31. Back to School

1.1K 144 7
                                    

"HAH! SERIUSAN AKSARA BILANG GITU?! ANJING SASTRA! YANG BENER AJA!"

Jelita tidak dapat menahan keterkejutannya. Bagaimana bisa hal sebesar ini Sastra sembunyikan dari mereka bertiga.

"Ih, Jeje! Kaget sih kaget! Tapi jangan dikuping Bulan juga dong teriaknya!" kesal Bulan.

"Iya-iya sorry! Ya habisnya gue kesel, bisa-bisanya sahabat lo satu ini sembunyiin hal se-penting dan se-spektakuler itu dari kita, sahabatnya," sahut Jelita memandang Sastra dengan sinis, "Terus respon lo gimana, El? Lo gak maki-maki dia 'kan?"

Menghela nafasnya panjang, "Menurut lo?! Kalian pikir gue masih bisa bersikap biasa aja setelah tau semuanya? No! Of course gue kecewalah jelas. Bisa-bisanya dia suka sama gue dan ngerusak persahabatan kita. Gila sih! Sampai sekarang gue masih gak percaya kalau Aksara bisa suka sama gue," sentak Sastra dengan gamblang.

Serentak Jelita, Hazel dan Bulan memijat pelipisnya masing-masing. Masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran seorang Elsastra.

"Sastra anjing!" celetuk Bulan dengan wajah polos tak berdosanya.

"HEH! NGOMONG APA LO BARUSAN?!"

"ASTAGA BULAN! KASIH TAU GUE SIAPA YANG NGAJARIN LO NGOMONG BEGITU?!"

Sastra dan Jelita berteriak tak percaya. Sementara Hazel hanya menatap Bulan dalam-dalam. Mereka jelas terkejut. Siapa yang mengajari Bulan untuk berkata kasar seperti itu? Seorang Bulan yang polos dan baik hati, sudah mulai berani berkata kasar. Tidak bisa dibiarkan! Mereka harus menjauhkan Bulan dari orang-orang toxic diluaran sana.

"Loh, kenapa? Ada yang salah, ya? Kan anjing itu hewan. Kalian juga sering lho ngomong 'anjing' masa kalian boleh, Bulan gak? Gak adil banget!"

Yang sialnya orang-orang toxic itu adalah mereka sendiri....

"Y-ya, pokoknya ter-khusus buat lo gak boleh! Lo masih bayi, suci bersih dan masih terjaga dengan baik. Jangan aneh-aneh dulu deh, ya!" bantah Jelita serius dengan ucapannya.

Memanyunkan bibir, Bulan kesal mendengarnya, "Bulan bukan bayi tau! Kalau Bulan masih bayi gak mungkin dong Antariksa mau pacaran sama Bulan dan ciuman sama Bulan kemarin." Astaga, Lan. Kamu ini memang polos atau terlalu jujur sih sebenarnya?

BRAKKK

"Fuck!" Hazel berdiri sembari menggebrak mejanya dengan kasar, "Bisa-bisanya lo pacaran sama si Onta gak ngasih tau kita dulu? Bahkan lo mau aja dicium sama dia? Udah gila lo!"

Hazel benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi ketika tau Bulan dan Antariksa berciuman. Hazel tau kalau mereka memang sudah bertunangan, tetapi kan Bulan masih terlalu dini untuk itu semua. Gadis itu masih belum mengerti mengenai dunia diluaran sana.

Memang diantara Jelita dan Sastra, Hazel lah yang paling protective kepada Bulan karena bisa dikatakan mereka berdua kenal dan dekat jauh lebih dahulu daripada Jelita dan Sastra, sebab hubungan bisnis kedua orang tua masing-masing yang sudah terjalin sejak lama.

"Emang kenapa? Gak boleh, ya kalau Bulan ciuman sama Antariksa? Padahal seru loh, kalian cobain deh," balas Bulan bersemangat.

"Salah lah anjing!" ketus Jelita geram.

"Sarap ini anak! Dikasih apa lo sama Antariksa sampai lo mau diajak ciuman?" tanya Sastra penasaran.

"Enggak dikasih apa-apa. Bulan tiba-tiba aja gitu dicium sama Anta terus bibir Bulan dilumat terus-----"

Hazel dengan tangannya menutup mulut Bulan, "Udah-udah. Gak usah dilanjutin. Jijik gue dengernya!"

"Enak tau, Ze. Bibir Anta manis kayak permen. Bulan suka." Pikiran Bulan kembali melayang pada malam dimana Antariksa menciumnya.

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang