Maap kalo banyak typo.
Selamat membacaLanjutan..
Akhirnya Shoyo dan Akaashi pergi ke ruang Bokuto bersama-sama. Setelah sampai dan membuka pintu Shoyo melihat Bokuto di dalam sedang fokus dalam latihannya. Bokuto pun yang merasakan ada aura yang masuk menghentikan latihannya dan melihat siapa yang masuk ke ruangan.
"Hinata-sama ternyata anda yang datang. Ada apa sampai datang kesini. Apa ada masalah di istana." Tanya Bokuto bertubi - tubi.
"Tenanglah Bokuto-san tidak ada masalah kok di istana. Aku sendiri yang ingin kesini untuk bertanya sesuatu sama Bokuto-san." Jawaban Shoyo menjawab semua petanyaan dari Bokuto.
"Bertanya sesuatu." Sambil mengerutkan kening.
"Iya. Aku ingin bertanya di mana tempat Bokuto-san terkena tanaman Rumput Biru Perak. Karena kata Kiyoomi-kun Bokuto-san pernah terkena tanaman itu.?" Tanya Shoyo.
"Oh tanaman pemakan energi itu ya. Kalau tidak salah itu berada di perbatasan wilayah selatan dengan wilayah bangsa serigala. Tapi kenapa anda mencari tanaman itu Hinata-sama." Jawab Bokuto dan balik bertanya.
"Aku ingin mengambil sample tanaman itu untuk aku teliti Bokuto-san." Jawab Shoyo.
"Kau memang hebat Shoyo-sama." Puji Akaashi yang dari tadi diam mendengar.
"Tidak juga Akaashi-san aku hanya ingin membantu bangsa vampire dan Kiyoomi-kun." Sahut Shoyo. Kalau begitu aku pergi dulu Bokuto-san sudah memberitahuku. Akaashi-san aku pergi dulu." Pamit Shoyo pada mereka.
"Tapi itu berbahaya Shoyo-sama jika pergi sendiri. Aku akan ikut menemanimu kesana." Ucap Akaashi khawatir. "Bolehkan Bokuto-san." Ucap lagi Akaashi sambil melihat Bokuto.
"Eh tidak perlu Akaashi-san aku bisa pergi sendiri lagi pula aku juga di temani seseorang." Shoyo menolak dengan halus.
"Tapi tetap saja itu berbahaya Shoyo-sama. Disana perbatasan dengan bangsa serigala takutnya anda di serang banyak serigala." Seru Akaashi dengan nada sedikit keras.
"Itu benar Hinata-sama. Kalau begitu aku juga akan ikut. Aku juga tidak ingin muridku kenapa - kenapa nanti aku yang akan di marahi Master." Sahut Bokuto.
"Tapi nanti malah merepotkan Bokuto-san dan Akaashi-san." Balas Shoyo.
"Tenang saja kami sedang tidak sibuk kok Shoyo-sama." Jawab Akaashi.
"Kalau begitu terima kasih Akaashi-san, Bokuto-san." Ucap Shoyo berterima kasih dengan senyum manisnya.
"Baiklah kita berangkat sekarang." Teriak Bokuto.
Akhirnya mereka berangkat untuk mencari tanaman itu. Saat sampai di sana mereka kaget karena tanaman itu sudah tidak tumbuh di situ lagi dan hanya tertinggal tunas yang masih muda. Shoyo berpikir apa mungkin ada yang mengambil tanaman itu sebelum dia.
"Hinata-sama kita sampai tempatnya di sini." Ucap Bokuto.
"Bokuto-san yakin di sini tempatnya. Disini tidak ada apa-apa Bokuto-san.?" Balas Shoyo.
"Aku yakin tanaman itu di sini tapi entah kemana tanaman itu pergi." Ucap Bokuto bingung.
"Bokuto-san tanaman tidak bisa berjalan sendiri. Mungkin tanaman itu sudah di ambil seseorang." Sahut Akaashi.
"Aku juga berpikir seperti itu Akaashi-san." Tambah Shoyo setuju dengan Akaashi.
"Lalu bagaimana. Lanjut mencari atau kita pulang saja." Tanya Akaashi.
Sambil berpikir Shoyo mengedarkan pandanganya ke sekitar mereka berharap tanaman itu masih ada.
"Oh tunggu sebentar." Ucap Shoyo sambil berjalan kearah lain. "Aku sudah menemukannya." Seru Shoyo sedikit berteriak.
"Apa benar itu tanamannya Shoyo-sama." Tanya Akaashi.
"Iya ini benar tanamannya hanya saja ini masih muda. Tapi tidak masalah aku cuman butuh beberapa untuk sample ku. Yang terpenting tanamannya sama walaupun masih tunas muda." Jawab Shoyo
"Baiklah biar aku ambilkan." Seru Bokuto mendekati tanaman itu.
"Jangan Bokuto-san nanti energimu bisa di serap lagi." Teriak Shoyo menahan Bokuto.
"Bokuto-san tolong jangan gegabah dulu nanti malah merepotkan Shoyo-sama." Ucap Akaashi.
"Lalu bagaimana cara mengambilnya Hinata-sama.?" Tanya Bokuto.
"Biar aku saja yang ambil sendiri." Saran Shoyo.
"Baiklah kalau begitu hati-hati Hinata-sama." Bokuto.
"Hmmm." Jawab Shoyo sambil mengeluarkan pisau kecil yang di bawanya tadi.
Shoyo mendekati tanaman itu. Kemudian dia melapisi pisau itu dengan energi kekuatannya. Karena jika tanaman itu menyerap energi maka yang di serap hanya energi yang melapisi pisau itu. Shoyo juga menggunakan penjepit yang terbuat dari kayu untuk menyentuhnya. Setelah di potong Shoyo meletakkan tanaman nya di dalam sebuah kotak kayu.
"Yosh..aku sudah mendapatkannya. Sekarang ayo cepat pergi. Aku merasakan aura dari bangsa serigala mendekat." Ucap Shoyo seraya berdiri.
"Baik Hinata-sama aku juga merasakannya. Sebaiknya kita cepat." Ucap Bokuto.
"Baiklah ayo pergi." Ucap Shoyo sambil menebar serbuk untuk menghilangkan aroma tubuh mereka.
Setelah itu mereka berteleportasi langsung ke tempat tinggal Bokuto agar tidak terlalu banyak meninggalkan jejak jika berlari.
"Akhirnya kita sampai." Ucap Akaashi.
"Iya Akaashi-san. Terima kasih sudah mau menemani ku mencari tanaman ini. Bokuto-san juga." Ucap Shoyo.
"Sama - sama Shoyo-sama sudah sewajarnya kami membantu pemimpin kami." Balas Akaashi.
"Benar Hinata-sama." Tambah Bokuto.
"Maaf Shoyo-sama, kalau boleh tau anda membuang apa saat kita akan pergi tadi.?" Tanya Akaashi
" Ohh itu hanya serbuk penghilang aroma. Agar bangsa serigala tidak mencium aroma kita saat disana tadi." Jawab Shoyo sambil tersenyum.
"Anda memang hebat Shoyo-sama bisa membuat macam - macam ramuan seperti itu." Puji Akaashi pada Shoyo.
"Tidak kok. Aku cuman senang belajar hal baru jadi aku banyak membaca buku - buku seperti itu. Lagi pun aku kan muridnya Bokuto-san yang hebat" Jawab Shoyo dengan senyum dan yang di puji wajahnya sudah merah.
"Tentu saja Akaashi, karena Hinata-sama adalah muridku jadi tidak heran kalau dia hebat." Celetuk Bokuto senang karena yang memuji Shoyo.
"Shoyo-sama tolong jangan terlalu memuji Bokuto-san nanti dia besar kepala." Ucap Akaashi.
"Akaashi kau jahat sekali." Ucap Bokuto dengan wajah sedih yang di buat.
"Itu benar Bokuto-san." Akaashi menambahi.
Shoyo hanya tertawa kecil melihat pertengkaran vampire dan pengantin yang di depannya. Setelah puas berbincang dengan Bokuto dan Akaashi kemudian Shoyo berniat melanjutkan perjalanannya namun karena hari sudah malam Shoyo memilih kembali ke istana takut jika Kiyoomi mencarinya.
"Sakamoto-san kita kembali ke istana ya." Ucap Shoyo pada Sakamoto.
"Baik Shoyo-sama." Jawab Sakamoto.
Dengan cepat Sakamoto membawa Shoyo kembali ke istana. Saat sampai Sakamoto langsung kembali menjalankan tugasnya di istana.
"Kalau begitu terima kasih Sakamoto-san, kau boleh kembali." Perintah Shoyo.
"Sama - sama Shoyo-sama, saya mohon undur diri." Ucap Sakamoto sedikit menbungkuk dan di balas anggukan oleh Shoyo.
~Bersambung~
Okey sampai sini dulu nanti lanjut lagi mungkin hari ini aku bakal up 2 atau 3 chap lagi.
Dan terima kasih sudah membaca book ini.
Mohon maap kalo ceritanya agak ngawur + kagak nyambung.
Kritik dan saran diterima di komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoyo is a Vampire Bride --End--
FantasyHinata Shoyo seorang pemuda manis yang hidup sederhana bersama keluarganya namun semua kehidupan itu hilang saat bangsa serigala membunuh kedua orang tuanya. Dan di tolong oleh pangeran vampire untuk membantu membalaskan dendamnya dengan bangsa seri...