4. Foundation

5.1K 618 24
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cinnamon mengecek penampilannya sekali lagi, memastikan kalau tidak ada yang aneh atau berantakan, sebelum keluar dari taksi. Berbeda dari biasanya, hari ini dia memakai turtleneck top yang dipadukan dengan mermaid skirt bermotif plaid. Tentu dia harus menyiapkan diri sesempurna mungkin untuk pertemuan eksklusifnya dengan sang calon mertua.

Exactly! Dia akan menemui orang tua Kale, khususnya si ibu yang sedang berulang tahun demi melancarkan misi menaklukkan hati calon mertua agar mendapat restu mendekati calon masa depan yang masih jual mahal kepadanya. Kalau rintangan pertama sudah berhasil dia lalui, bukan persoalan yang sulit untuk mengalahkan keras kepala pria kanebo itu.

Sebelumnya, Cinnamon sudah mengorek informasi mengenai kehidupan pribadi sekaligus alamat rumah Kale dari karyawan Cafe Oregano, termasuk mata-mata khususnya—Rara. Berdasarkan keterangan, Kale memiliki saudara perempuan bernama Briea Oregano yang sangat menyukai semua hal berbau Korea dan make up, salah satu dari sekian fakta yang sangat disyukuri oleh Cinnamon. Ayahnya berasal dari negara yang dijuluki 'The Boot'; Italia—tak mengherankan kalau postur tubuh Kale tidak seperti orang Indonesia kebanyakan—dan bekerja sebagai direktur di perusahaan pertambangan. Sementara ibunya yang memang berasal dari Jakarta membuka usaha butik sendiri.

Ternyata, Kale bukan merupakan orang yang terlalu tertutup seperti perkiraan Cinnamon. Baguslah, sedikit tidaknya dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Urusan hasil, dia serahkan pada takdir Tuhan.

Menghela napas terlebih dahulu, dia mulai berjalan memasuki halaman rumah keluarga Kale sambil menenteng tas berisi kue. Terdapat beberapa mobil terparkir di sana, yang dia yakini adalah milik para tamu. Beruntung gerbang di depan dalam keadaan terbuka hingga dia tidak perlu susah-susah mencari satpam.

Begitu di depan pintu utama, Cinnamon mendadak gugup. Dia bingung harus memulai pembicaraan dari mana nantinya. Tidak mungkin dia langsung mendeklarasikan diri sebagai calon jodoh Kale, bisa-bisa first impression mereka pada Cinnamon jadi buruk.

Calm, Cin. Biasanya juga suka malu-maluin.

Tarik napas, embuskan. Everything will be okay, Cinnamon Maple. Setelah tenang, tangan Cinnamon terangkat, memencet bel di sebelah pintu, dua kali. Sambil menunggu, dia menggigit bibir bawahnya dengan kaki yang bergerak gelisah. Ketika ingin memencet bel lagi, pintu perlahan terbuka, membuatnya spontan mundur selangkah. Tampak seorang wanita paruh baya dengan kemoceng di tangan tengah menatapnya penasaran, mungkin karena wajah Cinnamon yang asing

"Cari siapa, Mbak?" tanya wanita itu sopan.

Bibir Cinnamon yang dipolesi lip cream berwarna coral, tersenyum manis. "Saya Cinnamon, temennya Kale."

Temen hidup maksudnya.

Wanita itu mengangguk dengan bibir yang membulat. Tubuhnya sedikit menyingkir, memberikan akses untuk Cinnamon masuk ke rumah. "Mari masuk, Mbak. Mas Kale ada di dalam, kebetulan hari ini acara ulang tahun Nyonya, ibunya Mas Kale."

A Blessing In Disguise (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang