Undangan

503 80 5
                                    

Selamat Pagi 😊
.
Selamat menjalankan ibadah puasa, bagi yang menjalankan 😊
.
Maaf ya baru sempat up lagi, kerjaan di dunia nyata + kesehatan sempat drop kembali, jadi benar - benar istirahat total
.
Pagi ini up, nanti malam insya Allah up lagi ya 😊
.
Up dr. Reno
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment  juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

Tak terasa tiga bulan sudah aku mencari keberadaan Abella, tapi hingga detik ini belum juga tahu keberadaanya. Bukan hanya aku, tapi kedua sahabatku juga turut membantu mencari keberadaannya.

Sungguh, perpisahan kali ini benar - benar membuatku tersiksa, jika dulu masih bisa melihat gadisku melalui sosial medianya, meski tak bisa bertegur sapa, tapi sudah cukup menjadi penawar rindu, sayangnya kali ini aku sama sekali tidak bisa melihatnya, entah saat ini masih hidup atau hanya tinggal nama saja, karena semua akses mengenainya benar - benar buntu, Dhika sudah meloby seluruh relasi dan juga Om-nya yang kemungkinan besar bisa membantu, sayangnya semua sama saja, Abella belum bisa diketahui keberadaan dan juga keadaannya saat ini.

Aku tak ingin menyerah, tapi keadaan terus saja memaksaku untuk menyerah, bahkan menurut Dimas, mencari keberadaan Abella saat ini layaknya mencari jarum yang jatuh di tumpukan jerami, sulit dan terlalu mustahil untuk di temukan, tapi aku tidak berputus asa, tiada hentinya aku selalu berdoa, agar bisa di pertemukan lagi dengannya, karena hatiku mengatakan jika gadisku pasti akan kembali, hatiku masih bisa merasakannya.

Harusnya bulan ini, Abella sudah kembali ke tanah air, karena misinya di tanah Lebanon telah usai, banyak yang sudah aku persiapkan untuk menyambutnya saat pulang nanti, termasuk membebaskannya dari pria bernama Edo, pria yang sudah dipilihkan Pak Dharma untuk putri tunggalnya itu.

Banyak rencana indah yang sudah aku susun bersama Forza dan Nadia, kedua sahabat Abella yang selalu memberikan ide cemerlang untuk menyambut kedatangan Abella, sayangnya semua itu harus musnah karena hingga detik ini aku belum juga tahu keadaan Abella.

Saat ini Dhika dan Dimas sedang berada di rumahku, mungkin mereka merasa kasihan atau iba pada sahabatnya ini yang memiliki kemalangan dalam urusan cinta, sehingga mereka selalu menyempatkan waktu untuk datang ke rumahku.

"Mau sampai kapan lu kaya gini Ren? Lu nggak sayang sama keluarga lu?" Kata Dhika, mengawali pembicaraan setelah kami cukup lama saling diam.

Aku hanya melirik Dhika, sama seperti biasanya, aku hanya diam saja, tak ada semangat ataupun gairah menjawab apa yang mereka tanyakan.

"Ini semua berkas yang lu butuhkan, semua informasi mengenai Edo ada di situ." Kata Dimas menyerahkan map berisi berkas padaku yang sejak tadi berada di tangannya dan aku menerimanya.

Aku hanya menatap map sekilas dan meletakkannya diatas meja, tak ada semangat untuk membuka, "Semua ini percuma Mas, Abell nggak ada, jadi buat apa?" Kataku, menatap Dimas dan Dhika yang duduk di depanku, membuat mereka berdua saling tatap.

"Gue butuh ini semua untuk Abell, tapi sekarang? Buat apa?" Lanjutku, memang benar, buat apa semua berkas itu, karena Abell tidak ada, aku butuh itu semua hanya untuk Abell.

"Ren, lu ..."

"Maaf permisi." Perkataan Dhika terpotong saat ada yang menyela, aku menatap ke sumber suara, di sana berdiri asisten rumah tanggaku, aku mengangguk memberi isyarat, mempersilahkan ART-ku untuk bicara.

Abella My Beautiful Dokmil Kowad (E-book Tersedia Di Playstrore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang