8 | ospek

1.2K 120 8
                                    

Setelah seminggu lalu waktunya dihabiskan untuk liburan. Kini saatnya zea memasuki ospek hari pertamanya dengan rusuh. Gara-gara semalam maraton drakor hingga larut malam zea jadi kesiangan. Dan yang paling membuat zea kesal adalah tidak ada satu pun orang dirumah ini yang membangunkan dia.

"Astaga kenapa sih hobi gue kesiangan, gak elit banget! Hobi tuh yang ngasilin uang napa ze" dumel nya sendiri.

"Aduh, jam gue lari kemana sih?! Perasaan kemaren naro dimeja ini deh.. masa dia turun duluan buat sarapan, gak sopan banget!"

"Ko gue kaya orang gila ya?" Tanyanya sendiri menatap kaca, menilai baju putih nya yang tak dimasukan dengan benar, dan rambutnya awut-awutan belum sisiran. Lalu dengan terburu-buru dia merapihkan, mengambil tas dan keluar dari kamarnya.

"OMA, OM BIAN!" dipertengahan tangga zea teriak-teriak tapi tidak ada sahutan.

"Kemana sih orang rumah tiba-tiba ngilang, kan gak mungkin ya kalo ditelan black hole?"

Zea memasuki ruang makan, netra nya melihat sebuah kertas yang disimpan dibawah gelas.

Bukannya oma gak bangunin, tapi kamunya aja yang bangunnya susah. Kalau kamu baca ini dalam keadaan kesiangan, oma cuman mau bilang jangan lupa sarapan sebelum ngomel-ngomel sendiri, oke? Oh iya tadi bian udah berangkat duluan katanya ada urusan penting di kampus, oma berangkat kepasar dulu, bye sayang.

***

Zea berlari kocar-kacir dipekarangan kampus. Sedangkan untuk menuju tempat ospek dia membutuhkan waktu sekitar 6 menit lagi untuk sampai kesana.

"Woilah gini amat nasib gue" dumelnya menatap sekitaran sudah sepi.

Tiba-tiba saja ada motor melaju dan berhenti disebelahnya.

"Lo maba?"

Zea menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati laki-laki dengan helm full face "iya, kenapa? Lo juga maba?"

"Ayo, mau bareng gak?" Sahut pria itu balik bertanya.

"Boleh?"

"Gak boleh, harus bayar" zea mendengus, "Bercanda.. yuk naik" lanjutnya terkekeh.

Zea dan orang yang belum diketahui namanya itu sampai ditempat dengan kondisi telat. Terlihat para mahasiswa baru berbaris sesuai dengan jurusan dan fakultas masing-masing, ada juga para senior yang berjalan kesana kemari. Melihat ada maba yang telat, senior itu bergegas menghampiri Zea.

"Anjir, hawanya mulai gak enak" ucap zea menggigit bibir bawahnya takut.

Orang yang di belakang Zea tertawa kecil, "lo gak usah takut, gue jamin lo gak bakal dihukum"

Zea menatap sinis, "jaga ucapan lo, jangan pake nama suami gue sembarangan!"

"Maksudnya?"

"Lo kan barusan ngomong 'gue jaemin' gitu.. maksud lo apa? ngerasa mirip, lo sama jaemin?" Orang itu memutar bola matanya malas lalu melepas helm yang dari tadi sengaja tidak dilepaskan. Sontak saja Zea terkejut dengan mulut sedikit terbuka. Bagaimana bisa ia tak menyadari.

"Kaget ya?" Ucapnya lalu tertawa. Tawanya semakin keras ketika melihat Zea beberapa kali mengerjapkan mata polos.

Bugh!

Zea memukul tangan orang itu keras, "Kak Rasya! Kok bisa sih, gue gak sadar dari tadi" sungutnya kesal. Rasya terkekeh. Memang sengaja niatnya ingin mengerjai Zea. tadi ia tidak menduga jika caranya menyamarkan suara berhasil membuat Zea tidak mengenalinya. Ada bakat akting rupanya, haruskah ia ikut casting? Jangan deh. Nanti kalau terkenal ia tidak bisa lagi nongkrong buat ngopi diwarung depan kampus.

My Love Story With UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang