HI! APA KABAR KALIAN?
HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!
¤▪☆▪¤
Arsya turun dari kendaraan yang tadi ia dan Vano naiki dari sekolah. Cewek itu mendapat kabar bahwa kedua orangtuanya pulang siang ini. Lina dan Mahen pulang dari luar negeri pagi tadi jam 4. Arsya bernafas lega akhirnya mereka pulang dengan selamat tanpa ada kurang atau lecet sedikitpun.
Cewek itu langsung menghampiri orang tuanya untuk menceritakan semuanya yang sudah terjadi selama mereka tidak dirumah. Menceritakan hal yang baik-baik saja tentunya. Hal mengenai teror? Ia tidak akan menceritakan sama sekali kepada kedua orangtuanya. Biarkan dia dan Vano beserta Ethan yang tahu masalah ini. Yang lain, jangan sampai ada yang mengetahui.
"Mamah!" teriak Arsya sembari berlari menuju Lina yang sedang duduk di sofa sebelah Mahen.
"Apa sayang? Pulang-pulang bukannya ngucap salam malah teriak." sahut Lina memperingati sang putri.
Mendapatkan nasihat dari sang ibunda, Arsya hanya mampu menyengir kuda. Ia melangkah keluar dan masuk kembali dengan mengucapkan salam terlebih dahulu. Kelakuannya itu membuat Lina dan Mahen menggelengkan kepala. Sifat Arsya yang seperti inilah yang membuat mereka berdua ingin cepat-cepat pulang ke Indonesia.
"Mah, Pah, kalian tau nggak?---"
"Ya Papa nggak tau, kan kamu belum cerita" potong Mahen membuat Arsya mendengus.
"Ya makannya Papah diem dulu." balas Arsya dengan menutup mulutnya sendiri menggunakan jari telunjuk.
Mahen tersenyum melihatnya. "Iya deh Papa ngalah, anak Papa ini mau cerita. Emang mau cerita apa sih? Heboh banget deh" ucap Mahen.
"Ya iya dong. Gini nih Mah, Pah. Kalian masih inget kan orang yang nolongin Arsya waktu Arsya mau bunuh diri?" tanya cewek itu memastikan, apakah kedua orang tuanya itu masih ingat atau tidak.
Mahen dan Lina kompak mengangguk mantap. Muka mereka sekarang sudah berubah menjadi serius untuk mendengarkan cerita dari putrinya.
"Kalian tau nggak? Ternyata dia itu anaknya Om Alex sama Tante Mega!" serunya.
Mahen dan Lina memelotot tak percaya dengan ucapan anaknya. Mana mungkin mereka datang kembali ke indonesia. Jika mereka datang kembali ke sini, pasti akan mengabari ataupun mengabari jika mereka kembali ke indonesia.
"Bohong pasti kamu. Mana mungkin mereka di sini, kan mereka di luar negri" balas Lina tak percaya dengan ucapan Arsya.
"Ih beneran Mah. Kemarin kan aku ke supermarket buat beli jajan. Eh pas mau pulang aku liat ibu-ibu yang mau dijambret sama preman---" lagi-lagi ucapan cewek itu harus terhenti karena ayahnya memotong pembicaraan.
"Jajan mulu!" omel Mahen memotong ucapan anaknya. Sedangkan yang dipotong ucapannya terus-menerus pun memberengut kesal.
"Lanjut sayang" ujar Mahen dengan senyuman manis agar putrinya tidak ngambek.
Cewek itu tersenyum tak kalah manis dari Ayahnya dan melanjutkan ucapannya yang terpotong. "Ya udah otomatis sebagai makhluk yang memiliki jiwa solidaritas, aku tolongin ibu itu. Aku lawan tuh dua preman sekaligus sampai akhirnya mereka tepar di jalanan. Walapun aku kena pukul juga sih sekali." lanjut Arsya terkikik geli dengan kalimat terkhirnya.
"Ha?! Kamu kena pukul? Mana? Sakit nggak?" tanya Mahen beruntun.
Pria itu memegangi kedua pipi anaknya. Selepas itu, ia bolak-balikan ke kanan dan ke kiri guna mengetahui apa ada yang luka atau tidak. Namun, Arsya dengan cepat megalihkan tangan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU LAH] Kisah dua remaja yang dipertemukan di atas jembatan. Salah satu di antaranya yang bernama Arsya mencoba bunuh diri karena di putuskan oleh pacarnya. Berkat pertolongan Allah melalui perantara Ethan, gadis itu bisa selamat. Pertemua...