Part 62: Menyerah

298 28 8
                                    

Vote dulu yuk!

Udah?

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•|FRASA|•

"Kak Risya sama bokap nyokap lo kemana?"

Tidak ada yang tau kapan hujan badai di luar sana kapan akan selesai. Semua jendela kamar Frans tertutup dan hawa dingin itu masih saja menyeruak masuk tanpa permisi. Ah... Jangan lupakan suara petir yang sesekali berpitensi merusak gendang telinga.

"Ayah sama Bunda ada acara di Surabaya. Risya ada camp dari kampus."

Leon mengangguk sok paham tanpa merespon lagi. Merebahkan diri pada kasur king size milik Frans dan menatap rasi bintang di plafon. "Kamar lo masih sama," tuturnya.

Frans tersenyum tipis menyetujui. Ikut menilik setiap detail kamarnya. Tidak ada yang berubah sejauh Frans ingat pertama kali memasuki kamar ini."

"Dulu juga gini?" tanya Frans penasaran.

"Lah? Yang punya kamar siapa yang tanya siapa," –Leon mengangkat kaki, kanannya, menumpangkan betis pada lutut kiri pria itu. "Sejauh yang gue inget, kayaknya iya."

"Lo kapan terakhir kesini?"

Lo kapan terakhir kesini? Leon mendadak terdiam. Pertanyaan ini...

Terlalu sensitif.

Satu detik.

Dua detik.

Hingga berdetik-detik, cowok itu tak menjawab. Juga tidak memberikan respon yang lain.

"Woi!" panggil Frans. "Kapan lo terakhir kesini?"

"Sekarang," tuturnya tak salah.

"Sebelum ini maksud gue."

Senyum Leon terukir tak simetris. "Yakin lo nanya itu? Nggak sebegitu penting si buat gue jawab."

Frans mengangguk setuju. Sampai sejurus kemudian pemuda pemilik kamar itu memicingkan mata penuh curiga.

"Gue rasa... Penting."

"Napa?"

"Lo bikin penasaran, Yon. Kalo nggak penting harusnya lo jawab dari tadi."

"Oooo," balas lawan bicaranya dengan wajah menyebalkan. "Bisa encer juga tu otak?"

Ferdiansyah membuang muka. Mencari sasaran di luar jendela yang bisa menjadi objek pandangan.

"Waktu lo mau nembak Aksara," tuturnya.

Ah... Iya. Harusnya Frans tau dari surat yang diketikkan oleh Leon, kan? Bodohnya...

FRASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang