05. Pesantren Al-Attar

10.9K 1K 7
                                        

Hallo selamat datang di chapter kelima!

05. Pesantren Al-Attar

•••

Beri vote, sebagai bentuk apresiasi.
Oke, terimakasih.

Selamat membaca!

_____

"Mungkin di ruang bimbingan konseling? Pasti di sana!" Dengan feeling yang kuat, gadis itu berjalan ke arah ruang BK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin di ruang bimbingan konseling? Pasti di sana!" Dengan feeling yang kuat, gadis itu berjalan ke arah ruang BK.

Hingga tak membutuhkan waktu lama, masuklah Zahira ke ruangan tersebut. "Permisi, assalamu'alaikum?"

Abu terkesiap. "Wa'alaikumsalam. Ada apa, ya?"

Gadis itu tersenyum dan berjalan menghampiri sang suami. Duduk tepat di samping ia. "Saya Zahira, diberi amanah dari orang tua Attar untuk meminta maaf atas segala ketidaksengajaan masalah yang diperbuat Attar."

"Ra?" Pemuda itu menyatukan alis heran, "maksud lo?"

"Dan saya di sini juga diutus untuk meminta izin tidak mengikuti mata pelajaran sampai akhir dikarenakan pihak Attar ada acara keluarga yang mengharuskan dia pulang lebih awal."

🤍🤍🤍

Pondok Pesantren Al-Attar

Tulisan bewarna gold terpampang begitu indah di hadapan seorang pasutri muda yang baru saja menapaki kaki. Gedung megah nan menawan berhasil membuat Zahira menganga lebar disebalik cadar hitamnya.

"Nanti jangan buka cadarnya," peringat Attar yang disibukkan membawa dua koper besar.

"Iya-iya. Gih, siniin aja kopernya biar aku yang bawa," balas Zahira berusaha merebut paksa barang yang dibawa sang suami.

"Nggak usah," decak Attar, "sebagai istri, lo ikut gue jalan aja, Ra. Jangan kemana-mana."

Ucapan itu berhasil membuat Zahira mendengkus. Gadis itu mengiakan ketus kemudian kedatangan Agi dan Zahra membuatnya terkejut.

"Masya Allah, pasangan halal yang satu ini. Ih, bikin Mama gemes, deh. Yang satu ganteng, yang satu lagi cantik."

Zahra dan Agi mempersilakan pasutri tersebut mencium punggung tangannya. "Zahira, gimana kemarin? Attar nggak macem-macem, kan?" tanya Agi berhasil membuat gadis itu terkekeh pelan.

Sementara Attar tidak tau lagi wajahnya mau diletakkan di mana. Rasa malu membuat pipinya memerah. "Ra, ayo masuk."

"Hahaha, kamu kalau lagi salah tingkah lucu," ledek Zahra, "kayak bocah."

Attar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang