Semua sisa usia Taehyung, Taehyung serahkan kepada yang maha kuasa. Sekarang, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggu ajalnya.
Itu hanya yang ada di pikiran Taehyung.
Tidak untuk keluarganya. Ayah, ibu, Namjoon, Jungkook masih memikirkan bagaimana caranya agar Taehyung tetap sembuh. Meskipun sulit.
Tuhan, aku percaya kalau engkau adil. Namun mengapa tidak untukku?
Mungkin jika batin Taehyung bisa berteriak, maka kalimat itulah yang akan terlontar.
Siapa yang mau hidupnya seperti Kim Taehyung? Semua orang pasti akan menolaknya. Cita-cita yang harus terhenti karena orang tua, belajar dengan tuntutan keras, mental yang dirusak oleh orang tua, gelar dokter yang sepertinya akan kandas juga, dan Leukemia yang sudah menjadi temannya saat ini.
Taehyung terkekeh. "Kalau saja bunuh diri itu tidak dosa, mungkin aku sudah melakukannya sejak lama."
"Pasti gara-gara ibu ya, Tae?"
"Ibu!?" Sentak Taehyung menoleh ke belakang, dan yang didapatkan nya adalah ibu nya.
Sang ibu mencoba menggapai tangan Taehyung. Tapi seketika, Taehyung melepaskannya. Tangannya juga tiba-tiba gemetar pelan. Yap, rasa trauma itu masih ada. Taehyung masih takut jika harus bertemu dengan sang ibu secara empat mata.
"Ibu..." Taehyung berusaha melawan rasa takutnya dan meraih kembali tangan sang ibu.
Tangan yang sering memukuli tubuhnya, menyiram tubuhnya, mencubit, dan lainnya.
"Mengapa ibu begitu kejam padamu, sayang? Anak tengahku. Aku yang mengandung dan melahirkanmu." Lirihnya, sang ibu hampir menangis.
Taehyung menghela nafas, "itu semua karena sifat yang bernama egois, bu."
"Tiga titipan dari Tuhan yang paling berharga, ibu sia-siakan salah satunya. Kau tampan, kau berbakat, kau cerdas, bahkan sebenarnya kau tidak pernah mengecewakan ibu, Kim Taehyung." Ujarnya dengan penuh keyakinan. Berharap Taehyung percaya apa yang telah ibu nya katakan benar-benar dari hati.
"Setidaknya aku mendengar kalimat barusan walaupun itu tidak tulus, ibu."
"Hey? Kata siapa tidak tulus? Ibu mengatakan kalimat barusan benar-benar tulus dari hati ibu. Artinya, ibu sudah memahami anak ibu yang sesungguhnya." Ujarnya dengan menyolek hidung mancung Taehyung, dan jangan lupakan tahi lalat yang membuat hidung nya terlihat manis.
Taehyung tersipu malu.
"Ibu telat mengenal anak ibu sendiri ya, nak?"
"Aniyo, setidaknya ibu bisa mengenalku."
"Taetae mau apa, nak?" Tawar sang ibu.
"Aku masih ingin mendapatkan gelar dokter, bu. Mungkin tidak, ya?"
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin sia-sia, sekarang aku semester akhir. Setidaknya aku mendapatkan tujuan dari kuliahku." Jelasnya.
"Kalau tidak dapat gelar nya?"
"Ya tidak apa-apa. Aku sudah menjadi orang hebat tanpa harus mendapatkan gelar itu kan, bu?"
Hati sang ibu sangat teriris kalau kalian tahu. Ingin sekali menangis dan memeluk Taehyung dengan erat. Namun, sang ibu juga tidak ingin terlihat lemah dihadapan anaknya.
"Katakan saja adik kecil! kau mau apa?"
Taehyung menoleh, secara suara itu bukan suara ibu nya yang sedang ada disampingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/280227564-288-k153355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
Fiksi PenggemarSequel of Just One Day Apa yang harus kulakukan sedangkan apapun yang kulakukan selalu salah(?) • K i m T a e h y u n g ( S w e e t N i g h t ) by Rachalova 05-11-2021 : #1 - taehyung