Haaaaiiii selamat pagi 🙏😊
Ada yang rindu Reno & Abell nggak ya? 😊
Sudah waktunya melanjutkan mbak kowad syantik dan mas dokter yang lagi LDR
Love Forza & Love for Alvino segera terbit Ebook-nya, nabung yuk 😊😘Happy reading semua
Jangan lupa vote & coment agar author makin cemungut update-nya 😘😘😘
.
.
."Kenapa sih lu? Galau amat, nggak biasanya seorang Reno galau." Kata Dimas, melempariku dengan kulit kacang, saat ini kami sedang nongkrong di cafe milik Dhika, menghabiskan malam minggu yang terasa kelabu, karena berpisah dengan gadisku yang berada nun jauh di sana.
Aku menghela nafas, "Abell pergi." Kataku.
"Apa? Pergi? Maksudnya gimana? Dia kabur lagi dari lu?" Tanya Dimas lagi.
Aku menggeleng, "Dia berangkat satgas ke Lebanon, sudah tiga hari belum juga ada kabar, ponselnya juga nggak aktif." Kataku.
Memang benar, sudah tiga hari Abell berangkat ke tanah Lebanon, tapi hingga detik ini ponselku belum juga memberi notif jika ada pesan darinya, aku di sini sudah harap - harap cemas menanti kabarnya, semoga saja dia dalam keadaan baik - baik saja.
"Mungkin masih penyesuaian di sana atau juga belum sampai ke tempat tujuan karena harus di tempuh dengan jalur darat, kita nggak tahu 'kan Ren, nggak usah mikir yang nggak - nggak, gue yakin kalau sudah ada waktu senggang pasti hubungi lu." Kata Dhika, aku hanya bisa mengangguk saja.
"Ya gue juga berharap seperti itu, gue khawatir saja Dhik, gue nggak mau kehilangan dia untuk ke dua kalinya." Jawabku jujur, aku memang sangat takut kehilangan Abell untuk ke dua kalinya, aku takut tak bisa menghabiskan sisa hidupku dengannya, gadis yang sangat aku cinta, gadis yang sudah aku tunggu kedatangannya, hingga aku rela menolak begitu banyak wanita demi dirinya, Abella Dwi Dharma, gadis yang sudah sukses menjungkir balikkan hidupku.
"Urusan Edo gimana?" Tanya Dimas, aku menatapnya.
Edo, pria itu, bahkan mendengar namanya saja membuat emosiku naik berkali - kali lipat, aku mengepal tanganku menahan emosi.
"Bagaimana pun caranya, gue harus bisa membuat pria itu pergi menjauh dari Abell dan papahnya, gue harus cari banyak bukti agar pria itu tak lagi mengelak, karena saat Abell pulang nanti gue akan melamarnya." Kataku, menatap Dimas dan Dhika yang saat ini juga menatapku.
"Kalian tahu Dhik, Mas? Dada gue benar - benar sesak saat lihat Abell seorang diri, sedangkan prajurit lainnya ramai - ramai di antar keluarga, Abell? Nggak usah beramai - ramai, papah atau pria yang katanya sudah menjadi tunangannya itu saja sudah cukup, tapi apa? Mereka nggak ada buat Abell, dia sendirian di tengah lautan manusia di bandara, Abell berdiri dengan gagah beraninya, tapi gue tahu dia sangat rapuh, dia sedih, air mata yang gue lihat dan gue usap sudah jelas betapa kesakitannya dia, punya keluarga tapi seakan hidup sebatang kara." Lanjutku menggebu.
"Lalu, apa yang mau lu lakuin? Ingat brother, lu punya kita berdua, jangan sungkan minta bantuan kita." Kata Dimas.
Aku menyugar rambutku beberapa kali, aku juga bingung harus memulai dari mana, aku ingin sebelum gadisku kembali ke tanah air, aku sudah menyelesaikan semuanya, aku akan mengumumkan jika dia milikku, milik Reno Surya Pranoto.
Aku menatap Dhika, "Dhik, bisa nggak gue minta bantuan Om Braga atau papah Ardan? Gue rasa beliau berdua bisa bantu gue, koneksi beliau lebih luas, jadi gue rasa beliau berdua punya potensi besar buat bantu usaha gue bebasin Abell dari pria itu." Kataku, entah kenapa tiba - tiba saja terlintas dalam pikiranku untuk meminta bantuan keluarga Dhika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abella My Beautiful Dokmil Kowad (E-book Tersedia Di Playstrore)
RomancePertemuan Reno, dokter sekaligus Dosen yang terkenal playboy, dengan Abella Kowad cantik yang suka menggoda Reno saat masih menjadi mahasiswi S1 Kedokteran, membuat hidup Reno berubah, hatinya yang sudah lama berkelana kini mantap berlabuh pada Abel...