Good morning my beautiful kowad

644 98 4
                                    

Selamat malam 😊
.
Abella up
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment  juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

"Abella Dwi Dharma!"

Panggilan itu, suara itu yang sudah sangat aku hafal, suara yang tak aku duga bisa berada di sini, suara yang tidak ingin aku dengar, setidaknya untuk saat ini, saat aku sedang bersama pria yang aku cinta.

Aku menoleh ke samping kiriku, di sana berdiri dua pria beda generasi, namun memiliki satu misi yang sama, menindasku, menghancurkan kebahagiaanku. Siapa lagi jika bukan papah dan juga calon menantu kesayangannya, Edo. Dua orang yang tak aku sangka bisa berada di sini.

Papah dan Edo berjalan mendekatiku yang saat ini hanya bisa diam, aku tak mungkin membuat keributan di sini. Diam jalan terbaik, dari pada harus mengeluarkan amarahku ini.

"Sedang apa kamu di sini? Siapa pria ini?" Tanya papah sinis sambil menatap aku dan pak Reno bergantian.

"Pa ... "

"Perkenalkan, saya Reno Surya Pranoto." Kata pak Reno tiba - tiba sambil menyodorkan tangannya, memperkenalkan diri pada papah, namun papah hanya diam saja tak menyambut tangan pak Reno.

"Surya Pranoto?" Cicit papah dan pak Reno mengangguk.

Kenapa dengan papah? Kenapa wajahnya langsung berubah tegang, saat pak Reno menyebut nama lengkapnya, apa papah kenal dengan keluarga Surya Pranoto?

"Betul sekali pak Dharma, dia Reno Surya Pranoto, putra dari pak Surya Pranoto, pemilik PT Surya Manufacturing, dia juga seorang dokter di RS ABDI International Hospital, tentu pak Dharma tahu 'kan?" Pak Dhika, tiba - tiba saja bersuara dan berjalan mendekati kami.

Dari ekspresi wajah pak Dhika, sepertinya beliau tahu sesuatu tentang papah dan juga keluarga Surya Pranoto, seringai sinis yang pak Dhika keluarkan sangat jelas dan wajah papah yang terlihat semakin tegang juga makin memperjelas, jika ada sesuatu yang tidak aku ketahui.

Aku cukup tahu pak Dhika, beliau bukanlah type orang yang suka ikut campur urusan orang lain, jika tidak terpaksa demi menjaga dan melindungi yang ia sayang. Pak Reno sahabat pak Dhika dari dulu, tentu saja pak Reno salah satu orang, yang masuk ke dalam daftar orang yang di sayang pak Dhika.

"Apa kabar tuan Edo, senang bisa kembali bertemu dengan Anda, terakhir kita bertemu saat pertunangan Anda dengan Nona Abella Dwi Dharma." Kata pak Dhika lagi membuatku terkejut, pak Dhika datang ke acara tunanganku? Kenapa aku tidak melihatnya?

"Tunangan?" Ternyata bukan hanya mengejutkan aku saja tapi juga pak Reno, Forza, Nadya dan pak Dimas, mereka sampai bersamaan menyebut kembali, kata tunangan yang di ucapkan pak Dhika.

Pak Dhika mengangguk, "Benar sekali, Tuan Edo ini tunangan dari Nona Abella, bukan begitu Tuan Edo?"

Edo tersenyum dan mengangguk, tangan kanannya melingkar di pinggangku, menarik tubuhku untuk lebih dekat lagi dengannya.

"Benar sekali, gadis cantik ini tunangan saya, milik saya." Jawab Edo, seakan penuh kemenangan dan ingin menunjukkannya pada pak Reno, aku menatap pak Reno yang saat ini wajahnya tampak muram, aku benar - benar tak tega melihatnya, sudut hatiku seperti ada yang mencubit, sakit dan menyesakkan dada saat melihat orang yang kita cinta sedih.

Aku menyingkirkan tangan Edo, "Maaf, saya harus pergi." Kataku sambil berjalan, keluar dari restoran, aku tak ingin memperpanjang semuanya, sudah cukup untuk hari ini.

Abella My Beautiful Dokmil Kowad (E-book Tersedia Di Playstrore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang