Kabar buruk

563 84 3
                                    

Selamat pagi menjelang siang 😊
.
Up dokter tampan Reno yang sudah mulai bucin
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment  juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

Reno Surya Pranoto Pov

"Kenapa sih lu? Sakit?" Tanya Dhika sahabatku.

Saat ini aku sedang berada di ruang kerjanya, hanya Dhika yang selalu ada di ruangannya, Dimas kadang ada operasi atau tugas di poli, ruangan Dhika juga yang paling besar dan nyaman untuk berkumpul, secara dia 'kan pemilik RS Abdi ini.

Aku menggeleng, "Terus kenapa, dari tadi diam terus, ada masalah?" Lanjutnya lagi.

Aku kembali menggeleng, "Gue juga bingung, perasaan gue nggak enak banget, gue kepikiran Abell terus." Kataku jujur, memang benar jika aku terus memikirkan Abell, sejak dia membalas pesanku, memberitahu jika dia akan pergi ke pelabuhan Beirut, entah kenapa perasaanku benar - benar tak enak, aku sudah berulangkali melihat ponselku, berharap akan ada notif balasan darinya, tapi hingga sekarang belum juga dapat balasan.

Biasanya jika Abell tak membalas pesanku, seperti kemarin misalnya, dua hari Abell tak membalas, aku biasa saja, meski rindu dan menanti balasannya tetap ada, tapi sekarang, entah kenapa rasanya berbeda, di tambah denyutan nyeri di dadaku seakan memberi pertanda, aku berharap ini hanya perasaanku saja, Abell baik - baik saja di sana, tidak ada sesuatu yang terjadi dengannya di sana, ya itu harapanku.

"Wajarlah, LDR kepikiran mah, jangankan kak Reno sama Abell yang beda negara, aku sama kak Dhika yang masih satu negara dan satu kota saja kalau berjam - jam nggak ketemu, rasanya amat sangat rindu." Kata Forza, tersenyum jahil padaku, membuatku berdecak karena aku tahu jika dia tengah menggodaku.

"Kalau kalian over, tahu nggak. Satu rumah, satu tempat kerja juga maunya duaan mulu mirip sandal." Kataku kesal yang langsung mendapat lemparan bantal sofa dari Forza, sambil tertawa ngakak khas Ny. Dhika Abhimanyu yang terlihat sangat menyebalkan.

"Iri bilang bos, nggak perlu ngebatin gitu." Kata Forza lagi, duh siapa yang nggak iri coba, tiap lihat dua manusia di depanku ini selalu mesra, bahkan dengan sialnya aku sering memergoki mereka berdua sedang asik memadu kasih, usiaku bukan abegeh lagi, wajar jika aku iri pada mereka berdua, Forza benar - benar sudah membuat pria dingin seperti Gavin & Dhika menjadi pria yang absurd dan bucin akut, padahal Forza type wanita yang juga cuek dan sulit di dekati, tapi entah kenapa dua sahabatku justru tergila - gila padanya.

"Eh kak, mungkin nggak sih, Abell di sana punya gebetan lagi? Atau kalau nggak ada yang naksir gitu sama dia, mungkin nggak? Kalau kata aku sih mungkin - mungkin saja." Lanjut Forza sambil tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya, membuatku kembali berdecak, apa - apaan Forza ini, suka sekali menggodaku.

"Mom, jangan goda Reno, nanti dia berpikir jelek sama Abell, ingat mom, kalau Reno sedang dalam tahap bucin, jangan kotori pikirannya dengan begituan." Kata Dhika, sambil menarik ujung hidung Forza dengan sangat mesranya, membuatku benar - benar iri melihat mereka berdua.

Apa Dhika bilang? Aku dalam tahap bucin? Benarkah? Aku bucin dengan gadis yang selama bertahun - tahun menghilang, membawa seluruh hatiku, menghukum diriku karena ketidakpekaanku dalam mengerti perasaannya, aku sedang dalam tahap menjadi the next bucin, seperti sahabatku? Rasanya geli sendiri, membayangkan seorang Reno Surya Pranoto yang terkenal playboy bucin terhadap mahasiswinya, kenapa jatuh cinta seperti ini rasanya, oh ya ampun Abella, sepertinya kau bukan hanya membuatku bucin, tapi juga gila secara bersamaan.

Abella My Beautiful Dokmil Kowad (E-book Tersedia Di Playstrore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang