46 | masih ori

481 12 0
                                    

Tatapan nyalang dari Zea tersorot jelas untuk ke-tiga lelaki di depannya. Raga saja ngerasa macam kena laser anak-anak SD yang nyilauin.

Gala sendiri sih kepengen ngakak lihat Zea sok garang begitu, padahal waktu tinggal di rumahnya Zea itu cengeng abis, sudah seperti anak yang baru pertama di masukin pondok dan masih rindu rumah. Emang cuman Gala yang agaknya tidak normal, padahal suasana disini sudah terasa beku.

"Maksudnya apa, nih cengengesan kek gitu. Mau pamer gigi, percuma. Gigi Mas, kuning" seru Zea dongkol, tapi ucapan membuat sang empu gelagapan sambil lihat layar hp.

"Putih gini, kok."

Raga cepat-cepat mengambil alih, takutnya perang saudara terjadi, "Arshy memang anak saya" pungkasnya.

"Maksudnya gimana pak, jelas-jelas ketika bangun cuman ada saya sama Farah" Bian berkilah.

"Ja-jadi Om udah gak ori lagi? Gue nanti nikah sama yang gak ori masaaa" rengek Zea. Rugi banget dong, kalau malam pertamanya nanti tidak seru bagaimana.

Bian melotot tak percaya dengan ucapan nyelekit yang keluar dari mulut kecil-kecil cabe rawit itu. Jelaslah dia tidak terima di tuduh begitu, dia kan pejantan tangguh masih berlabel. "lo ko mikirnya butek, banget. Kalo gue gak ori harusnya tes DNA-nya positif dong! Buktinya kan enggak."

Detik itu juga Zea bersyukur sambil mengelus dada.

Raga kembali bersuara, "Dulu dihari kelulusannya, sekolah Farah mengadakan pesta gabungan dengan sekolah yang lain, termasuk sekolahnya Bian..."

Flash back on

Gadis cantik itu tersenyum manis melihat pantulannya di cermin, ia merasa senang karna setelah ini dia akan masuk SMA. Yang lebih senangnya lagi pesta kelulusan tahun ini berbeda karna sekolah lain ikut tergabung.

"Cantik banget anak Mama, persis banget kayak mama waktu muda," tiba-tiba Mamanya datang, "tapi inget ya, langsung pulang jangan kemana-mana lagi."

Farah merotasikan matanya "iyaa, mama. Tenang aja"

Tapi ajakan temannya menghipnotis anak yang biasanya penurut itu. Setelah acara selesai bukannya pulang  Farah malah mengikuti temannya memasuki club yang berada di hotel acara yang memang di sediakan secara rahasia oleh anak pemilik hotelnya.

Anak remaja dengan senangnya goyang dua jari, bahkan yang mabokan juga ada. Maboknya bukan miras, sih. Masih sekelas fanta di campur yakult. Tapi kan keliyengan juga soalnya musiknya ajep-ajep.

"Pusing ih, ngantuk juga"  Farah menguap dengan mata beratnya.

"Disini ada kamar Far, kalo Lo mau tidur gue anterin." tawar gadis pemilik hotel.

"Ogah, mana merem gue kalo berisik gini."

Teman Zea yang lain ikut menimpali, telunjuknya berada di depan bibir Zea, "sutttt, gue tau caranya."

"Apa?"

Temannya tersenyum jahil. Sebagian lain yang connect ikut tersenyum misterius.

Sedetik itu juga setelah meminum pemberian temannya, punggung Farah limbung membentur kasur empuk. Minuman itu sudah di masukan obat tidur.

My Love Story With UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang