"BEDEBAH! BAJINGAN SIALAN!"
Pukulan itu lagi-lagi mengudara menghantam wajah babak belur si korban. Hazel seolah tak peduli. Kali ini tak ada yang bisa menghentikannya lagi. Tidak ada yang berani mencegah dan melarangnya untuk memberi pelajaran kepada pria yang sekarang ini sudah lemas tak berdaya akibat ulahnya.
"Uhuk! S-segitu doang? A-ayo dong pukul lagi! P-pukul sampai lo puas Hazeline!"
Berdecak kasar. Emosi Hazel kembali tersulut untuk kedua kalinya. Kali ini amarah itu semakin menggelora untuk menghantam wajah itu sekali lagi. Lebih brutal dari sebelumnya
"Sialan! Maksud lo apa hah?! Lo kalau mau bunuh gue, jangan libatkan orang lain bangsat!" teriak Hazel seraya mengangkat tubuh lemah itu dengan kedua tangan yang mencengkram kerah sang pria kuat.
Laki-laki itu terkekeh meledek. Ia amat sangat tau siapa itu Hazeline yang sebenarnya, "Udah lama gue tunggu moment ini. Moment dimana seorang Hazeline Aditama marah. Fyuh! Akhirnya setelah sekian lama gue bisa membuat lo marah juga, ya Queenara."
"Shut up! Gue peringatkan sama lo, jangan pernah ganggu orang-orang yang ada disekitar gue lagi, ngerti lo!" sentak Hazel dengan rahang yang semakin mengeras, "Lo tentu gak lupa 'kan kalau gue juga orang yang licik bahkan bisa lebih mematikan daripada racun itu sendiri."
Seolah tak takut sama sekali orang itu malah tersenyum smirk, "Oh, really? I think it's different now. Setelah lo ketemu sama cowok itu. Siapa namanya? Ah, ya Arkana. Right? Leader dari geng legendaris Dangerioz itu."
"Jangan pernah lo berani sebut nama dia brengsek!"
Bruk
Hazel melempar tubuh itu kasar. Tak terima ketika orang itu menyebut dan membawa nama Arkana kedalam pertentangan mereka.
Perempuan itu tidak tau mengapa ia bisa semarah ini. Bahkan sampai membuat sang lawan babak belur. Sebelumnya Hazel tidak pernah tega, apalagi musuh yang tengah ia hadapi sekarang adalah orang yang begitu dekat dengannya dulu. Tapi ini? Hazel yakin ada sesuatu yang salah dengannya.
Jujur masalah diantara mereka memang tidak sesederhana itu. Namun sejauh perdebatan mereka selama ini Hazel tidak pernah marah sampai membabi buta layaknya hari ini. Gadis itu selalu mencoba untuk tetap tenang dan menghadapinya dengan kepala dingin.
Tapi kali ini?
Sungguh, ini bukan Hazel.
"Sekarang gue tau alasan kenapa lo gak pernah mau terima Nataka, Zel."
Hazel tertegun. Nataka? Kenapa jadi membawa laki-laki itu. Ingatannya kembali berputar dimana lelaki berkaca mata bulat bernama Nataka Gandala itu menyatakan perasaannya kepada Hazel 2 tahun lalu.
"Arkana sama sekali gak ada hubungannya sama Nataka!"
Orang itu lantas berdecih pelan, "Kalau gitu kenapa lo sampai semarah ini? Ayolah, Zel! Berhenti berpura-pura! Dari dulu lo gak pernah berubah. Lo memang pintar dari segi apapun, tapi kalau menyangkut soal perasaan lo tetap orang yang bodoh dimata gue! Bodoh banget!"
"Fuck!"
"----lo tentu gak lupa 'kan bahkan karena kebodohan lo juga, Nataka harus mati ditangan para manusia biadab itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick Girls
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] {On Going} _The Begin --Blackpink ft Boys-- Kisah ini menceritakan tentang 4 gadis remaja. Jelita, Hazel, Bulan dan Sastra. 4 gadis yang dipaksa untuk harus terus bertahan didalam alur tuhan yang tak pernah sejalan. Je...