Ekstra Part

27.2K 1.1K 21
                                    

Delapan tahun kemudian

"Kak Vano kejar Meyra," Teriak seorang anak kecil yang tengah menghindari kejaran orang dibelakangnya.

"Kejal Iki juga dong" Tambah anak laki-laki satunya lagi yang hanya berdiri karena Vano tak mengejarnya melainkan kakaknya.

Disampingnya juga terlihat seorang anak perempuan lainnya yang hanya berdiri menatap dua orang yang asik kejar-kejaran tanpa memperdulikan mereka. Keduanya saling tatap satu sama lain menatap hal itu.

"Kak Asya, nggak selu ah kalau kayak gini. Masak kak Vano cuma kejal kak Mey" Keluh Iki menatap Vano yang masih asik mengejar Meyra kakaknya.

"Gimana kalau kita main berdua aja?" Ajak Akasya pada Iki membuat senyum yang tadinya luntur perlahan terbit kembali setelah mendengar ajakan Akasya.

"Ayo kak Asya, kak Asya yang kejal Iki ya" Iki langsung lari menghindari kejaran Akasya "ayo kak Asya kejal Iki, huuu ayo kejal!" Teriak Iki senang.

Sedangkan dia orang yang mulai menghentikan kejar-kejaran langsung saling tatap.

"Kak Vano udah dulu ya, Mey capek" Ucap Meyra menyekat keringat pada dahinya.

Vano mengangguk mengerti kemudian menuntun Meyra untuk beristirahat dibawah pohon besar. Mereka langsung lesehan pada rumput-rumputan yang tumbuh disana.

"Capek banget ya? Yaudah biar kak Vano ambil minum dulu kedalam" Ujar Vano kemudian bangkit untuk masuk kedalam rumahnya untuk mengambil air.

Tak lama Vano kembali dengan satu botol air mineral yang sudah terbuka kemudian menyodorkan nya pada Meyra. Meyra yang memang tengah haus langsung menerima air mineral itu.

"Makasih kak Vano" Ucap Meyra setelah meminum sedikit air itu.

Tak lama datanglah Iki yang diikuti Akasya dibelakang menghampiri mereka berdua dan ikut lesehan diatas rumput.

Baru saja duduk Iki langsung mengambil minuman yang berada dalam pangkuan kakaknya.

"Hah segal" Iki mengusap keringatnya dengan baju yang digunakannya.

"Masa minumannya cuma satu, buat Iki sama Kak Asya kok ndak ada?" Tanya Iki mengembalikan botol air mineral itu kepada kakaknya.

"Kalau kalian ambil aja sendiri kedalam, biasanya juga gitu" Balas Vano cuek.

"Ih, kak Vano cuek benel. Kak Mey nggak suka loh sama olang yang cuek kayak kak Vano" Terang Iki menatap Vano yang hanya ditatap malas oleh sang Empu.

"Enggak kak Mey suka kok" Ucap Meyra setelah mendengar ucapan adiknya itu.

Dengan tatapan memicing Iki menatap kakaknya "ih kak Mey bohong. Kalau kata mama bohong dosa, kak Mey nggak mau dosa kak?"

Meyra menyelenggarakan kepalanya "nggak, kak Mey nggak mau dosa"

"Makannya jangan boong"

"Iya kak Mau nggak boong"

"Masuk yuk" Vano menggandeng tangan Meyra untuk mengikutinya masuk kedalam rumah.

Tanpa penolakan Meyra langsung mengikuti langkah Vano membawanya.

"Ya, kita ditinggal" Ucap Iki menatap kepergian dia orang itu dari hadapannya.

"Kak Asya" Panggil Iki kemudian menatap Akasya disampingnya.

"Iya"

"Kak Asya tau cinta?"

"Enggak"

"Kalau kata om Bili cinta itu ketika seseolang mencintai seseolang, kayak kak Vano yang suka sama kak Mey"

"Emang Vano suka sama kakak kamu?" Tanya Akasya.

"Ya kak Vano selalu dekat sama kak Mey, sampai kak Mey kadang lupain Iki" Ucap Iki dengan nada sedihnya.

Akasya menepuk bahu Iki "udah, ayo masuk. Kita makan" Ajak Akasya dan Iki langsung mengikuti Akasya yang masuk kedalam rumah.

*****

Empat orang anak kecil tengah duduk dimeja makan dan didepan mereka terdapat satu porsi makanan masihh masing.

"Makasih tante Reina" Ucap ketiganya kecuali Vano.

"Iya sama-sama, ayo dimakan. Habis main pasti capek sama laper kan? Nah sekarang silakan makan"

Keempatnya langsung menyuapkan satu sendok kedalam mulut masing-masing.

"Emm, enak tante Reina. Masakan tante emang enak, nggak kalah sama masakan mama Meyra" Puji Meyra sambil menyuapkan satu lagi kedalam mulutnya.

"Makasih. Ayo dimakan, kalau mau tambah aja nggak papa kok" Ucap Reina.

"Iya tante"

Selesai makan keempatnya berkumpul di ruang keluarga sambil nonton kartun.

Keempatnya duduk berjejeran mulai dari Vano-Meyra-Akasya-Iki dengan Meyra yang saling berbagi kue dengan Vano sedangkan Akasya dan Iki hanya menatap hal itu biasa. Keduanya lebih fokus pada tayangan yang ada di televisi.

"Tuh kan benel, kak Vano deket banget sama kak Mey" Bisik Iki pada Akasya hingga tatapan keduanya beralih menatap dia orang yang saling bersandar itu.

"Iya, Vano deket banget sama Meyra" Bisik Akasya lagi.

"Iki juga mau kayak gitu. Kak Asya Iki boleh ndak nyandal di bahu kak Asya?" Mohon Iki.

Dengan berat hati Akasya mengiyakan permintaan Iki "hmm boleh, sandar aja"

Perlahan Iki merebahkan kepalanya pada bahu Akasya kemudian tatapannya kembali fokus pada televisi.

Keempat anak itu larut dalam tontonannya tanpa sadar kalau Meyra dan Iki sudah terlelap dalam tidurnya. Keduanya nampak sama-sama bersandar pada bahu kedua orang disampingnya. Meyra yang bersandar pada bahu Vano sedangkan Iki yang bersandar pada bahu Akasya.

Vano dan Akasya saling lirik kemudian menghela nafas berat. Sampai kapan keduanya harus menunggu kakak-adik ini bangun? Karena keduanya tahu kalau Iki sangat susah kalau disuruh bangun dan ujung-ujungnya malah kejer karena menganggu waktu tidurnya.

"Sabar Vano" Ucap Akasya pelan menolehkan kepalanya hingga menatap Vano disampingnya.

"Iya harus sabar" Balas Vano mengusap pelan dahi Meyra yang sedikit berkeringat.

Kini keduanya hanya menunggu kakak-adik ini bangun sambil menonton televisi.

•••••

Akhirnya ekstra chapter selesei. Nggak tau bakalan ada ekstra chapter selanjutnya atau enggak. buat kalian yang penasaran gimana kelanjutan dari kisah Vano, Meyra, Iki, Akasya dan teman-temannya yang lain jangan lupa Kepoin cerita terbaru aku.

Mungkin akan publish dua hari setelah aku publish ekstra chapter-nya.

Babayy semuanya sampai jumpa dicerita terbaru aku.

Cosplay Jadi BumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang