HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!
Hari ini Arsya sudah dibolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Barang-barangnya sudah di rapikan oleh Lina kemarin malam. Jadi, hari ini tinggal menunggu supir menjemputnya karena Mahen ada meeting di kantor.
Cewek itu berjalan bergandengan tangan dengan Lina menuju parkiran. Supir pribadi nya sudah datang sejak lima menit yang lalu. Butuh waktu setengah jam bahkan lebih untuk sampai ke rumah, karena jalanan sedang macet. Biasanya macet disebabkan karena banyak orang yang akan pergi menuju tempat kerja, pasar, sekolah, liburan, dll.
Sesampainya di rumah, Arsya langsung tiduran di sofa depan televisi. Bosan, itulah yang sedang ia rasakan. Cewek itu merubah posisinya menjadi duduk dan mengambil bantal untuk ia letakkan di atas paha.
"Mah, aku pengen sekolah!!!" rengeknya kepada Lina yang sedang memasak di dapur.
Lina menoleh ke arah putrinya. "Besok lah sayangnya Mama. Masa iya mau berangkat sekarang, kan kamu baru pulang. Lagian sekarang udah jam 7 lebih, pasti sekolahmu sudah masuk." balas Lina.
Arsya mendengus. Ia menghampiri Lina dan duduk di kursi meja makan. Cewek itu menyangga kepala dengan kedua tangannya. "Mah" panggilnya.
Lina yang sedang mengupas bawang menoleh ke arah putrinya. "Kenapa?" tanya wanita itu.
Cewek yang ditanya menatap langit rumah. "Kira-kira, temen aku yang namanya Al, sekarang wujudnya kaya apa ya Mah?" tanya Arsya yang tiba-tiba teringat teman masa kecilnya dulu.
"Mana Mamah tau, orang terakhir ketemu aja waktu kamu perpisahan TK. Mama juga udah nggak pernah komunikasi sama Ibunya Al. Nomornya udah nggak aktif soalnya" balas Lina sembari mengaduk sayur sup ayam di depannya.
"Kira-kira, dia masih inget sama aku nggak ya?" tanya cewek itu sembari tersenyum kecil.
"Menurut Mamah si masih ya. Tapi gatau juga, kalo dia udah nemu temen yang baik melebihi kamu ya bisa jadi dia lupa sama kamu" balas Lina dengan santainya.
Senyum yang mulanya lebar, kini berubah menjadi senyum terpaksa karena ucapan dari Lina. Arsya menekuk mukanya. "Mamah ih!!!" kesal cewek itu.
"Kan Mamah bilang gak tau juga sayang" balas Lina tersenyum. Ia berniat untuk menggoda anaknya, malah membuatnya ngambek.
"Mau kemana kamu?" tanya Lina yang melihat putri cantiknya berdiri dan hendak melangkahkan kaki.
"Kamar." jawab Arsya.
"Jadi orang kok ngambekan" goda Lina.
"Sini makan dulu, minum obat, habis itu tidur. Jangan nonton drakor mulu! Istirahat biar bisa cepet sembuh. Katanya mau masuk sekolah" lanjut Lina.
Cewek itu kembali mendudukan bokong pada kursi untuk menghindari khutbah dari sang Ibunda. Jika Lina sudah berceramah, bisa sampai satu jam dua jam bahkan sehari semalam saja masih ceramah.
"Iya." jawab Arsya.
Setelah makanan matang, mereka berdua duduk di meja makan. Sifat manja putrinya seketika kumat. Sekarang Arsya meminta untuk disuapi makanan oleh Lina. Selama makan hanya hening dengan Arsya yang diam tidak mau membuka suara karena malas, dan Lina fokus menyuapi anaknya. Tapi sifat bawel Arsya tidak bisa dihilangkan. Jadi kalau hening paling hanya beberapa menit.
"Mwah, Vhwuano kwhaphan pwhlang?" tanya Arsya sembari mengunyah makanan.
"Kebiasaan deh. Kalau lagi makan, di telen dulu baru ngomong sayang. Lagian Mamah juga nggak tau. Kalo nggak main dulu ya paling bentar lagi pulang, kan kamu yang tau SMA kamu kalo pulang biasanya jam berapa." jawab Lina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]
Jugendliteratur[FOLLOW DULU LAH] Kisah dua remaja yang dipertemukan di atas jembatan. Salah satu di antaranya yang bernama Arsya mencoba bunuh diri karena di putuskan oleh pacarnya. Berkat pertolongan Allah melalui perantara Ethan, gadis itu bisa selamat. Pertemua...