07. Tragedi Kantin

2.7K 314 20
                                    

"Gue."

Itu suara Altarel.

Suasana kantin mendadak hening tak ada suara. Pandangan mereka hanya terkunci pada segerombolan anak laki-laki didepan sana.

Ketujuh inti Dangerioz yang sekarang ini sudah berdiri didepan pintu kantin sambil menatap kearah meja Sastra dan kawan-kawan.

Aksara lantas berjalan menghampiri Sastra dengan tergesa-gesa diikuti para inti Dangerioz yang lain dibelakangnya.

"Lo nggak apa-apa, El?" panik Aksara yang sekarang sudah berdiri disamping Sastra, "Gue gak apa-apa! Cewek gila ini nih bikin gue kesel tau, Al. Dari tiga hari yang lalu, nyari masalah mulu sama Hazel. Gedeg gue ngeliat nya!" tukas Sastra ketus.

Aksara lalu langsung menatap Arkana sekilas dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Lo apain cewek gue?"

Nafas mereka semakin tercekat. Aura yang dikeluarkan oleh Arkana barusan seketika langsung membuat semua orang yang ada ditempat itu ketakutan setengah mati.

Saat ini Arkana benar-benar sangat menakutkan dimata mereka.

"Lo ngatain Jelita apa tadi?" Kali ini Altarel pun ikut bersuara. Yang tentunya semakin membuat suasana disekitar terasa lebih mencekam dari sebelumnya.

Padahal laki-laki berkulit putih itu hanya bertanya, tapi dengan begitu saja mampu membuat orang-orang yang ada dikantin menggigil ketakuan.

Mereka semua serentak menahan untuk tidak mengeluarkan suara masing-masing. Bahkan untuk bernafas saja sulit. Kedua pria yang paling ditakuti seantero Cakrawala, Arkana dan Altarel kini sedang menunjukkan sisi gelapnya.

Dua laki-laki yang mampu membuat mereka semua enggan untuk berbicara apalagi membela si gadis bernama Glora Revalina itu.

Sorot tajam dan mengintimidasi dari pertanyaan kedua laki-laki tampan itu mampu membuat Glora terdiam seribu bahasa. Takut? Tentu saja Glora takut. Tapi apa untungnya menyesal sekarang? Sudah terlambat untuk sebuah penyesalan. Apa yang ia tanam, itu juga yang akan ia tuai nantinya.

"Sekali lagi gue tanya, lo apain cewek gue Glora Revalina?" tanya Arkana terkesan tajam dan menusuk.

Sastra bersuara, "Ayo jawab dong, Dek! Tadi berani koar-koar ngatain sahabat gue murahan lah, gendut lah, jelek lah. Kok sekarang malah diem? Kenapa? Takut ya?" katanya dengan angkuh.

Byur

"ARKANA!" pekik Hazel saat melihat Arkana menyiramkan kuah soto Ayam milik Jelita tepat kearah Glora.

Glora merintih kesakitan menahan rasa panas yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Dirinya masih kaget betul atas tindakan yang dilakukan oleh Arkana untuk nya barusan.

"P-panas..." gumamnya lirih.

Hazel yang melihat Glora diperlakukan seperti itu lantas menatap Arkana sinis, "Nggak seharusnya lo kayak gitu Arkana! Kalau dia sampai kenapa-kenapa gimana! Itu air panas goblok!" seru Hazel marah.

Arkana tersenyum sinis, "Mana yang sakit?"

Hazel merenyit bingung.

"Arkana gue lagi ngomong ya sama lo! Gak usah ngalihin topik bisa! Dengerin gue, gak seharusnya lo nyiram dia kayak gitu! Mentang-mentang lo ini penguasa disekolah ini, jangan seenaknya aja! Kalau sampai dia kenapa-kenapa emang lo mau tanggung jawab hah?!" cetus Hazel membentak Arkana.

Melihat itu, Glora lantas menatap Hazel sendu. Terbuat dari apakah hati gadis seperti Hazel ini? Padahal Glora sudah mencaci maki, menghina dan bahkan merendahkan nya tadi. Tapi kenapa dia masih saja membelanya? Bahkan, berani mengatai-ngatai seorang Arkana yang notabenenya adalah orang yang paling ditakuti disekolah ini.

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang