16 | om pacar

1.3K 78 1
                                    

Zea nampaknya mulai lupa dengan rencana perjodohan. Buktinya gadis itu tidak terlihat murung lagi, malah seperti orang gila karna tersenyum-senyum sendiri.

Ah betapa bahagianya punya pacar serumah. Kalau kangen tinggal bertemu, tidak ada alasan macet perjalanan.

"Hayoh loh mikir jorok ya pagi-pagi!" Rara datang mengagetkan, lalu ia tersenyum memamerkan giginya tak bersalah.

"Apa sih. Yang jomblo mana paham."

"Wait wait, jangan bilang lo udah pacaran?"

Zea mengangguk. Pasti temannya itu tidak akan percaya jika ia memberi tahukan orangnya.

Rara membelalak seraya menggelengkan kepalanya, "Lo serius? Kok ninggalin gue, sih! Katanya mau barengan pacarannya. Ah, mana Om lo susah banget lagi dideketin nya," Rara duduk selonjoran di lantai dengan bibir mengerucut.

Tuh kan. Bisa perang perbestiean kalau Rara mengetahui Bian adalah pacarnya. Zea jadi bingung sendiri. Ia lalu menepuk-nepuk bahu Rara pelan. "Om Bian udah punya pacar"

"Ih kok gitu! Yang bener, ko lo tau, tau darimana!" seru Rara bangkit dengan raut terkejut.

"Ya tau lah"

Orang pacarnya aja gue.

"Yaudah lah gue cuman kagum doang, kok. Gak sampe cinta" lirih Rara sendu, tangannya mengambil tisu lalu mengarahkan pada hidungnya.

Sroooot

"Iuuhh jorok lu" ucap Zea seraya menempeleng pelan kepala Rara. "Tapi emang bagusnya gitu. Kan kasian pacarnya." ringis Zea.

Asli. Zea merasa dirinya munafik saat ini. Apa keputusannya berpacaran dengan Bian ini sudah benar?

"Kuyy ah perpus, ngadem sekalian Wi-Fian." kikik Rara seraya menarik tanga Zea.

Tapi ketika ditengah perjalanan Zea dihadang oleh fansnya Bian yang pasti datang ketika ada maunya. Lihat saja, ditangan perempuan itu sudah ada bungkusan streofoam yang Zea tebak isinya adalah seblak yang akan digunakan sebagai jalur sogokan.

"Zea, ada perlu nih. Biasaa, suruh Bian balas--"

"Maaf, doi udah punya pacar sekarang, jadi gue udah gak buka jasa jodoh-jodohan." Potong Zea.

Ia menyesal karna dulu membuka jasa jodoh untuk meraup jajanan gratisan. Sekarang malah dirinya yang sebal sendiri. Zea lalu pergi dan segera disusul Rara, tapi ketika melewati perempuan itu Rara langsung menyambar bungkusan seblak itu.

"Niat awalnya udah buat Zea, kan? Sini gue ambil. Pamali."

Perempuan berambut sebahu itu pun berdecak. "Yaudah nih Lo ambil!"

Baru beberapa langkah berjalan Zea sudah didatangi lagi oleh fans Bian. Dihadapannya sekarang sudah ada perempuan berkaca mata. Cukup cantik tapi tetap cantikan dirinya kemana-mana Duh, kenapa ia jadi sensi. Lagian ngefansnya ke Bian tapi malah ia yang direpotkan. Kalau dulu sih senang, tapi sekarang rasanya ingin mencabik-cabik para perempuan itu.

"Apa! Bian udah punya pacar ya, sekarang!" ucap Zea berang Padahal perempuan itu baru ingin membuka mulutnya. Setelah mengatakan itu Zea langsung berjalan cepat dengan raut kusut.

"Aduh maaf ya. Temen gue lagi pms kayanya, sini cilok nya gue ambil, pamali. Buat Zea kan tadinya?" ucap Rara ketika baru saja sampai. Tangannya terulur untuk mengambil plastik putih berisi cilok, tapi langsung dijauhkan oleh perempuan berkaca mata.

"Eits gak bisa dong"

Rara berdecak, lalu menatap serius kearah perempuan itu, "kalau udah niat mau dikasih jangan diambil lagi. Lo mau lidah lo kebalik. Itu kata nenek gue dikampung, sih"

My Love Story With UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang