Kalau kalian berpikir Kale akan menyerah begitu saja setelah penolakan pertama, maka kaluan salah. Dengan penuh semangat yang membara, demi bisa menarik perhatian Cinnamon lagi, Kale kembali ke rumah Cinnamon. Semula, dengan tangan kosong, yang berakhir sia-sia. Wanita itu bahkan enggan untuk keluar dari rumahnya.
Hari selanjutnya, Kale membawa satu buket bunga mawar, yang lagi-lagi tidak mendapat penerimaan dari Cinnamon. Padahal, Kale sudah berkonsultasi dengan Briea semalaman hingga berakhir adiknya itu ketiduran di kamar Kale. Seperti manusia bijak yang sering Kale tonton di televisi, Briea berkata, "Perempuan itu nggak bakal luluh cuma dengan bawa diri aja. Sebagai laki-laki gentle, Bang Kale harus nunjukkin keseriusan Bang Kale ke Mbak Cinna. Yaitu dengan cara bawa hadiah yang disukai perempuan. Bunga atau cokelat. Itu bisa jadi referensi."
Berikutnya, Kale kembali lagi dengan membawa hadiah lain. Kalau sebelumnya dia membawa bunga, kini dia membawa buket cokelat, berharap wanita itu akan luluh dan memaafkannya. Terlebih, cokelat bisa membuat suasana hati menjadi jauh lebih baik.
Namun, lagi-lagi, Kale pundung. Cinnamon sama sekali tak keluar. Meski sudah berulang kali pintu rumahnya diketuk, Cinnamon seolah-olah tuli. Rumah wanita itu seperti dikunci rapat. Kale menghela napas panjang. Sudah beberapa hari ini dia terus datang ke rumah Cinnamon, tapi tak mendapat respons yang bagus. Sepertinya, ini akan menjadi perjuangan yang sangat panjang.
Meski begitu, setiap kali Kale kehilangan akal untuk mencuri hati Cinnamon lagi, Briea yang selalu menyemangati kakaknya, dan membantu pria itu. Dengan kreativitas perempuan itu lah, menghasilkan hadiah-hadiah cantik yang akan diberikan kepada Cinnamon. Bunga sudah, cokelat sudah, boneka juga sudah. Kale sudah benar-benar bingung dengan cara apalagi dia akan merayu Cinnamon kalau wanita itu sendiri enggan untuk menemuinya.
"Ini belum seberapa, Bang. Dulu, Mbak Cinnamon juga harus berjuang extra supaya dapetin Bang Kale. Terus, baru segini aja, Bang Kale mau nyerah gitu aja? Cemen banget, sih!"
Karena kata-kata itu, Kale menjadi semangat lagi. Kali ini, bukan hanya sebuket bunga, cokelat, atau sebuah boneka. Melainkan gabungan dari semuanya. Dia bahkan menyewa mobil pick-up untuk membawakan buket bunga dan bonekanya yang besar. Sementara cokelatnya dia letakkan di mobil pribadinya.
"Cin, tolong bukain pintunya sekali aja! Saya nggak masalah kalau kamu nggak maafin saya, tapi saya pengin lihat kamu sekali aja. Walaupun saya lebih pengin kamu nerima saya lagi." Kle mengetuk pintu rumah Cinnamon. Sekali, dua kali, tetap tidak mendapat jawaban atau sekadar dibukakan pintu.
Kale berdecak pelan. Dia tidak tahu kalau berjuang bisa semelelahkan ini. Cinnamon bisa sangat keras kepala hingga enggan untuk melihat Kale barang sejenak. Dan, Kale juga belum pernah melakukan ini semua. Awalnya, dia sempat menolak dengan tegas ide Briea unytuk melakukan hal yang menye-menye. Dia bukan pria romantis yang akan memberikan hadiah atau kata-kata manis, tapi demi Cinnamon, dia melanggar aturan untuk dirinya sendiri.
Seharusnya Cinnamon senang, berbangga hati karena menjadi satu-satunya orang yang bisa membuat Kale menjadi frustrasi begini. Namun, seperti wanita lainnya, Cinnamon juga jual mahal kepadanya.
"Cin, bukain pintunya, ya? Saya janji, kalau kamu masih nggak mau terima saya lagi, saya bakal pergi dari hidup kamu untuk selamanya." Kale menempelkan keningnya di pintu rumah Cinnamon sambil terus mengetuk pintu secara konstan. Senja sudah mulai berlalu, digantikan malam. Bahkan, mobil pick-up tadi sudah pergi, menyisakan Kale dengan hadiah yang akan diberikan kepada Cinnamon yang diletakkan di teras rumah wanita itu.
"Cin, kamu tega bikin saya kedinginan di sini? Saya belum makan juga, loh, Cin. Seenggaknya kalau memang kamu nggak mau lagi sama saya, bilang. Jangan menghilang. Saya bener-bener frustrasi. Kamu juga blok kontak saya. Jadi, saya harus apa, Cin?" Ketukan Kale di pintu rumah Cinnamon, perlahan berhenti. Dia mengerjap beberapa kali, merasa kalau harapannya mulai sirna.
![](https://img.wattpad.com/cover/279801939-288-k465208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Blessing In Disguise (END)
Romance#Romance-comedy #Make-up series #Food series Bagi Cinnamon, skincare dan make up adalah dua hal yang sangat penting untuk menunjang penampilannya sebagai beauty vlogger. Apalagi di masa kini, penampilan luar selalu dijadikan patokan untuk menilai se...