HAPPY READING GUYS
Terlihat dua orang yang masih nyamannya dalam selimutnya. Tanpa tau bahwa hari sudah mulai siang. Bayangkan saja sekarang sudah pukul 10, entah apa yang membuat mereka telat bangun pagi ini.
Sedangkan dibawa terlihat beberapa orang yang tengah duduk berbincang-bincang.
"Kemana dua pengantin itu? Kenapa belum bangun, sudah pukul berapa ini?" Tanya kakek Jo menatap jam tangan yang ada ditangannya.
"Seperti ayah tak pernah muda saja. Biasanya apa yang dilakukan pengantin sesudah acara pernikahan?" Ucap Ibrano.
"Ya aku tahu. Pasti mereka tengah membuat cucu untukku" Jelas kakek Jo.
"Nah itu kakek tahu" Tambah Axel.
"Eh, kenapa kau tak sekolah?" Kakek Jo menatap Axel yang tengah bersantai duduk disofa.
"Malas! Bagaimana mereka bersenang-senang dan aku malah sekolah. Sungguh tak adil hidup ini" Gerutuan yang keluar dari mulut Axel.
"Kalau kau mau seperti mereka, carilah pasangan. Jangan betah menjomblo seperti ini. Bahkan kakek dulu punya banyak pacar semasa SMA" Kakek Jo membayangin dirinya dulu yang sangat disukai oleh banyak wanita yang ada disekolah.
"Itu kakek, beda lagi dengan ku"
"Apa bedanya! Kau cucuku. Pasti memiliki tingkah laku sepertiku"
"Aku tak suka berpacaran. Lebih baik aku menjomblo sampai ada seseorang yang akan memintaku" Terang Axel.
"Kau pikir kau perempuan? Yang harus menunggu datangnya seorang wanita untuk memintamu. Kau itu lelaki yang harus berani mengajak perempuan untuk menjadi pendampingmu"
"Ayah sudahlah. Tak habisnya jika kau berbicara dengan Axel dan kau Axep naiklah keatas, masuk kekamarmu" Ucap Ibnu papanya Axel.
"Iya, aku naik keatas. Tak ada habisnya jika aku berbicara dengan kakek yang memiliki mulut sebelas dua belas dengan ibu-ibu komlek saat berbelanja sayuran" Axel langsung naik keatas tanpa melirik kearah kakeknya.
"Punya cucu satu!" Geram kakek Jo.
*****
Reina perlahan membuka matanya. Melihat sekeliling yang susah disinari oleh cahaya matahari. Beberapa saat terdiam dengan mata yang masih setengah terbuka. Lalu---
"Aaa! Pukul berapa ini?" Pekik Reina.
Dalam satu hentakan kaki dirinya bangun dan langsung berdiri tanpa segaja menendang sesutu yang keras disampingnya.
Bunk!
"Aish! Apakah ini yang disebut sebagai tendangan neraka dari istri?"
Reina yang mendengar itu perlahan-lahan berjalan kearah sebelah kasurnya. Yang tadi sempat terdengar suara setelah dia menendang sesuatu yang cukup keras.
"Apakah dikamar ini ada penghuninya?" Reina terus berjalan mengitari kasurnya hingga melihat sesuatu yang besar terbungkus dengan selimut.
Karena yang penasaran langsung mendekatinya. Perlahan tapi pasti tangannya mencolek objek yang ada didalam selimut itu.
"Emm, seperti sesuatu yang empuk. Apakah ada cogan yang tersasar kedalam kamarku?"
"Apa kamu lupa bahwa kamu telah menikah?" Suara itu kembali hadir dari dalam selimut.
"Menikah?"
Otak Reina perlahan berputar pada kejadian kemarin saat dia tengah mencium tangan Laskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosplay Jadi Bumil
Short StoryTifani Indriana Saimend. Gadis yang tengah menduduki kelas 12, penyuka anak-anak. Tapi tidak suka jika mamanya mempunyai anak perempuan lagi. Takut jika kasih sayang bakalan terbagi katanya. Saat membeli seblak dan sate yang direquest oleh calon adi...