Ini kan cowok baru lo?? tanya Adam menaikan ujung bibinya sinis "gue tau Lo belum sepenuhnya move on sama gue. Tapi Lo malah udah jadian sama orang lain. Buat pelampiasan ya Ze? Murahan."
Bughhh
Rasya membogem tulang pipi Adam. Berani sekali laki-laki itu mengatai Zea sembarangan.
Bughhh bughh
Dua pukulan kembali dilayangkan dan Adam tak sempat melawan karna Rasya sudah mengunci pergerakannya di bawah. Rasya lalu bangkit dari perut Adam lalu mencengkeram kerah baju Adam.
"Itu hadiah buat lo karna mulut busuk Lo udah berani ngomong gitu sama Zea"
"Bangun lo. Sekali lagi mulut Lo dipake buat ngomong sampah ke Zea, gue gak akan segan bikin Lo gak gak bisa ngomong seminggu." Rasya menghempaskan Adam dengan kasar.
Tidak tahan lagi dengan keadaan, Zea, gadis itu sudah menangis melihat perkelahian didepannya.
***
"Jadi Kak Rasya itu beneran pacaran sama adik tingkatnya?"
"Iya, siapa sih namanya, Ze apa gitu."
"Zea" jelas temannya.
"Hah iya itu. Bukannya keponakannya Kak Bian ya?"
Bian tadinya akan menyusul Zidan ke kantin tapi mendengar nama Zea disebut-sebut itu pun menghentikan langkahnya di belakang sekumpulan perempuan yang sedang bergosip.
"Enak tau jadi Zea, sekarang dia lagi direbutin sama dua cogan. Sampe adu jotos tau wihh hebat gila!" Pekiknya.
"Eh iya iyaa. Denger-denger yang satunya mantannya"
Tak menunggu waktu lama Bian langsung putar arah dan berbelok menuju koridor dekat kelas Zea. Benar, disana terlihat Rasya dan Adam yang saling memukul tak mau kalah. Terlihat juga Zea yang menangis meneriaki dua laki-laki itu supaya berhenti.
Bian lalu menghampiri Zea dan memeluk gadisnya. kasihan, pasti Zea sangat malu karna menjadi pusat perhatian.
Bian mengurai pelukannya lalu melerai perkelahian antara Adam dan Rasya, "udah, jangan kaya anak kecil!kalian berdua bikin Zea nangis tau gak"
Rasya bangkit dan menepuk pundaknya, "gue gak bakalan mulai kalo dia gak ngehina Zea."
Bian melayangkan tatapan tajam pada Adam, "sekali lagi gue peringatan. Jangan gangguin Zea" ucapnya penuh penekanan.
Adam meringis dan mengusap ujung bibirnya yang bersalah. "Iya bang gue minta maaf udah ngomong gitu sama Zea"
"Minta maaf langsung sama orangnya" tags Bian.
Adam menoleh ke arah Zea yang membuang muka dengan pipi yang basah. "Ze, gue minta maaf soal tadi" lirihnya menyesal.
Tak ada jawaban, Zea hanya diam mungkin cukup terluka karna sudah berkali-kali dibuat luka.
"Lo pergi aja, Zea mungkin butuh waktu" pungkas Bian berusaha tidak emosi karna tidak ingin semakin memperkeruh suasana.
"Ayo pulang" ajak Bian seraya merangkul pundak Zea. Ia tidak peduli jika masih ada kelas sore ini. Yang ia pikiran hanya Zea. Mana tenang kalau Zeanya ditinggalkan dalam kondisi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story With Uncle
MizahCinta tak harus memiliki? Omong kosong. Nyatanya hati kecilmu menginginkan untuk bisa memilikinya. Itulah yang dirasakan Zea Fahreya, gadis yang terjebak dengan perasaan cinta yang salah terhadap Omnya. Lalu, bagaimana ketika takdir mempersatukan me...