Hari ini Bulan sudah masuk sekolah seperti biasanya. Selama 3 hari belakangan ini Bulan tidak masuk dan mengurung diri didalam rumah. Menutup diri dari jangkauan orang-orang terdekatnya untuk memberikan sedikit ketenagan bagi pikirannya.
Semenjak kejadian malam itu, Bulan memang izin untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu, lantaran dirinya masih benar-benar sangat shock dengan kejadian yang menimpanya hari itu.
Gadis itu hanya diam dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi, jika saja Antariksa tidak menolongnya tepat waktu saat itu.
Sastra, Jelita dan Hazel yang baru saja diberi tau soal apa yang telah menimpa Bulan, mereka bertiga tentu kaget sekaligus juga marah. Bahkan, Sastra berniat untuk mencari orang itu dan menjebloskannya kedalam penjara.
Tapi Bulan melarang tegas. Dengan alasan, gadis itu tidak mau memperpanjang masalah ini lagi. Dia sudah cukup bersyukur karena dirinya masih baik-baik saja hingga sekarang. Ya, walaupun Bulan memang sempat trauma sebelumnya. Tapi dia tidak mau menambah beban pikirannya dengan hal-hal seperti itu.
Dan untuk Antariksa. Setelah kejadian waktu itu, cowok itu langsung mengantarkan Bulan menuju ke Apartemen miliknya. Bulan tidak tau pasti, yang jelas seingatnya malam itu Bulan pingsan dan setelah Bulan membuka matanya ia sudah berada didalam kamar yang begitu asing dimatanya. Yap benar sekali, kamar itu milik Antariksa.
Tidak ada yang spesial dengan itu semua. Antariksa masih sama saja. Masih tetap dingin dan cuek seperti biasa kepada Bulan. Malahan laki-laki itu langsung menyuruh Bulan untuk pergi setelah gadis itu sadar dari pingsan nya. Tanpa basa-basi.
Benar-benar tidak punya hati!
"Eh, Bulan. Ngapain kesini? Pasti nyari si Anta ya?" tanya Bimo yang baru saja keluar dari Ruang OSIS.
Bulan mengangguk semangat, "Hehehe, iya. Anta nya ada didalam 'kan, Bim?"
Bimo menggaruk rambutnya yang tak gatal. Dirinya gugup, bingung harus berbicara apa pada Bulan. Apakah ia harus jujur? Tapi, nanti pasti Bulan akan sangat sedih bila mengetahui nya.
"A-anu itu, Lan..."
"Ah! Kelamaan ngomong sama Bimo. Minggir Bulan mau masuk," sentak Bulan sedikit menggeser tubuh milik Boim.
Bimo langsung memegang tangannya lembut, "Lan, jangan masuk dulu ya. Gue mohon banget sama lo."
Bulan merenyit bingung, "Kenapa? Udah selesai 'kan rapatnya? Bulan gak akan lama kok janji deh. Bulan cuma mau ngasih makanan ini aja buat Anta," tukas Bulan dengan wajah memelas, "Boleh ya Bimo. Janji deh abis ini Bulan langsung pergi."
"Aduh, Lan. Bukannya gua gak bolehin. Tapi masalahnya didalam tuh ada---_ Duh gimana ya ngomongnya."
"Ada siapa? Ada anak-anak OSIS yang lain ya? Yaudah sih gak apa-apa. Kan Bulan cuma sebentar," keukeuh Bulan.
"Bukan itu Bulannn..."
Bulan menatap kesal Bimo. Ada apa sebenarnya? Sesusah itu kah untuk bicara saja, "Ya, terus ada apa Bimooo! Kenapa emangnya? Kenapa coba Bulan gak dibolehin masuk?" seru Bulan gemas, "Capek deh Bulan ngomong sama Bimo."
"Didalem itu ada---_"
Ceklekkk
"Makasih ya, Anta udah mau ngajarin gue. Maaf juga udah ganggu waktunya hari ini."
Bulan terdiam ditempatnya. Kini dihadapannya sudah berdiri Antariksa dan juga seorang gadis yang sangat tidak asing lagi untuknya. Bulan tentu terkejut. Berbeda dengan Bimo yang rasanya ingin cepat-cepat pergi saja dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick Girls
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] {On Going} _The Begin --Blackpink ft Boys-- Kisah ini menceritakan tentang 4 gadis remaja. Jelita, Hazel, Bulan dan Sastra. 4 gadis yang dipaksa untuk harus terus bertahan didalam alur tuhan yang tak pernah sejalan. Je...