17. Kiw, Ahli Agama

6.5K 631 13
                                    

Hallo selamat datang di chapter ke:

17. Kiw, Ahli Agama

Beri vote, sebagai bentuk apresiasi.

Hindari silent reader, ya.

Karena itu hanya memperlambat proses update cerita.

Oke, terimakasih.

Selamat membaca!
____

Setelah mobil terparkir, Zahira mengadah tangan untuk menyalim punggung tangan Attar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mobil terparkir, Zahira mengadah tangan untuk menyalim punggung tangan Attar.

“Wahai suamiku tercinta, aku izin keluar, ya? Jangan khawatir, aku bisa jaga diri. Muah,” seru Zahira yang dari kalimat terakhir berkata sambil memanyunkan bibir, berhasil membuat Attar terkekeh pelan.

“Bisa genit juga ternyata, hm?”

Selesai mencium punggung sang suami, Zahira mengangkat kedua bahu acuh. “Cuma sama suami doang, sih.”

“Siapa suaminya?”

“Yang jelas, dia adalah seorang lelaki berandalan yang masih mempunyai jiwa ahli agama.”

“Dih, kamu nikah sama orang lain juga, ya? Ciri-cirinya sama kayak aku, siapa dia?”

Reflek Zahira memukul pelan mulut sang suami. “Hush, gak peka banget sih jadi orang! Di kode begituan aja gak ngerti!”

Attar tersenyum manis. “Oh maksud kamu, aku, hm?”

“Pakai nanya!”

“Memang aku berjiwa ahli agama?”

“Sedikit, Habibi sayang.”

“Aku akan merubah kata sedikit itu menjadi tak terhingga.”

Selesai menurunkan kaki dari mobil. Zahira menjeda kegiatannya untuk menutup pintu, dia memandang lekat suaminya sejenak kemudian mengangkat sebelah alis.

“Serius, ya? Aku pegang ucapannya! Assalamu'alaikum, Mas!” ujarnya meninggalkan Attar yang masih dalam keadaan terkesiap.

Allahuakbar, berkejadar-kejedur hati Attar rasanya.

Gadis itu memasuki area sekolah dan berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Tapi saat perjalanan belum sampai, seorang lelaki menghadang jalan.

“Assalamu'alaikum?”

Mendengar suara itu adalah salam dari lelaki. Zahira menjawab salamnya dengan desisan yang pelan. Jika dibilang, mungkin suara itu hampir tak terdengar.

Gadis bercadar langit itu mendongak melihat siapa yang baru saja memberi salam. Dan bagai ada petir yang menyambar, kepalanya langsung menunduk ketika menyadari dia adalah teman suaminya.

Attar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang