Hallo selamat datang di chapter ke-sepuluh!
10. Salah Mengartikan
•••
Beri vote, sebagai bentuk apresiasi.
Hindari silent reader, ya.
Karena itu hanya memperlambat proses update cerita.
Oke, terimakasih.
Selamat membaca!
🤍🤍
"Dan dia akan tetap selalu menjadi Zahiranya Attar. Satu-satunya perempuan berhati mulia yang dicipta dengan karakter hangat."
_____
Cubitan pelan dari Attar untuk kedua kalinya berhasil membangunkan Zahira yang tertidur pulas di atas pahanya. Pemuda tersebut meletakkan kitab yang daritadi dibaca ke atas nakas.
Sementara Zahira sendiri, jadi sedikit tersadar saat mendengar Attar malah menyudahi bacaannya. Alunan merdu yang terlontar dari bibir sang suami, membuatnya tertidur pulas. Meski rasanya gengsi, Zahira akui, bahwa Attar lebih jago dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dia lebih fasih dalam ber-tilawah.
Dengan keadaan masih tidak membuka mata sepenuhnya, Zahira menguap pelan. "Eungh... mahih ngantuk," tuturnya dalam bahasa yang tidak jelas akibat kantuk masih mengalahkan mulutnya untuk bergerak bebas.
Plak!
"Lagi ngantuk Attar... nanti aja ciumnya," seru gadis itu buru-buru membatalkan niat Attar yang sudah pasti ingin kembali menyosor bibirnya.
"Iya, Hayati... makanya bangun. Abis subuh malah tidur. Nanti pahalanya hilang," tutur Attar berhasil membuat Zahira kembali memejamkan mata.
Attar menghela. Sambil memandangi wajah istrinya yang terlelap, senyum manis merekah. Hidupnya terasa penuh kedamaian setelah Zahira masuk ke dalam hidupnya, menjebak ia dengan sejuta perubahan besar. Hijrah, mengejar surga-Nya.
Menjadikan dirinya jadi lebih baik. Sekarang arus bumi berputar, hati Attar hanya terus melihat Allah. Dan terakhir, hasil ciptaan-Nya yang sempurna.
Dia Zahira, cinta pertama sekaligus terakhir Attar.
Dia Zahira, perempuan pertama yang dengan sabar mengulurkan tangan, secara tulus siap menemani Attar hijrah.
Dan dia akan tetap selalu menjadi Zahiranya Attar. Satu-satunya perempuan berhati mulia yang dicipta dengan karakter hangat.
"Aku gak tau kedepannya gimana kalau gak ada kamu, Ra," gumam pemuda berpakaian koko tersebut dalam hati. Dia mengangkat tubuh Zahira, mengendong sang istri ala bridal dan meletakkan tubuhnya di atas kasur. "Mau pahala suami istri, gak, Ra?" bisik Attar menempelkan bibirnya pada telinga Zahira yang dibatasi mukena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attar
Espiritual"Berhenti jadi anak berandalan, Attar! Mulai sekarang hindari jalanan, balap, sampai tawuran! Karena besok Papa dan Mama akan menjodohkan kamu dengan gadis yang kuat dengan agamanya." Deg! Dengan banyak paksaan. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Ma...