Rivano Abrar Dirgantara nama yang diberikan Reina dan Laskar untuk putra pertama mereka. Nama yang mereka berdua rangkai sendiri dan cukup bagus untuk diberikan kepada putranya.
Hari ini ada sedikit acara syukuran untuk menyambut kehadiran anggota baru dari keluarga Sailendra dan Dirgantara. Ada banyak orang dibawah dimana mereka semua adalah kerabat dekat dari masing-masing keluarga.
Reina, Laskar dan juga putranya tengah duduk di sebuah sofa dan ada beberapa orang yang tengah mengelilingi mereka untuk sekedar mengucapkan selamat atau hanya sekedar berbincang.
"Boleh Eci gendong nggak bentar dedek bayinya?" Tanya Eci mendekatkan dirinya pada Reina.
Dengan senang hati Reina memberikan putranya pada Eci "Hati-hati ya Ci, jangan sampek lecet anak gue" Peringatan Reina.
"Siap!" Eci langsung membawa Vano yang merupakan nama panggilan dari putra Reina dan Laskar ke kumpulan para teman-temannya yang tengah sibuk dibagian pojok.
"Liat uncle-uncle siapa yang datang" Ucap Eci yang mengalihkan semua tatapan orang pada bayi mungil dan mengemaskan itu.
"Wih keponakan gue, glowing sejak lahir ya kawan. Beda sama gue yang harus perawatan dulu baru glowing" Ucap Restu berniat mengambil alih gendongan bayi itu namun langsung ditahan oleh Johan.
"Bisa kejer tuh bayi kalau lo yang gendong" Ucap Johan yang sedikit menyakiti ulung hati Restu.
"Gitu amat ucapan lo sama gue Jo, sakit hati gue, sakit Jo" Ucap Restu mendramatisir ucapannya membuat semua orang yang mendengar hanya memutar mata malas.
"Qiqin mau coba gendong?" Tawar Eci pada Qiqin dan langsung mendapat anggukan.
Kini Vano telah berada dalam gendongan Qiqin, bayi kecil itu nampak sedikit membuka matanya. Johan mendekatkan diri pada pacarnya, tangannya bergerak mencubit pipi itu. Sungguh mengemaskan pikir Johan.
"Udah cocok lo jadi bapak, nggak ada niatan buat nikahin pacar lo?" Tanya Bili.
"Tunggu dia taman sekolah dulu baru gue kawinin"
"Bukan kawinin bang tapi nikahin" Koreksi Iyan. Entah sejak kapan remaja itu bisa dekat sama mereka dan selalu ikut kemana mereka pergi.
"Diam lo Yan, gue getok juga pala lo lama-lama" Ucap Bili kesal.
Sebenarnya remaja ini bukanlah termasuk dalam kelompok nongkrong mereka tapi dengan ribuan paksaan hingga mereka mengiyakan saja apa yang remaja itu inginkan.
Soal Bagas semua orang juga sudah tau, untuk pertama kali Bagas jelasin mereka nampak kecewa tapi mereka juga memaklumi karena Bagas berada dalam keadaan sedikit kepepet.
"Nih bayi bakal calon ketua geng kita nggak sih?" Tanya Gerald menatap semua temannya.
Bagas mengangguk "kalau kata Axel sih gitu, nggak papa kali, nanti bakalan diajarin bela diri. Nggak cuma sama kita-kita, tapi juga sama teman bapak dia"
"Gue tau kalau masalah itu bisa diajarin, terus geng-nya Laskar gimana?" Tanya Bili bingung.
"Mungkin direkrut anggotanya buat jadi ketua ngegantiin Laskar, Johan juga bisa kan jadi ketua. Keliatan banget jiwa pemimpinnya" Ucap Bagas.
"Ngapain bahas gituan sih, masalah itu bakalan diurus sama Laskar bukan sama kita-kita" Ucap Qiqin yang tak ingin mendengar lagi keributan itu yang akan membuat keponakannya terganggu.
Dari arah belakang sepasang suami-istri datang mendekat kearah mereka dengan senyuman.
"Wih, mama sama papa udah datang" Ucap Bili menirukan suara anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosplay Jadi Bumil
Short StoryTifani Indriana Saimend. Gadis yang tengah menduduki kelas 12, penyuka anak-anak. Tapi tidak suka jika mamanya mempunyai anak perempuan lagi. Takut jika kasih sayang bakalan terbagi katanya. Saat membeli seblak dan sate yang direquest oleh calon adi...