Dengan cekatan tangan lentik itu membersihkannya dari jarak yang sangat dekat.
Dan Zea hanya terdiam mengamati mereka. Zea merasa ada yang salah dari ini. Dilihat dari cara Dara melihat Bian, orang pun pasti akan langsung menyimpulkan jika perempuan itu memiliki rasa lebih.
"Wah wah! Kayaknya harus ada yang di lurusin gak sih Oma?" Rara tiba-tiba berceletuk. "Harusnya yang berkewajiban touch touch itu kan Zea."
Dara menoleh, "emang salah kalau gue bantu bersihin?"
"Iya lah. Zea yang paling wajib."
"Karna Zea yang tumpahin sausnya? Astaga! gak apa-apa kali, apa salahnya." Dara terkekeh. "Banyak kok aparat yang bersalah tapi yang tanggungnya yang gak tau apa-apa."
"Karna gue calon istrinya, yuk kak bisa yuk sebutin alamat rumahnya nanti gue undang." timpal Zea.
Dara langsung terdiam, memandang Zea tanpa emosi. Tapi setelah itu bibirnya bergetar lalu menguarkan tawa, memecah sunyi. Sejenis tawa yang cantik. Ingatkan Bian untuk tidak terpesona karna disana Zea sudah memancarkan aura tidak enak.
"Zea emang calon istri gue. Ada yang lucu?" ucapan Bian kontan mengubah raut wajah Dara dalam sekejap.
Apa semua orang disini hoby bercanda? Pikir Dara. Langsung saja ia menatap Lia, "Tante?"
Lia mengangguk. "Mereka emang udah tunangan dan beberapa bulan lagi akan menikah, kamu pasti aneh ya? Tapi Zea dan Bian ini memang tidak sedarah."
Tampak raut tak percaya tercetak jelas di wajah Dara. Baru saja akan di pancing eh kailnya putus duluan. Tapi Dara tersenyum penuh arti, tak segampang itu untuk menyerah bukan? pikirnya. Sebelum janur kuning dicopot emak-emak buat gantungan, kesempatan masih ada.
"Ohh? Selamat ya, dek! Kak Dara ikut seneng loh!"
"Makasih, Kak." ucap Zea tersenyum simpul. Sepertinya ia harus kawal sampai halal Bian dari Medusa yang belum terdeteksi.
***
Semua tamu sudah kembali ke rumah masing-masing, hanya Bian yang masih ngegaprak di kasur Zea. Jangan berisik, nanti laki-laki itu akan terbangun. Zea sampai cekikan melihat wajah tampan Bian yang kini berubah menjadi cantik. Pelakunya? Tentu saja Zea sendiri.
"Jadi gaes gimana make up aku? Ayang aku udah jadi cowok cantik kan?" bisik Zea pada layar ponselnya.
Ia sedang melakukan siaran langsung, banyak sekali yang menonton. Tidak aneh karna followers nya saja banyak. Bahkan tidak sedikit yang menawari Zea untuk menjadi brand ambassador.
Aww kiyowok sekalii!
Tolonggg saya tydak kuat. Mak cariin cowok buat Siti!
Mbak mau pahala gak? Ayo berbagi sama saya.
Zea mendekat untuk membaca komentar-komentar. Matanya menyipit, "aduh maaf, ya gaes aku pelit jadi kalau yang ini gak mau berbagi."
Kak Zea cantik banget sumvah! Skincare nya apa?
"Ah aku cuman pake bedak bayi aja." jawab Zea terkekeh, "Nah! kalau ada yang jawab gitu jangan percaya gaes! Glowing tidak cukup hanya dengan bedak bayi. nanti kalian cek aja di story aku ya."
Melihat pergerakan dari Bian Zea buru-buru mematikan siaran langsungnya, tapi sebelumnya sudah dadah-dadah ala dirinya dulu.
Bian bangun dan menyandarkan badannya, dia merasakan aneh pada wajanhya apalagi bibirnya yang terasa kaku. Pandangannya berubah datar, menatap Zea dengan tangan terlipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story With Uncle
HumorCinta tak harus memiliki? Omong kosong. Nyatanya hati kecilmu menginginkan untuk bisa memilikinya. Itulah yang dirasakan Zea Fahreya, gadis yang terjebak dengan perasaan cinta yang salah terhadap Omnya. Lalu, bagaimana ketika takdir mempersatukan me...