Hallo selamat datang!
04. Sekolah
•••
Fyi, kalau ada kesalahan dalam tata cara penulisan DM aja, ya?
Kurang lebih, di sini hanya mempersilakan isi cerita.
Selamat membaca!
🤍🤍🤍
"Attar kamu serius mau nganterin aku?" teriak Zahira mengerutkan kening heran. Suaminya itu tampak fokus mengeluarkan mobil pemberian Agi hingga nyaris membuatnya bernada tinggi.
"Iya, kalau nggak disuruh mama juga ogah gue," sahutnya bernada tinggi.
Mendengar itu Zahira berdecak. "Kenapa nada ngomong kamu kayak gitu? Nggak sudi? Mau aku cepuin ke mama Zahra, kalau kamu terpaksa, heh?"
Ucapan itu berhasil membuat kegiatan Attar terhenti, pemuda itu menggeser tubuhnya kemudian membuka jendela mobil melihat sang istri. "Gue nggak peduli," seru Attar, "sekarang pilihannya dua. Lo nebeng gue, atau gue tinggal dan telat dihukum sekolah?"
"Ih, iya-iya!" balas Zahira memutar bola mata. "Kalau nggak siang juga aku nggak bakal sudi satu mobil sama kamu! Udah kemarin sekamar pakai ngigo nama Alea lagi. Untung aku bangunin buat tahajjud, coba aja kalau enggak. Bisa-bisa keterusan dan aku rekam terus kirim ke mama papa."
Zahira?!
Teruntuk gadis yang kuat dengan agamanya.
Mimpi apasih Attar kemarin? Bisa-bisanya ia dijodohkan dan terikat pernikahan dengan gadis di masa lalu yang sangat bawel tak menjeda ucapannya saat berbicara.
"Banyak omong."
"Emang."
Mobil itu berjalan keluar dari gerbang, sebelum itu sesekali Attar melirik istrinya. "Sabuk pengamannya pakai."
"Gak!" jawab Zahira dengan cepat. Gadis itu memalingkan wajah ke jendela menatap jalanan.
"Awh, Attar! Mikir dong kalau mau berhenti tiba-tiba!" Gadis itu terlonjak kaget saat dengan mendadak mobil berhenti. Keningnya nyaris hampir kejedot.
"Jangan modus!" Zahira menepis pelan wajah sang suami saat jaraknya terkikis sangat dekat.
"Dih, apaan, siapa yang modus. Gue mau pasang sabuk pengaman lo. Makanya jangan ngeyel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attar
Spiritual"Berhenti jadi anak berandalan, Attar! Mulai sekarang hindari jalanan, balap, sampai tawuran! Karena besok Papa dan Mama akan menjodohkan kamu dengan gadis yang kuat dengan agamanya." Deg! Dengan banyak paksaan. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Ma...