Berpisah

1K 118 9
                                    

Selamat Pagi 😊
.
Appa Reno up
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment  juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

Hampir tiga bulan sudah sejak Abell bertemu dengan Eyang, hingga saat ini aku belum bertemu kembali dengan Abell. Aku sudah berusaha menghubungi ponselnya, tapi tidak aktif, aku juga sudah mendatangi tempat tugasnya, sama saja tak aku dapatkan dia di sana, aku sempat bertanya pada salah satu rekan dokter, beliau bilang Abell sedang sibuk di pusat, hanya itu yang aku tahu karena saat aku akan bertanya lebih detail, dokter tersebut langsung bergegas pergi ada panggilan emergency.

Rasa rinduku pada Abell sungguh sudah tak tertahan lagi, gadis itu yang sudah membuat hati dan duniaku jungkir balik, gadis itu yang sudah membuatku tak lagi memiliki rasa pada wanita manapun, dia sudah mengunci hatiku dan membawa pergi kuncinya entah kemana.

Saat ini aku sedang duduk di pantai, tempat di mana terakhir kali aku menemukan Abell tengah menangis seorang diri di sini. Aku tersenyum getir, mengingat begitu banyak persamaan antara aku dan Abell dalam menghilangkan rasa sepi dan bosan yang tiba - tiba menghampiri.

Aku masih memikirkan semua perkataan Dhika, aku masih mempertimbangkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya setelah mendengar semua penjelasan dari Dhika, andai saja aku bisa bertemu Abell dan berbicara berdua dengannya, menanyakan apa yang sudah mengganjal dalam hatiku padanya, pasti tak akan ada lagi keraguan dalam diriku.

Abell, di mana kamu? Apa kamu akan kembali meninggalkanku, di saat cintaku untukmu sedang mekar - mekarnya, apa kamu akan meninggalkanku setelah membuatku jatuh cinta untuk kesekian kalinya, bahkan kali ini dengan begitu dalamnya.

Menatap hamparan air laut yang tak terlihat ujungnya, sama halnya dengan rasa cintaku untuk Abell yang tak pernah ada ujungnya karena setiap detiknya terus bertambah dan bertambah hingga tak lagi bisa di ukur seberapa panjang dan besarnya rasa yang aku miliki ini.

Seperti juga dengan akhir dari kisah aku dan Abell yang hingga detik ini masih juga belum terlihat akhirnya, apa kami bisa bersatu atau kami akan terpisah, meski aku selalu berdoa agar bisa di satukan dengan Abell, meski aku sudah menunggunya bertahun - tahun, jika takdir Allah berkata lain akupun tak bisa memaksa, tapi setidaknya ada kepastian jika kami tak bisa bersatu.

"Dokter Reno." Aku menoleh ke belakang, saat ada seseorang yang memanggil namaku.

"Ya." Jawabku, menatap wanita dengan rambut pendek dan berbalut seragam loreng, sayangnya bukan Abell.

Wanita itu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan saya Atikah, sahabat Abella."

Mendengar nama gadisku di sebut membuatku mau tak mau menatapnya dengan menyelidik, dia mengenalku meski aku tak mengenalnya, apa Abell sering menceritakan aku padanya? Entah kenapa, hatiku rasanya menghangat hanya karena pemikiran sendiri seperti ini, pemikiran bisa benar bisa juga salah.

Aku berdiri dan menyambut tangannya, "Reno, senang bertemu dengan anda." Jawabku tersenyum.

Wanita bernama Atikah juga membalas senyumku. Saat tangan kami sudah terlepas, aku memperhatikannya yang sibuk mencari sesuatu dalam tas gendongnya, tak lama sebuah amplop putih dia berikan padaku.

"Saya mau mengantarkan ini, titipan dari Abell." Aku kembali di buat terkejut, kenapa Abell menitipkan surat pada sahabatnya? Kenapa dia tak menemuiku? Kenapa dia tak mengaktifkan ponselnya dan susah payah menulis surat? Begitu banyak tanya dalam diriku mengenai perubahan Abell.

Abella My Beautiful Dokmil Kowad (E-book Tersedia Di Playstrore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang