Percayalah selama beberapa minggu ini hari Axel selalu dihantuin dengan kehadiran Axelia. Baik itu hadir secara langsung disekolah, bahkan pernah sekali dia dengan berani menghampiri dirinya dirumah. Sampai-sampai dia mendapatkan sidang dadakan dari sang kakek dan kehadiran lewat whatApp. Setiap menit dan jamnya pasti ada beberapa pesan yang masuk dari nomor Axelia. Pernah juga dia sampai menge-block nomor itu dan sepertinya itu tak membuat Axelia kapok. Dia meng hubunginya lewat nomor baru sampai lima buah nomor yang semuanya sudah Axel block.
Dan hari ini adalah hari pertama ujian akhir bagi mereka yang kelas duabelas. Setelah selesai ujian ini dan mereka mendapatkan ijazah maka merela akan dinyatakan lulus.
Baru saja dia menyelesaikan satu mata pelajaran ujian hari ini. Kakinya yang menginjakkan di luar kelas langsung dihadang oleh seseorang yang bisa kalian tebak siapa lagi selama seminggi ini selalu megacaukan hari Axel.
"Kak Axel pasti capek kan? Nih aku bawain air mineral buat diminum. Siapa tau tenggorokan kak Axel seret kan" Ujar Axelia menyerahkan satu botol air mineral kepada Axel.
Axel menerima air itu kemudian meminumnya "makasih, mendingan lo masuk sana. Dicariin sama guru baru tau rasa lo"
"Nggak dulu ah, mau mandangin wajah Axel terus aku rekamin deh diotak aku. Jadi kalau nanti aku nggak bisa ketemu kak Axel, aku masih punya rekaman bentuk sempurna wajah kak Axel"
Senyuman manis dari bibir Axelia sempat membuat Axel terpana namun dengan buru-buru dia mengubah rasa kagumnya dengan tampang datar andalannya.
"Susah nggak sih soal ujiannya?"
"Biasa aja" Jawab Axel acuh.
"Berarti kan Axel pinter. Makannya soal yang menurut siswa lain susah di kak Axel malah biasa aja. Gimana ya pintarnya anak aku sama kak Axel nanti" Ucap Axelia yang sepertinya tengah membayangin ucapannya tadi.
"Pasti bisa jadi ilmuwan" Tambahnya.
Axel mengusap seluruh wajah Axelia dengan tangan besarnya. Berniat ingin membagunkan gadis itu dari kehaluannya. Bukannya kesal atas perbuatan Axel dia malah tepekik.
"AAA!! demi apa kak Axel ngusap wajah gue!" Pekik Axelia bahkan dirinya tengah jingkrak-jingkrak tak jelas atas perlakuan Axel barusan yang hanya mengusap wajahnya walau terasa agak kasar.
"Aku izin kekelas dulu ya mau belajar biar pinter kayak kak Axel" Dengan semangat Axelia berlari dari sana sesekali dia membalikkan badanya kemudian melambaikan tangannya kearah Axel yang masih berdiri didepan kelas.
Axel nampak terkekeh melihat tingkah Axelia. Hingga beberapa deheman dan siulan terdengar dari arah belakang.
"Ekm ada yang mulai luluh nih" Goda Gerald mencolek bahu Axel dengan tatapan genitnya.
"Iya nih. Yang dulunya sering kesel sama dia dan sekarang mulai mesen-mesen nggak jelas" Tambah Bili.
"Idih apaan. Gue cuma dalam suasana hati yang cerah aja" Sewot Axel meninggalkan Teman-temannya.
"Yaiyalah cerah, orang habis ketemuan sama seseorang. Mana dikasih minum lagi. Makin bertambah dah rasa sukanya"
*****
+622867067****
Semangat ujiannya kak
Axel 💪Seperti biasa pasti ada saja nomor baru yang masuk dalam handphone-nya. Siapa lagi kalau bukan Axelia. Entah berapa banyak nomor whatApp yang dia gunakan.
Tanpa ada niatan membalasnya Axel lebih memilih untuk mematikan ponselnya kemudian meminum minuman yang tadinya diberikan oleh Axelia untuknya.
Kalau boleh jujur, sebenarnya kehadiran Axelia dalam hidupnya beberapa minggu yang lalu cukup menceriakan hari-harinya yang tidak bisa dibilang suram dan juga tidak bisa dibilang bahagian. Kadang ngangguan-ngangguan kecil dari Axelia dapat membuat dirinya tersenyum dalam hati. Kadang juga kelakuan Axelia membuatnya kesal tapi ujung-ujungnya tetap membuat harinya ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosplay Jadi Bumil
Short StoryTifani Indriana Saimend. Gadis yang tengah menduduki kelas 12, penyuka anak-anak. Tapi tidak suka jika mamanya mempunyai anak perempuan lagi. Takut jika kasih sayang bakalan terbagi katanya. Saat membeli seblak dan sate yang direquest oleh calon adi...