Hari ini di markas geng Axel sudah dipenuhi oleh puluhan motor yang terparkir didepannya, itupun tak muat untuk sebagian motor yang mengharuskan untuk memarkir diluar markas.
Seperti perkataan Axel kemarin dimana anggota dari geng Laskar akan membantu mereka saat penyerangan nanti dan disinilah sekarang mereka diruangan yang luas dengan sebuah meja besar ditengahnya.
"Jadi seperti yang kita ketahui kalau Ziron nggak mau kita ngajak geng lain dalam hal ini tapi dia malah sebaliknya. Jadi untuk pertama biar geng kita dulu yang nyamperin geng Ziron dihutan, kalau emang Ziron ngajak geng lain buat gabung maka kita bakalan beri kode buat kalian keluar"
"Kalau nantinya gang Ziron nggak ngajak geng lain maka kalian nggak perlu turun tangan, biar kita aja dan untuk alat persenjataan, kita tau geng Ziron nggak akan senekat itu buat nyerang kita cuma modal tangan kosong pasti mereka nyediain berbagai senjata nantinya. Kita juga nggak boleh nyerang pakek tangan kosong. Untuk jaga-jaga kita bakalan nyediain berbagai senjata pengecualian pistol, karena kita nggak boleh sembarangan kalau soal pistol" Terang Bagas.
"Gue bisa bawa pistol" Sahut Axel.
"Gue bisa minta sama kakek soal pistol, tapi gue nggak tau bisa digunain nantinya waktu baku hantam"
"Gini Xel, kalau mereka nggak gunain pistol nanti, lo juga nggak boleh gunain. Karena menurut gue pistol terlalu bahaya buat nantinya" Kini Laskar angkat bicara. Dia tak ingin saja nantinya akan ada korban-korban yang tewas termasuk anggotanya.
"Gue cuma buat jaga-jaga sewaktu Ziron tiba-tiba gunain pistol"
"Kalau buat Jaga-jaga sih nggak papa kali" Celetuk Bili.
Bagas kembali memimpin pembicaraan kali ini "gue mau ada yang gunain mobil nantinya buat angkut persenjataan," Kata Bagas.
"Senjatanya apa-apa aja Gas?" Tanya Gerald.
"Balok, tongkat baseball, dan masih banyak lagi kalau kita cari"
"Gue dirumah punya tongkat baseball tiga punya abang gue, sama tongkat golf punya papi gue bang, bisa nggak kalau digunain?" Tanya Iyan dan memang mempunyai tongkat baseball dan golf dirumah. Kalau perlu dia bakalan nyuri nanti bentar.
"Nah bagus Yan, lo bawa deh tuh tongkat" Ucap Bili.
"Siap"
"Untuk kali ini cukup segini dulu rencana gue, tapi nggak tau nantinya bakalan ada perubahan. Kalau emang ada gue bakalan langsung manggil kalian lagi kesini" Kata Bagas.
Merasa pertemuan mereka sudah selesa sebagian dari anggota Laskar dan anggota Axel memilih untuk tetap berada disitu untuk sekedar berbincang-bincang.
Axel nampak melirik Laskar sebentar kemudian kembali memfokuskan tatapannya menuju depan "Reina bentar lagi mau lahiran kan?" Tanya Axel.
Laskar hanya membalas dengen deheman saja.
"Gimana kalau lo nggak usah ikut aja? Jagain Reina aja dirumah. Gue nggak mau terjadi sesuatu sama dia" Ucap Axel tak menutup kekhawatiran yang terpampang jelas diwajahnya.
"Nggak adil banget kalau gue sebagai ketua nggak ikut. Kalau masalah Reina..., emm gue bisa anter dia ke rumah kakek. Lagian dirumah dia pasti ngerasa bosen"
"Kalau kayak gitu lo antar aja kerumah kakek, disana pasti ada yang ngejaga ditambah ada Alan yang pasti ngebuat dia senang"
"Gue pulang dulu Xel, lo pada kalau nggak mau pulang yaudah disini aja. Gue ada keperluan dirumah" Laskar langsung berlalu dari sana meninggalkan mereka yang tengah asik dengan kegiatannya masing-masing.
"Ya ya, bapak yang udah berkeluarga mah begitu, ke manapun perginya tetap ujung-ujung pulang kerumah yang langsung ditungguin sama istri" Ucap Restu.
"Lo kenapa? Mau juga kayak si Laskar?" Tanya Bili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosplay Jadi Bumil
Short StoryTifani Indriana Saimend. Gadis yang tengah menduduki kelas 12, penyuka anak-anak. Tapi tidak suka jika mamanya mempunyai anak perempuan lagi. Takut jika kasih sayang bakalan terbagi katanya. Saat membeli seblak dan sate yang direquest oleh calon adi...