6 | bukan matre!

1.5K 128 1
                                    

"Cewek itu bukan matre, tapi realistis!"

-zea fahreya

Saat ini zea dan oma lia sedang asik memanam beberapa bunga di halaman rumah. Sebelumnya mereka sedang menonton tv yang menyiarkan jenis-jenis bunga di seluruh dunia. Salah satu yang menarik perhatian zea adalah bunga krisan, yang mana adalah satu dari berbagai bunga favoritnya. lalu begitu saja, zea mengusulkan untuk menanamnya dihalaman rumah.

Dalam bahasa yunani chrysos berarti emas dan anthemon berarti bunga. Saking sukanya zea sampai hapal bahasa yunani dari bunga tersebut, padahal zea orang yang paling cepat lupa. Malam hapal paginya sudah ambyar.

Didepan garasi tepatnya disebelah taman bunga pekarangan rumah ada bian yang sedang mencuci mobil.

"Bunda!" Bian memanggil dengan senyuman lebar.
Yang dijawab dengan gumaman oleh bundanya.

"Hati- hati kalau nanam bunga krisan. kemarin aja, katanya bunga kak mila dipetikin semua, sama tuh bocil" ucapnya sengaja dikeraskan seraya melihat Zea dengan ekor matanya.

Sontak saja yang dipanggil bocil melotot tak terima. Ia menatap tajam bian.
"Emang kenapa kalau dipetikin? Kan sengaja buat dijadiin pajangan dikamar. Yang penting gak dimakan, ya oma? " sanggahnya seraya memeletkan lidah kearah Bian.

Oma lia hanya tertawa kecil melihat pertengkaran anak dan cucunya itu. Lalu tiba-tiba tanpa terpikirkan sebelumnya, oma lia berceletuk "oh iya, gimana kalau kita liburan kerumah kakak oma yang di jogja? Kan bentar lagi zea kuliah tuh, kalian bisa refreshing. kamu juga bian, udah lama kan gak kesana?"

Bian menggangguk membenarkan. "Boleh juga bun, jadi kangen sama malioboro.." sahutnya sambil menerawang, bagaimana serunya tempat yang menjadi pusat kuliner dan belanja itu.

Mata zea seketika berbinar mendengar kata jogja, sudah lama sekali dia tidak kesana. Zea jadi ingat gudeg, sate klatak, bakpia pathok, nasi tiwul, oseng-oseng merecon. Ah! Pokoknya nanti dia akan mengajak bian buat wisata kuliner disana.

"Oma.. zea udah gak sabar buat kesana!" Paparnya antusias.

"Emang siapa yang mau ngajakin lo? Gak ada kali. Lo kan tukang jajan" sarkas Bian. Ia paling senang jika sudah mengganggu keponakannya itu, apalagi sampai membuat Zea mengembungkan pipinya lucu. Rasanya ingin mengunyel-unyel lalu mengunyahnya.

"Oma.." rengeknya seraya menghampiri sang empu yang saat ini sedang menyiram beberapa pohon yang masih pendek. "Om Bian nya nakal oma. Masukin aja dia ke perut biar berenang dan kejar-kejaran lagi sama saingannya"

Oma lia terkekeh, "iya, oma juga maunya gitu" lalu pandangannya mengarah pada Bian yang saat ini juga sama tengah menatap kearah dirinya dengan melongo. "Bi, harusnya pas dalam kandungan kamu ngalah aja sama perenang yang lain"

"Bun.. anak sendiri masa dinistain" keluhnya dengan mata menyorot sarat luka.

"Hahahahaa balik aja sono ke kandungan" ledek Zea seraya menertawakan puas. Bokongnya ia goyang-goyangkan dengan tangan berkacak membelakangi Bian.

"Nihh rasain. jurus avatar memandikan onta!" ucap Bian menyemprotkan selang kearah gadis yang saat ini sudah berlari untuk menghindari serangan airnya.

Reflek Zea berlari ke arah teras rumah. Dan hal itu mempermudah Bian untuk melancarkan aksinya karna jarak mereka semakin dekat. Zea sendiri tak mau kalah, ia mengambil ember yang tadinya akan digunakan untuk menyiram tanaman. Langsung saja dia tumpahkan kearah Bian. Akhirnya mereka basah kuyup. Dan jangan lupakan wanita paruh baya yang saat ini sedang melemparkan tatapan tajam pada mereka.

"Sudah. Lantainya jadi basah, tuh. Pokoknya oma gak mau tau, bersihin sekarang juga!" Titahnya bernada tegas.

"Tuh, denger. Pokoknya oma gak mau tau, bersihin sekarang juga" ucap Bian meniru kembali ucapan Bundanya. "Berarti itu perintahnya buat lo. Dadahh gue mau mandi. Selamat bersenang-senang dengan lantai" lanjutnya seraya berdadah-dadah dan berjalan hendak menuju kedalam rumah. Tapi baru saja kakinya berhasil bergerak selangkah, ucapan Bundanya mengintrupsi.

My Love Story With UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang