20. Hukuman

2.4K 298 26
                                    

Kita kembali lagi kepada pasangan Antariksa dan Bulan. Selepas terjadinya perseteruan antara Pak Tohar dan Bulan di gerbang tadi, Antariksa langsung menyeret gadis berpipi chubby itu untuk diberinya hukuman akibat kesalahannya karena terlambat masuk kesekolah.

"Antariksa sakit ih! Pelan-pelan!" decak Bulan merasakan sakit di area pergelangan tangannya.

Tak menggubris ringisan gadis itu, Antariksa tetap menarik tangan Bulan dan semakin mempercepat langkahnya menuju tempat dimana Bulan akan menjalankan hukumannya.

"Arik, kita mau ngapain ke Perpus? Arik minta Bulan untuk belajar? Gak perlu Arik, Bulan 'kan udah pintar. Semalam juga Bulan udah belajar sampai jam 3 pagi, jadi udah kenyang," cerocos gadis itu dengan wajah sedikit lesu.

"Berisik! Gue ajak lo kesini bukan untuk belajar, tapi lo harus bersihin seluruh sudut di Perpustakaan ini sampai bersih sebagai hukuman karena lo udah terlambat masuk sekolah!" jelas Antariksa yang seketika membuat Bulan melongo.

Tapi ia juga tidak bisa membantah karena memang Bulan pantas mendapatkannya disebabkan keterlambatannya datang kesekolah.

"Tapi, Arik. Sebelum Bulan mulai kerja, tolong beliin Bulan Roti sama Air, ya. Bulan lapar tadi gak sempet sarapan karena buru-buru." Bulan meminta tolong dengan wajah memelas, memohon kepada Antariksa.

Sementara Antariksa, laki-laki itu hanya berdecih kesal, "Selesaikan tugas lo dulu, baru gue kasih makan!" Tegas dan terkesan ketus. Sesaat Bulan memanyunkan bibirnya cemberut, "Nyebelin banget sih!"

"Ntar kalau Bulan pingsan emang Arik mau tanggung jawab huh?!" kesal Bulan sembari bersedekap dada.

"Dasar manja," sinis Antariksa lalu meninggalkan Bulan keluar dari ruang Perpustakaan.

"ARIK ROTINYA YANG RASA NANAS YA! BULAN GAK SUKA COKLAT SOALNYA!"

Antariksa berdesis pelan. Bulan itu, selalu saja menyusahkannya. Tapi bodohnya, Antariksa selalu melakukan apa yang gadis itu minta dan tak pernah menolaknya. Ya, walaupun harus diiringi umpatan-umpatan pedas dulu dari laki-laki itu.

Beberapa menit kemudian Antariksa kembali dengan satu kardus sedang berisi berbagai macam roti dan air putih didalamnya. Bulan yang sedari tadi sudah sangat kelaparan, lalu tanpa basa-basi langsung membuka kardus tersebut dengan wajah terkejutnya

"Astaga! Banyak banget! 1, 2, 3,. 4--- Arik serius ngasih Bulan Roti sebanyak ini?!" tanya Bulan masih tak percaya.

"Bacot! Tinggal makan aja apa susahnya. Udah untung gue mau beliin!" Lagi-lagi Antariksa membuat Bulan naik pitam, "Ya, tapi ini banyak banget, Arik! Bulan mana kuat coba makan sebanyak ini! 2 Roti aja udah bikin Bulan kenyang banget."

"Ya, lo gak bilang sih butuh berapa. Lo cuma bilang gak mau yang rasa cokelat. Yaudah gue beliin satu kardus aja sekalian. Udah makan aja, kalau gak abis lo bawa pulang buat stock dirumah." Gila sih. Antariksa benar-benar membuat Bulan merasa tidak enak. Bulan yakin pasti Antariksa mengeluarkan banyak uang. Secara makanan di kantin SMA Cakrawala itu tidak ada yang murah. Sebungkus roti saja bisa sampai 5.000 rupiah. Bagaimana jika itu satu kardus?

"WOY! Jangan bengong mulu! Cepat dimakan! Habis itu jalanin hukuman lo dan bersihin Perpustakaan ini, gue tungguin disini sampai lo selesai," ujar Antariksa lalu mendudukkan dirinya disalah satu kursi yang ada di Perpustakaan tersebut, sembari mengamati Bulan yang tengah memakan rotinya dengan lahap.

15 menit kemudian Bulan sudah menuntaskan aktivitas makan dan minumnya. Dengan menghabiskan 2 bungkus roti gadis itu sudah merasa kenyang sekali sekarang. Setidaknya perutnya sudah tersisi meskipun bukan dengan nasi.

"Lo nyari apa?" tukas Antariksa bertanya sesaat ketika matanya tak sengaja menangkap Bulan yang tengah sibuk menggeledah isi tas nya. Seperti sedang mencari sesuatu.

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang