28. Pesta dan Si Cantik Bulan

1.6K 210 10
                                    

Antariksa berkali-kali menatap jam tangan yang ada dipergelangan tangannya dengan perasaan gugup dan gelisah. Cukup aneh mengingat fakta bahwa ia tak pernah segugup ini sebelumnya.

Sudah sejak 15 menit lalu laki-laki itu menunggu Bulan didepan rumahnya. Namun gadis berpipi tembam itu tak kunjung datang juga. Huft, mengapa perempuan selalu lama jika berdandan...

"Antariksa!"

Antariksa berbalik menoleh kebelakang. Disana sudah berdiri sosok Awan yang tengah berjalan santai menuju kearahnya.

"Kak? Lo ngapain disini?"

Awan merenyit bingung, "Lah ini 'kan Rumah gue! Seharusnya gue yang tanya sama lo. Ngapain lo disini?"

Kikuk. Antariksa benar-benar tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Cowok itu benar-benar merasa malu. Antariksa gengsi jika harus mengatakan yang sebenarnya bahwa ia tengah menunggu Bulan, adiknya.

"Duh, maaf, ya Anta. Bulan lama. Soalnya tadi tuh Bulan bingung milih gaun yang bagus yang mana. Bulan minta maaf, ya udah bikin Anta nunggu." Bertepatan itu pula Bulan datang menghampiri keduanya. Diiringi rasa bersalah yang tertera jelas diwajahnya, karena sudah membuat Antariksa menunggu lama.

Bulan, gadis itu terlihat begitu cantik dengan setelan dress berwarna hitam dan beberapa perhiasan yang tersemat rapi di tubuhnya. Tampak begitu serasi jika disandingkan dengan Antariksa yang juga memakai tuxedo berwarna hitam.

Tampan dan cantik....

"Cantik. Kamu cantik banget, Lan malam ini."

Dipuji demikian Bulan tersipu malu, "Makasih! Anta juga gantenggg banget malam ini." Laki-laki itu ikut tersenyum. Baginya baik dalam kondisi apapun Bulan tetap cantik dimatanya.

"EKHM! DISINI MASIH ADA GUE LHO GUYS! BUSET DAHH SERASA DUNIA MILIK BERDUA AJA YA!" pekik Awan terlihat kesal.

"Eh, Kak Awan. Sejak kapan Kakak disini?" tanya Bulan salah tingkah.

"Kamu nanya?!"

"Ish, Kak! Bulan serius tau!" sungut Bulan sembari memanyunkan bibirnya sebal.

Awan tertawa gemas, "Astaga! Gemes bangettt sih adik kakak satu ini!"

Bulan cemberut, "Kakak, sakit ih!"

Melihat wajah Bulan yang terlihat muram dan kesal, lantas tawa Awan dan Antariksa mengudara tak tertahan. Menurut mereka berdua, Bulan tampak lucu jika tengah kesal seperti sekarang.

"Iya maaf, ya. Kakak salah," ujar Awan memelas, "Yaudah gih sana berangkat. Nanti kamu gak kebagian kue, nangis lagi."

"KAKAKKKK!"

"Bercanda sayang..." Awan melenggang pergi dengan tertawa lepas meledek sang adik. Bulan, semoga kali ini tuhan tidak mengecewakan kamu lagi, ya....

***

Sastra berjalan dengan anggun memasuki gedung dimana pesta ulang tahun Nada diadakan. Ditemani Sajak yang menjadi pasangannya kali ini.

Semenjak Sastra menginjakkan kakinya ditempat ini, sudah banyak orang-orang yang datang. Sastra tebak pasti tidak hanya teman-teman satu sekolah mereka saja yang hadir. Pasti orang-orang penting seperti rekan kerja orang tuanya Nada pun ikut hadir dalam acara hari ini. Mengingat fakta bahwa orang tua Nada adalah salah satu orang berpengaruh di kota ini sama seperti orang tuanya, Sakura dan Gerald.

"Jangan gugup okay. Lo sempurna malam ini."

Sastra tersenyum manis. Sajak selalu tau apa yang ia rasakan sedari tadi, "Iya. Makasih, ya Vasa udah mau jadi partner gue malam ini."

Lovesick GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang