21. Dia dan Tugasnya

2.7K 282 21
                                    

Hazel duduk termenung di salah satu bangku taman sendirian. Dengan pikiran yang berkelana entah kemana, mencoba mencari apa kebenaran sebenarnya dari kisah masa lalunya.

Tentang Raja, Queen dan semuanya.

Masalah tentang sang Kakak dan juga tentang Bunda saja belum selesai. Sudah muncul masalah baru. Apa yang telah terjadi hingga membuat mereka, Kakak dan Bunda memilih pergi? Entahlah, Hazel merasa jika dia adalah orang yang paling bodoh didalam cerita ini.

"ARGHHHH BANGSAT!" teriaknya frustasi. Demi tuhan kata-kata Arkana tadi siang benar-benar membuatnya semakin pusing.

Laki-laki itu datang dengan banyak teka-teki dan ribuan pertanyaan baru. Ada apa sebenarnya? Siapa Arkana? Dan siapa sebenarnya Queen? Sampai sekarang ini Hazel masih tidak mengetahui siapakah sosok Queen yang sebenarnya. Arkana hanya bercerita tapi tidak mengatakan siapa sosok gadis kecil dimasa lalunya itu.

"Sial! Sial! Sial! Kenapa hidup gue makin ruwet aja anjing!"

"Arkana bajingan! Bisa-bisanya lo datang disaat hidup gue udah ancur! Harusnya lo gak usah muncul didalam kehidupan gue brengsek! Kalau pada akhirnya lo juga bakal nambah masalah kedalam hidup gue dengan segala teka-teki lo. Seharusnya lo gak usah balik, biar gue gak perlu nyari tau lebih dalam tentang lo. Tentang Queen. Dan tentang gue sendiri," teriak Hazel dengan nafas tersengal-sengal. Beruntung taman malam hari ini sangat sepi. Tidak ada orang sama sekali ditempat itu. Jadi Hazel dapat bebas berteriak sesukanya tanpa peduli jika orang-orang akan melihat dan memandangnya seperti orang gila nantinya. "Arkana gue benci lo bangsat! Kalau aja lo gak datang, mungkin sekarang hidup gue udah jauh lebih baik. Ya, walaupun gue gak bisa dapetin kebahagiaan dirumah. Paling enggak gue bisa nyaman disekolah. Tapi lo malah hancurin semuanya dengan hadirnya lo yang dengan lancangnya masuk kedalam hidup gue tanpa izin. Ini gue yang bodoh atau emang lo yang kepinteran sembunyiin semuanya."

"HAZEL GOBLOK! HAZEL TOLOL! SUMPAH KALI INI LO TOLOL BANGET ANJIR!" pekik gadis itu menumpahkan seluruh emosinya, "LO KENAPA JADI GOBLOK BEGINI SIALAN!"

Hazel tertunduk sambil mengacak rambutnya kasar. Gadis itu marah. Marah pada dirinya sendiri. Berusaha untuk acuh kepada keberadaan Arkana namun Hazel tak bisa. Seperti ada yang mengikat mereka berdua. Sehingga Hazel sulit untuk mengabaikan laki-laki yang dulu begitu Hazel benci kehadirannya.

"Zel..."

Hazel yang semula menunduk perlahan mulai mengangkat kepalanya. Boim. Kenapa Boim bisa berada disini? Dan lagi apakah cowok itu mendengar semuanya?

"Kak Boim? Lo---- Lo ngapain disini?!" Hazel bertanya dengan wajah terkejutnya.

Bukannya menjawab pertanyaan yang Hazel lontarkan, laki-laki itu malah menggapai tangannya dan menggenggamnya erat. Sembari mendudukkan dirinya disamping Hazel.

"Lo mau tau sesuatu tentang Arkana 'kan? Tentang siapa dia. Tentang apa tujuan nya datang kesini. Tentang Queen, tentang Raja dan juga tentang lo sendiri. Gue benar bukan?" Dengan ragu Hazel mengangguk membenarkan.

"Kak, lo----"

"Gue tau, Zel. Gue tau segalanya. Tentang siapa dia dan tentang segala beban yang udah dia hadapi dan pikul selama ini. Gue tau," ujar Boim dengan mimik wajah tak terbaca namun terlihat guratan kesedihan didalamnya, "Gue sama Arkana berteman udah lama. Kita sama-sama berada dalam lingkungan dan pertemanan yang sama. Bahkan, saat dia belum jadi apa-apa seperti sekarang gue udah kenal dia duluan, Zel. Gue, Arka, Altarel, Aksara, Regal, Jingga dan Biru. Kita berteman bahkan sebelum kita bertujuh masuk kedalam anggota Inti The Daz's. Arkana, cowok lo itu terlalu jago dalam menyimpan rahasianya sendirian. Sejak pertama kali kita ketemu 4 tahun yang lalu, sampai sekarang Arkana gak pernah mau cerita soal masalah pribadinya. Kita selalu tau dari mata-mata atau anggota yang ditugaskan Regal buat pantau dan jagain dia dari jauh."

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang