35. Axel Jadian

8K 998 32
                                    

Semalam setelah mengirim pesan pada Axel. Dia langsung tertidur tanpa menunggu balasan lagi. Karena tak akan mungkin Axel akan membalas pesannya yang cuma basa-basi itu. Dan pagi ini Axelia mendapat sebuah kejutan yang sangat-sangat menggemparkan hatinya. axel membalas pesannya.

Bukan. Bukan karena Axel membalas pesannya tapi isi dari balasan pesan dari Axel yang membuat hatinya pagi-pagi sudah berdisko.

Kak Axel

Axel juga suka.

Lia

"Aaaaa!! Bunda! Kak Axel bales perasaan adek!" Pekik Axelia sampai loncat-loncat tak jelas diatas kasur.

Dengan masih menggunakan baju tidur, rambut yang sedikit acak-acakan dia berlari keluar dari dalam kamarnya. Menghampiri sang bunda yang tengah berkutat dengan peralatan masaknya.

"Bunda" Panggil Axelia menompang tangannya diatas meja makan. Menatap kearah bundanya dengan senyum manisnya.

Bunda Axelia berbalik menatap anaknya ini "kenapa sih dek, pagi-pagi udah teriak-teriak. Mana belum siap-siap buat sekolah lagi. Udah sana mandi dulu baru turun kebawah buat makan" Ucap sang bunda.

"Bunda, akhirnya doa adek dikabulin sama Allah. Kak Axel udah suka sama adek. Uuu! Adek senang banget!" Kata Axelia antusias.

"Yaudah sana mandi dulu. Nanti baru cerita lagi sama Bunda"

"Oke, siap bunda!"

*****

Beralih pada Laskar yang baru saja menyelesaikan sarapan paginya dan ditemani oleh istri tercinta. Terlihat Reina yang tengah memakan makananya.

"Axel ngomong apa semalam?" Tanya Reina tiba-tiba karena sudah menyelesaikan makannya.

"Axel minta geng aku buat gabung sama geng dia. Katanya ada yang mau nyerang geng dia dan jumlahnya kalah jauh sama anggota yang ada di geng dia. Makannya dia minta bantuan aku" Terang Laskar.

"Ohh, pasti si Ziron. Emang tuh orang nggak pernah ada kerjaan lain selain gangguin orang" Ucap Reina agak kesal.

Laskar bangun dari duduknya lalu mengambil piring kotor miliknya dan juga milik Reina untuk dia cuci. Setelah selesai mencuci piring itu dia beralih memapah Reina untuk keruang santai.

Biasanya kalau Laskar pergi sekolah Reina dirumah bersama dengan mbak tuti. Tapi tadi pagi mbak Sari meminta izin untuk kepasar dan sampai sekarang belum pulang.

"Yaudah aku berangkat dulu ya. Hati-hati dirumah, jangan kecapeaan. Aku usahain buat pulang lebih awal nantinya" Ujar Laskar mengusap kepala Reina lalu mengecupnya singkat.

"Hati-hati dijalan, jangan suka kebut-kebutan, sama jangan suka nyalip sembarangan" Peringat Reina.

Laskar terkekeh mendengar itu "iya-iya makasih udah mau perhatian sama aku" Ucapnya.

"Kamu kan suami aku. Nggak salah kan kalau aku perhatian sama kamu"

"Nggak salah kok. Assalamu'alaikum"

Laskar langsung keluar dari rumahnya lalu menaiki motornya menuju kesekolah.

*****

"Kak Axel ini beneran?" Tanya Axelia menunjuk pesan yang dikirim Axel semalam.

Tadi baru saja menginjakan kakinya disekolah dia langsung mencari keberadaan Axel dan dia menemuinya dikantin yang tengah memakan bubur.

"Hmm" Balas Axel.

Axelia menatap Axel kesal. Apakah cuma itu respon yang ditunjukkan oleh Axel setelah membuat hatinya ketar-ketir tadi pagi. Ohh Axelia tak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Masa balasannya cuma hmm doang sih kak Axel. Harusnya tuh jawab pakek suara kak Axel. Jangan cuma ham hem doang." Kesal Axelia.

"Kan hmm juga pakek suara gue jamilah. Emangnya hmm itu suara apaan kalau bukan suara gue" Balas Axel tak kalah kesal.

Axelia nampak menciut mendengar suara Axel yang menurutnya cukup mengegetkan jantung "ya misal Jawabannya kek gini 'iya, itu pesan yang gue kirim semalam langsung dari hati gue yang paling dalam'" Ucap Axelia mendramatisir.

Axel memutar matanya malas "gue nggak selebay itu buat ngucapin kayak kata lo tadi" Kata Axel. Membayangkan saja sudah membuat Axel bergidik ngeri sendiri.

"Ya kan bisa di lebay-lebayin" Ucap Axelia tak mau kalah.

"Kagak bisa!"

"Yaudah deh kalau gitu. Tapi kata kak Axel dipesannya kan kak Axel juga suka sama aku. Gimana kalau kita pacaran aja?" Tanya Axelia penuh harap.

Axel diam tanpa menjawab pertanyaan dari Axelia. Dia berdiam sebentar untuk menyakini hatinya.

"Gimana? Kak Axel mau nggak jadi pacar aku?" Tanyanya sekali lagi.

Sekian lama terdiam akhirnya Axel mengeluarkan suaranya.

"Hmm" Ucap Axel cepat bahkan Axelia yang mendengarnya melebarkan bola matanya.

"Apa? Coba ulangin sekali lagi kak" Pinta Axelia. Bukannya dia tak mendengar tapi dia hanya ingin memastikan apakah benar yang tadi keluar dari mulut Axel. Atau itu cuma untuk becandaan semata.

"Yaudah kalau lo nggak mau. Gue juga nggak bisa maksa" Ujar Axel kembali acuh tanpa ada niatan menatap Axelia dia lebih memilih untuk menatap bubur didepannya. Layaknya bubur itu lebih enak dipandang dari pada Axelia.

"Gue mau kak. Gue mau jadi pacar lo" Jawab Axelia cepat. Dia tak dapat menyembunyikan kesenangannya sekarang. Pipinya? Jangan ditanya, sepertinya sudah semerah kepiting rebus.

Sangking senangnya dia berniat untuk memeluk Axel hingga sebuah tangan menghentikan keinginannya untuk memeluk Axel. Menatap pemilik tangam itu. Sungguh Axelia sangat mengutuk orang yang mengagalkan rencananya barusan. Hingga matanya bertatapan dengan siluet coklat pekat itu.

Tubuh Axelia langsung menengang melihat orang itu. Wah sepertinya restu nantinya akan tertahan.

"Belum halal udah main peluk-pelukan segala. Kalau mau nikah dulu baru bebas buat ngapain aja" Ucap orang itu yang rupanya adalah Laskar yang tadi tanpa sengaja melihat Axel yang tengah bersama seorang gadis yang sempat dia bawa kerumahnya.

Axelia terkekeh lalu menjauhkan diri dari Axel. Menatap kearah Laskar yang berdiri menjulang didepannya sampai membuat dia meneguk ludahnya kasar.

"Tinggi banget anjirr! Gue aja nggak sampe segitu" Batin Axelia menatap Laskar didepannya hingga sebuah tangan menutupi matanya.

Hingga sebuah bisikan masuk kedalam telinganya sampai membuat dirinya menegang bahkan bulu kuduknya sampai berdiri karena hembusan nafas yang menerpa lehernya.

"Lo udah jadi milik gue. Jadi jangan sembarangan buat natap cowok lain selain gue. Paham baby?" Suara itu mengalun indah ditelinga Axelia.

Axelia hanya mengangguk kaku mendengar hal itu "oh shit! Rupanya axel bisa posesif gitu" Batinya bergidik ngeri.

Sepertinya dia harus segera lari dari sini untuk menghindari hala-hal yang tak diinginkan. Dengan langkah besar Axelia berniat pergi dari sana. Hingga sebuah suara yang sangat ia hafal dan baru-baru ini sudah mengisi otaknya.

Axelia kembali berbalik menatap Axel yang berdiri disana dengan senyuman manisnya.

"Mau kemana?"

"Hehehe mau kekelas kak" Balas Axelia.

"Biar gue antar"

Mendengar itu Axelia hanya dapat mengangguk senang. Langkah keduanya berjalan menuju kelas Axelia yang tak jauh dari kantin. Cukup melewati 3 kelas maka sudah sampai.

*****
Jangan lupa vote+komennya semua
Sampai jumpa di partai selanjutnya
Babayy

Cosplay Jadi BumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang