mu keluar."

"Sabarlah Luc, aku baru saja terbangun. Apa kau tidak kasihan padaku?"

"Kau bahkan hanya berpura-pura tidur, jadi jangan berbohong dan segera keluar dari sini."

"Tapi aku merindukanmu... Kita sangat jarang menghabiskan waktu bersama kan?" Dia berkata padaku dengan nada yang menggoda sedangkan tangannya mulai meraba dada ku.

Transmigration? Really?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang