Rara hampir terjungkal melihat bestienya yang kembali dengan keaadan hidung merah beleran dan mata sembab. Kayak yang habis ngelabrak pacar selingkuh aja gitu kesannya.
"Gue emang abis ngelabrak, jabla'i!!"
Rara tercekat, lalu merengsek maju. Padahal gue cuman nebak aja tadi.
"Bilang sama gue siapa nyi iprit nya, Ze! Bilang! Biar gue tampol pake wewangian ketek yang gak pernah pake rexontek."
"Kak Dara.. gak nyangka tau gue." sorotnya berubah geram. "Hihh! Mana tadi bulu matanya kayak nungging-nungging ledekin gue!"
Mendengar nama itu, Dara melotot bak nenek sumpit yang rambutnya bau nyongnyong karna kebakar, "Serius lo?! Dararampret! Gue udah duga sih sebelumnya. sinting gue gak pernah salah emang."
Zea langsung menghentikan tangisnya. Ambyar sudah rasa sedihnya. Emang nih punya bestie jelmaan Dora begitu. Ngeselin yang ada!
"Iya bagus, emang lo mah sinting Ra. Makasih udah ngaku."
Menyadari ucapannya salah Rara menggeleng histeris, "eh apa yaa, yang tebakan suka bener itu loh!"
"Insting! Pe'ul bin sengklek banget perasaan temen gue."
Lelah menghadapi teman ngekek bin bengek macam Rara, Zea menghampiri Arshy dan menuntunnya untuk keluar dari kolam penuh bola.
Niatnya mau pulang terus galau-galau manja sambil sodakoh tisu ke ingus yang beler. tapi ternyata keinginan itu hanya sekedar suara ambulance yang sekedar ninutninut seperti angin lalu.
Temennya itu malah ikut pulang sambil gemol tas gambar cacing kejebak di got. Katanya Mamanya tidak pulang dulu karna ada acara pesta ngaliwet di rumah temen arisannya. Emang dasar Rara itu penakut jadinya dia ngungsi dulu sambil gendong Adel.
"Harusnya lo beruntung dong. Lo jadi gak bisa galau semalem gara-gara ada gue yang ngehibur. Galau itu merugikan Ze, entar lo depresot gimana."
"Iya, deh iya ada baiknya juga." hidung Zea lalu mengendus-endus, "eh lo kentut yaa?"
Rara meraup udara didekat pantatnya lalu menghirupnya, "nggak, kok." lalu beralih ke Adel yang sedang tidur tengkurap. "Adel juga nggak, tuh."
"Te-terus siapa dong?" tanya Rara merinding.
Tampak Zea membuka selimut yang dia pakai, lalu menyengir. "Ternyata gue, Ra hehee."
Rara merengsek menjauh lalu menggendong Adel untuk pergi ke kamar tamu yang di siapkan untuknya. "Gue takut Adel pulang-pulang mabok kentut."
Suara keras pintu tertutup yang dihasilkan Rara membuat Zea di dalam kamar tertawa, tapi belum sempat Rara bernafas lega, kedatangan Bian yang tempe-tempe sudah ada di depan, bikin nafasnya kembali lari dan sembunyi di balik upil.
"Kak! Ngagetin aja!"
Lelaki itu menaikan alisnya bingung. Jiwa narsisnya bersuara, emang muka ganteng gue ini sebahaya itu ya sampai bikin kaget.
"Zea ada di dalem, kan?"
"Di dalem bukan Zea, tapi nyi kentut. Hati-hati lo Kak ntar mabuk berabe." sesudah mengatakan amanah manis, Rara langsung ngibrit ke kamar.
Ketika Bian membuka pintu terlihat Zea sedang tidur membelakanginya. Ketika didekati ternyata gadis itu sedang ketawa-ketiwi melihat film horor yang sedang menayangkan adegan om poci yang loncat-locat karna ketahuan mau ngintipin orang mau lahiran.
"Zea."
"Udah tidur. Sana balik, ganggu aja." ketus Zea langsung membungkus tubuhnya sampai kepala. Melihat itu Bian terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story With Uncle
HumorCinta tak harus memiliki? Omong kosong. Nyatanya hati kecilmu menginginkan untuk bisa memilikinya. Itulah yang dirasakan Zea Fahreya, gadis yang terjebak dengan perasaan cinta yang salah terhadap Omnya. Lalu, bagaimana ketika takdir mempersatukan me...