"Udah, Ar. Hazel nya jangan dilihatin terus. Bintitan mata lo nanti baru tau rasa!" celetuk Regal kepada Arkana yang sejak tadi memperhatikan Hazel dari kejauhan.
Arkana mendelik tak suka. Memang nya ada yang salah dengan itu? Hazel itu kan pacarnya dan bukan orang asing.
"Maklum lah, Gal. Si bos kan bucin tolol sekarang," tambah Jingga.
"Betul, betul, betul. Bucinnya si bos emang udah gak ketolong lagi sama Neng Hazel bala-bala," timpal Boim menambahi.
"Mulut lo, Im!" kesal Arkana sembari mengapit kepala Boim supaya membuat laki-laki itu jera.
"BOS AMPUN BOS!" teriak Boim memohon ampun. Namun, Arkana tidak mengindahkannya sama sekali.
Dan lagi dengan kurang ajarnya teman-temannya itu malah diam dan menertawakannya.
"Btw si kutu kupret Aksaiton kemana dah? Dari tadi gak keliatan batang hidungnya," tanya Jingga yang sadar bahwa Aksara tidak ada diantara mereka.
"Lah iya juga. Gue kira tadi dia bareng sama Sastra. Tapi tadi gue gak sengaja lihat, Sastra malah datang sama si anak baru," sahut Regal.
"Alah paling juga si Aksa lagi ngapelin gebetan barunya, si Nada." Boim ikut ambil bicara.
"Heh! Mansur! Gak liat lo dari tadi Nada cuma sendirian. Buta mata lo!" decak Jingga membenarkan.
"Busettttt kejam banget mulut ente, Jing! Atit tau hati Bobo," ujar Boim mendramatisir.
"Bobo? Siapa Bobo?" tanya Biru mewakili semuanya.
Memamerkan giginya, Boim lantas menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Aing lah! Siapa lagi. Imutkan nama baru aing."
"IDIHHHH NAJIS BANGET!" pekik Jingga.
"Gak cocok, Im sama tampang bringas lo. Boba, Bobo, Bubu. Apaan tuh? Alay!" desis Regal.
Boim, cowok itu langsung cemberut. Rasanya ia ingin sekali menjual teman-temannya itu kepasar lelang sekarang juga saking kesalnya. Lelah hayati diri ini menghadapi temen-temen biadab kayak mereka....
Srek...
"Kita boleh duduk disini?"
Keenam inti Dangerioz yang tadinya berisik, mendadak langsung terdiam. Fokus mereka kini beralih kepada sosok-sosok tidak asing yang sudah seenaknya duduk diantara mereka.
Dia Anya.
Masih ingatkah kalian siapa Anya? Ya, dia adalah gadis yang tak sengaja terpergok oleh Jelita dan teman-temannya saat gadis itu tengah bermesraan dengan Altarel beberapa minggu lalu.
Juga gadis yang hampir saja menghancurkan hubungan Jelita dengan Altarel karena masalah yang telah ia timbulkan.
"Mau bilang gak boleh juga situ udah duduk duluan 'kan?" nyinyir Boim. Entahlah, Boim amat sangat anti dengan Anya sejak dulu. Tidak tau juga karena apa.
"Hmm hawanya langsung berubah, ya disini? Dark banget kayak hidup lo, Im." sinis Jingga yang juga merasa terganggu dengan keberadaan Anya dan teman-temannya. Kalau boleh jujur cowok itu masih sakit hati karena penghianatan yang telah Anya lakukan kepadanya di masa lalu.
Tidak. Tidak. Bukan berarti Jingga menyukai Anya, ya! Laki-laki itu bahkan sama sekali tidak menyimpan rasa sedikitpun kepada Anya. Jingga hanya merasa bahwa harga dirinya telah dipermalukan oleh seorang gadis ular seperti Anya. Dan Jingga benci itu.
Jingga akui Anya memang cantik sangat cantik malah, tetapi itu semua tidak ada artinya jika kelakuannya sama seperti iblis.
Sementara Anya? Gadis itu seolah tak mengindahkan sindiran-sindiran dari Jingga dan Boim sama sekali. Dia malah semakin merapatkan kursinya ditengah-tengah Altarel dan Arkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovesick Girls
Fanfic[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] {On Going} _The Begin --Blackpink ft Boys-- Kisah ini menceritakan tentang 4 gadis remaja. Jelita, Hazel, Bulan dan Sastra. 4 gadis yang dipaksa untuk harus terus bertahan didalam alur tuhan yang tak pernah sejalan. Je...