02. XI MIPA 3

2.9K 343 24
                                    

Pagi ini Hazel dan Sastra berangkat bersama. Dengan membawa kendaraan masing-masing tentunya. Tapi bedanya adalah kali ini Sastra tidak membawa mobil hitam kesayangannya. Melainkan membawa salah satu motor sport milik Hazel.

Jangan kalian kira bahwa Sastra ini tidak bisa membawa motor besar seperti itu. Sastra justru sangat mahir dalam melakukannya. Ya, walaupun tidak sejago Hazel, tapi Sastra cukup menguasai tekniknya.

"Gila, Zel! Seru banget anjir ternyata. Rasanya masih sama kayak pertama kali kita berdua kebut-kebutan dijalanan." Sastra berujar penuh kegirangan, "Berapa lama ya kira-kira gue gak naik motor gede kayak gini?" ucap Sastra bertanya-tanya.

Hazel melepaskan helm nya perlahan hingga memamerkan rambut hitam panjang terurainya. Dan tentu saja hal itu langsung membuat para laki-laki diparkiran sana menjerit histeris.

Hazeline benar-benar terlihat sangat cantik dan juga sexy bila sedang membawa dan menaiki si Blacky, motor hitam kesayangannya.

"Zel, motor ini buat gue ya?" Sastra memohon dengan wajah memelas, "Ambil aja. Digarasi rumah gue juga masih ada lima yang sama sekali belum kepake."

"Yes! Thank you Zeze! Eh, tapi gue nitip di Apart lo dulu ya. You know lah Papi sama Mami gue gimana. Bisa-bisa langsung dibakar habis ini motor kalau sampai ketauan sama Papi," kata Sastra dengan wajah sedikit tertekuk.

Memang kedua orang tua Sastra tidak pernah mengijinkan Sastra untuk menaiki kendaraan bermotor ke Sekolah. Alasannya agar Sastra lebih aman dan juga mengantisipasi terjadinya penyerangan mendadak oleh musuh bila gadis itu pergi sendirian tanpa dikawal oleh para Bodyguard keluarga Skyler.

Bahkan, hari ini jika bukan karena Hazel yang memohon kepada Papi nya, Gerald. Sastra mana diijinkan untuk menaiki Motor Merah milik Hazel tersebut.

"Yaudah, yuk masuk! Risih juga lama-lama diliatin sama cowok-cowok buaya darat kurang asupan kayak mereka." Sastra berujar dengan sedikit meninggikan nada suaranya.

Sastra tau, banyak sekali laki-laki yang menatap dirinya dan juga Hazel dengan tatapan memuja dan terpesona. Dan Sastra sangat tidak menyukai itu.

Brum...

Brumm...

Brummm..

Sastra dan Hazel sontak menoleh kearah gerbang. Tepat dimana terdapat sekumpulan laki-laki berkuda hitam dengan jacket berlambangkan 'DANGERIOZ' di punggung juga dada sebelah kiri mereka.

"ANJING JELITA! ITU DIA SERIUSAN DIBONCENG SAMA ALTAREL? OH MY GOSH! KOK BISA?" Teriakan terkejut berikut berasal dari Sastra yang sekarang tengah melongo dengan mulut terbuka cukup lebar. Dia shock melihat apa yang tengah terjadi dihadapannya.

"Mingkem anjir! Mau sampai kapan lo mangap kayak gitu?" tegur Aksara yang entah sejak kapan sudah berada didepannya.

Tak lupa juga Jelita dan keenam inti DAZ yang entah sudah sejak kapan mereka berdiri berjejer rapi dihadapannya dan juga Hazel dengan tatapan juga ekspresi yang berbeda-beda.

"Ih, jangan pegang-pegang! Tangan lo bau bawang!" ketus Sastra, "Bau bawang matamu! Wangi gini dibilang bau bawang!" ketus Aksara tak terima.

Seakan tak peduli, Sastra justru lebih memilih menghampiri Jelita dengan wajah meminta penjelasannya.

"JELITA KOK LO BISA BARENG SAMA SI KUTUB SIH!!! KESAMBET SETAN DIMANA LO SAT!!" Hazel langsung membekap mulut Sastra cepat.

"Astaghfirullah! Sastra kalau teriak kayak toa masjid ya. Bener-bener. Sampek pengang nih kuping gue dengernya." Boim berkata sambil mengusap telinganya. Sedangkan, Sastra hanya mendelik tak suka menatap laki-laki itu.

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang