HI! APA KABAR?
HAPPY READING! VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!
¤▪☆▪¤
Malam ini, cewek cantik bernama Arsya sedang duduk di balkon kamar. Bayang-bayang mantan pacarnya itu masih setia berada di dalam pikiran dan di dalam otak sampai saat ini. Ingin sekali menghilangkan perasaan dan pikiran itu, tetapi sangat sulit.
Suara dering dari handphone yang terletak di atas meja membuyarkan lamunan cewek itu. Dengan cepat ia mengambil ponsel dan melihat siapa yang menelponnya.
"Radit?" gumam Arsya membaca nama kontak yang berada di layar handphone.
Baru saja orang itu terlintas dalam otak, langsung di telpon dianya.
Ketika ia ingin mematikan telpon, tiba-tiba ada seseorang yang merampas handphonenya dan mengangkat telpon dari orang itu. Siapa lagi kalau bukan Vano.
"Kay?" panggil orang dari sebrang sana.
"MASIH BERANI YA, LO HUBUNGIN ARSYA! NGAPAIN LO NELPON ADEK GUE? BELUM PUAS LO BUAT DIA NANGIS? BELUM PUAS LO BUAT DIA SAKIT HATI?. MANA OTAK LO? MANA HATI NURANI LO? MANA YANG KATANYA MAU JAGA ADEK GUE?. OMONG KOSONG TAU NGGAK LO?! GAK PANTES LO HIDUP DI DUNIA INI KALO LO CUMA BISA BIKIN WANITA NANGIS! SATU KATA YANG PANTES BUAT COWOK KAYA LO ADALAH AN-JING!"
Tutt...
Vano memencet tombol warna merah. Nafasnya naik turun, tangannya terkepal erat, otot-ototnya terlihat jelas. Amarahnya benar-benar sudah memuncak. Ia tidak bisa menahan amarah jika sudah ada sangkut pautnya dengan mantan kekasih adiknya.
Arsya memeluk tubuh Vano "Kak, udah jangan emosi. Aku nggak papa kok. Kakak jangan gini dong, aku takut" cicitnya.
Vano mengelus puncak kepala adiknya sayang. "Maafin gue Sya"
Mereka berpelukan seperti teletubbies.
"Aduh ada apa ini, kok pelukan Mamah nggak di ajak si" ucap Lina yang baru saja memasuki kamar Arsya.
Mereka melepaskan pelukannya. "Eh Mamah" ucap mereka berdua bersamaan.
"Nah gitu akur kan enak dilihat. Jangan ribut terus pusing mamah ngadepin kalian yang tiap hari ribut terus udah kaya kucing sama tikus" ucap Lina.
Vano mengacak rambut Arsya "Akur kok mah akur" ucapnya.
Karena rambutnya diacak-acak oleh kakaknya tentu saja membuat Arsya kesal. "Vano! Jangan diberantakin dong rambutnya!" gerutu Arsya sedangkan Vano hanya cengengesan.
"Aduh, baru Mamah bilang akur udah berantem lagi. Bingung Mamah sama kalian berdua" ucap Lina pasrah.
"Abisnya kak Panu nakal Mah" ucap cewek itu.
"Panu-Panu! Emang gue penyakit apa?! Nama gue bagus padahal loh. Vano Yupi, Vano! V-A-N-O, VANO!" ucap laki-laki itu mengeja.
"Yupi-Yupi! Emang gue permen apa? Nama gue bagus padahal loh. Arsya kak, Arsya! A-R-S-Y-A! ARSYA!" ucap cewek itu mengikuti kakaknya.
"Terus aja terus kalo orang ngomong diikutin. Gapapa sumpah gapapa." sahut Vano.
"Biarin wlee!!!!" balas cewek itu sembari berlari menuju dalam kamar.
Vano mengejar adiknya dan meloncat ke atas ranjang milik cewek itu. Seperti biasa, ia menggelitiki Arsya sampai cewek itu bertekuk lutut padanya. Kelakuan mereka berdua tentu saja membuat Lina geleng-geleng kepala.
"Kak! Udah kak! Geli tau. Janji deh ga bakalan nakal lagi" ucap Arsya berusaha mengalihkan tangan Vano dan membujuk cowok itu supaya tidak terus-menerus menggelitikinya. Dia benar-benar geli dan perutnya terasa sakit karena tertawa.
"Sayangnya gue nggak luluh sama lo Yupi!!" sahut Vano dengan nada mengejek.
"PANUUUU!" teriak Arsya.
Teriakan Arsya membuat Vano memegangi telinga. Pasalnya Arsya berteriak tepat di telinga Vano. Otak liciknya langsung bekerja seketika. Kesempatan itu, ia gunakan untuk menggigit tangan Vano dan kabur kebelakang tubuh Mahen yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.
"SAKIT YUPI!!!!!!!!!!" teriak Vano memegangi tangannya yang memerah karena gigitan adik laknatnya.
"Kenapa si kalian ribut terus!" omel Mahen dengan muka garangnya.
"Kak Vano Pah" ucap Arsya masih memeluk tubuh Mahen dari belakang. Cewek itu akan sangat manja kepada Mahen, Lina dan Vano bila berada di rumah.
"Bukan Vano Pah, tapi si Arsya" ucap Vano tak mau kalah.
"Kalian berdua salah!" bentak Mahen.
"Papah gemesh deh" ucap Arsya sembari memandangi wajah Mahen yang garang. Muka garangnya itu tak membuat Arsya takut, namun membuat mood gadis itu baik dan bertambah. Wajah Mahen ketika sedang marah akan tambah ganteng dan imut.
"Gemesh apanya? Papah lagi marah loh" ucap Mahen heran kepada anaknya.
"Ayo Pah marah terus! Arsya seneng kok kalo Papah lagi marah-marah. Kalo bisa marahnya setiap hari Pah!!!" ujar Arsya dengan senyum mengembang.
"Si Yupi setres. Orang lain mah kalo dimarahin nggak mau. Lah ini malah minta dimarahin. Aneh lo Yupi!"
"Brisik lu jamet!" sinis Arsya.
Lagi dan lagi entah yang keberapa kali, Lina hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya. Memang anak langka. Orang lain mah kalau sedang dimarahi takut. Lah ini, malah seneng dan meminta ayahnya untuk memarahi lagi.
******
Di taman kota sedang ramai banyak orang. Ada yang berfoto, pacaran, bermain, bahkan ada juga yang hanya numpang duduk di kursi yang ada disana. Seperti yang sedang dilakukan seorang cowok saat ini.
Cowok dengan pakaian kaos hitam dibalut dengan jaket hitam dan celana levis pendek duduk di salah satu kursi. Ia menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi.
Matanya melihat orang-orang yang bahagia disana. Itu semua membuat hatinya iri. Sudah lama dia tidak merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Bahkan bahagia sama pasangan ia sudah tidak bisa.
"Andai, gue masih sama lo Kay. Mungkin gue nggak kesepian" gumam cowok itu, Raditya.
Seseorang yang duduk tiba-tiba di samping cowok itu tentu membuatnya kaget. Dia adalah adik Raditya.
"Lo masih suka sama Kayla, Bang?" tanya Cewek itu. Ya dia tahu nama itu, namun tidak mengetahui wajah dan rupa cewek itu.
Bukannya menjawab pertanyaan cewek itu, ia malah balik nanya. "Ngapain lo kesini?" tanyanya datar.
"Habis jalan-jalan. Gimana? Masih suka ngga? Orang ditanya malah balik nanya" balas cewek itu.
"Bisa dibilang gitu" jawab Raditya.
"Gue punya rencana yang bisa buat lo deket sama dia lagi. Lo mau ngikut nggak?" tawarnya.
"Gak makasih." tolak Raditya.
"Kita bisa sama-sama untung loh. Lo bisa deket lagi sama dia, gue bisa deket sama orang yang lagi deket sama mantan lo" ucap cewek itu.
"Maksud lo?" tanya Raditya.
"Tanpa gue jelasin, lo pasti paham lah Bang" balas cewek itu.
"Gimana caranya?" tanya Raditya penasaran.
Cewek itu mulai membisikkan sesuatu di telinga sang kakak. Setelah mendengar rencana adiknya yang lumayan, akhirnya ia setuju.
"Oke deal!" ucap mereka sembari berjabat tangan.
Cewek itu tersenyum smirk. Akhirnya sebentar lagi ia bisa berdekatan lagi dengan cowok yang ia sukai.
TBC
SPAM "😈"
SEE YOU NEXT CHAPTER
18 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHSYA || SAHABAT KECIL [END]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU LAH] Kisah dua remaja yang dipertemukan di atas jembatan. Salah satu di antaranya yang bernama Arsya mencoba bunuh diri karena di putuskan oleh pacarnya. Berkat pertolongan Allah melalui perantara Ethan, gadis itu bisa selamat. Pertemua...