Hallo selamat datang di chapter kedua!
02. Satu Atap
•••
Beri vote, sebagai bentuk apresiasi.
Oke, terimakasih.Selamat membaca!
_____
Malam telah tiba. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Setelah menempuh waktu yang cukup lama dalam mengurus acara perpindahan dari rumah Attar ke rumah baru, hadiah dari Agi dan Zahra, sepasang pengantin itu cukup merasa pegal di sekujur tubuhnya.Rumah yang terbilang mewah.
Dengan tampilan gold yang menghiasi rumah tersebut, tampak menjadikan hati Zahira tidak enak. Pasalnya ia belum terbiasa tinggal di rumah yang mewah seperti ini, bertingkat dua pula.
Fasilitas kolam renang.
Tempat olahraga.
Hingga banyak lagi.
Ah, Zahira susah menerimanya.
"Untunglah tadi kita sempetin waktu mampir di masjid dan sholat berjama'ah di sana. Jadi sekarang bisa langsung rebahan," kata Zahira. Gadis itu mengangkat susah payah koper yang dibawa. "Kamu mau langsung tidur kan, Tar?"
"Hm."
Sekarang mereka berdua sudah berada berada di depan pintu kamar. Dalam hati Zahira berisik. Sungguh ia takut pada malam pertamanya. Semoga Attar tak aneh-aneh.
Bismillah. Saat hendak membuka pintu, senyum Zahira merekah kagum melihatnya. Fasilitas yang baru pertama kalinya ia lihat tampak begitu indah dipandang.
"Wah, indah," tuturnya yang mendapat dehaman dari sang suami. Zahira langsung meletakkan koper, sebelum akhirnya duduk di atas kasur. Masih dengan kagum melihat sekeliling.
Sementara Attar, setelah berhasil menutup pintu dengan rapat, pemuda itu meletakkan koper yang dibawa dan melepaskan jasnya sambil menuju kasur.
Fyuh.
Seharian berberes, tubuhnya sangat lelah ingin rebahan.
"Attar, kamu mau ngapain?!" Zahira berteriak, meringsut mundur, wajahnya ia tutup dengan kedua telapak tangan tak mau melihat. Baru saja memasuki kamar, dan baru saja Zahira duduk di atas kasur. Attar dengan sigap membuka jasnya sambil mendekati Zahira.
Benarkan kata nalurinya.
Aneh.
"Attar! Kamu mau ngapain, sih?!"
"Jangan kePD-an, gila, gue nggak ngapa-ngapain lo kali, buka matanya!" Attar mengerutkan kening heran. "Nggak usah takut!"
Merasa ucapan Attar adalah serius, Zahira menjauhkan tangannya dan membuka mata perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attar
Spiritual"Berhenti jadi anak berandalan, Attar! Mulai sekarang hindari jalanan, balap, sampai tawuran! Karena besok Papa dan Mama akan menjodohkan kamu dengan gadis yang kuat dengan agamanya." Deg! Dengan banyak paksaan. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Ma...