Part 16: Penantian

575 168 188
                                    

•|FRASA|•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•|FRASA|•

05.29

"Lo nggak mau cerita, kak?"

"Udalah, Leon. Nggak usah dibahas." Aksa. Memberikan jawaban tanpa diminta. Tentu saja. Dia dan Alfa sama sama malas memperpanjang.

"Iya, nggak usah dibahas udah."

"Cerita doang, janji gue nggak bakal ngapa-ngapain."

Aksara melirik ke arah Alfa. Seolah bertanya apakah Leon perlu tau.

Sepagi ini Leon sudah siap dengan seragam sekolah lengkap dan jaket parasut yang merupakan almamater tim futsal. Menjemput Aksara yang menginap di rumah seniornya itu.

Ya. Aksa memilih Alfa kemarin malam. Apa yang dikatakan Alfa lebih logis. Pertama, dia sungkan jika menolak perkataan Alfandra yang sangat penuh logika. Kedua, Frans butuh waktu. Aksa tau Frans marah padanya. Dan jika dirinya pergi Frans akan semakin marah. Ia semalaman tidak bisa tidur memikirkan apa salahnya pada Frans selain pulang bersama Alfa. Apa amnesia ini juga membuat Frans lupa betapa pentingnya acara terkait perusahaan?

Aksa terus menatap kakak kelas nya yang semalam sudah memberikan tumpangan. Alfa sendiri bingung harus menjawab apa. Sepenuhnya ia serahkan jawaban pertanyaan Leon pada yang bersangkutan.

"Habis acara itu aku mau pulang, tapi udah kemaleman. Frans kan nggak ngijinin aku pulang bareng cowok lain. Pas itu Om Farhan nggak bisa pulang awal. Jadi aku ikut keluarga Kak Alfa dan nginep di sini. Daripada nyari ribut malem malem."

Mendengar penjelasan Aksa, Alfa sedikit terkejut. Ternyata Aksa bisa berbohong. Walupun tidak sepenuhnya yang dikatakan adalah kebohongan. Hanya saja ada bagian yang tidak diceritakan. Secepatnya pria itu mengangguk setuju. Memilih mengiyakan alasan yang baru keluar dari mulut Aksa. Benar.

Leon tentu tidak akan langsung percaya. Tapi melihat kontak mata Alfa dengan gadis itu yang terlihat tak nyaman, Leon lagi lagi harus mengalah. Mengiyakan dan tidak terlalu ikut campur dalam urusan mereka.

Beberapa menit berlalu.

Setelah berpamitan dan meninggalkan satu surat izin untuk Alfa, Leon dan perempuan yang disukainya kembali berkelana di jalanan. Menunggangi kuda besi berwarna putih seorang Leon ke rumah Aksa.

Hari ini Kamis. Aksa lagi lagi memilih tidak masuk sekolah. Dirinya terlalu lelah. Belum lagi besok hari Jumat sampai minggu waktunya harus dihabiskan di pegunungan. Aksa butuh waktu istirahat dan menenangkan pikiran. Sedangkan di sisi lain, Leon pagi ini juga harus berangkat ke luar kota untuk turnamen yang dimulai besok. Pastilah Aksa sangat bosan di sekolah. Jadi tidak masuk adalah keputusannya yang sudah bulat.

 Jadi tidak masuk adalah keputusannya yang sudah bulat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang