"Akh! Ayah..." Lirih Taehyung sedikit mengerang saat dokter menyuntikkan sesuatu kedalam infusan yang menempel dilengan kanan nya.
Dingin, namun keringat Taehyung bercucuran.
Sang ayah hanya bisa memandang melas saat melihat Taehyung kesakitan.
Pengobatan itu benar-benar menyiksa Taehyung. Tapi harus bagaimana lagi, hanya itulah yang bisa membuat Taehyung sembuh. Ralat, bukankah Kanker sebenarnya tidak bisa disembuhkan? Sebut saja pengobatan itu untuk menghambat pertumbuhan sel kanker nya.
"Ayah, sakit." Keluh Taehyung.
"Taehyung kan ingin sembuh? Hanya ini yang bisa Tae lakukan agar bisa sembuh, nak."
Taehyung paham, Taehyung mengerti, semua usaha ayahnya adalah yang terbaik untuknya. Walaupun sesungguhnya Taehyung tahu bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan seratus persen.
Mata Taehyung melihat ke arah jendela. Terlihat ada seseorang yang sedang memperhatikan nya, orang itu sadar bahwa Taehyung sudah melihatnya, cepat-cepat orang yang memperhatikan dari luar itu langsung mengepal tangannya seraya tersenyum manis.
"Hwaiting!" Ujarnya.
Taehyung juga ikut tersenyum.
Lelaki yang telah memberikan semangat untuk Taehyung itu membalikkan badan, dan menjatuhkan dirinya sendiri hingga terduduk, lalu memeluk kedua lututnya yang ditekuk.
Percayalah, tangisnya sudah pecah saat harus melihat sahabatnya melakukan pengobatan kemoterapi.
"Jim..." Panggilnya seraya menyentuh pundaknya.
Tanpa basa-basi, Jimin langsung berhambur memeluk Seokjin dengan erat guna mengurangi rasa sakit di dadanya.
"Tak apa... Taehyung pasti sembuh, kau harus selalu ada disampingnya dan beri dia semangat." Ujar Seokjin.
"Tapi hyung, kanker-"
"Kita tunggu mukjizat Tuhan, tidak semua kanker tidak bisa disembuhkan." Jelas Seokjin yang memotong pembicaraan Jimin.
"Tapi kalau memang Taehyung tidak bisa disembuhkan, itu artinya Taehyung yang sudah lelah, Jim." Sambung Seokjin yang membuat Jimin menangis kembali.
"Taehyung kuat, hyung! Sahabatku itu orang yang kuat!" Kekeuh Jimin.
"Iya, Taehyung kuat. Tapi hyung tidak bisa menjamin karena hyung sendiri juga bukan dokternya."
Seokjin melihat detail wajah Jimin. Tepatnya, di pipi bagian kiri.
"Malam itu ditampar sama Hoseok hyung juga?" Tanya Seokjin. Jimin mengangguk.
"Lain kali jangan seperti itu, ya? Hoseok juga kakakmu, wajar kalau dia marah." Ujar Seokjin yang sedikit memberi nasihat untuk adik bungsunya itu.
Masih ingat beberapa waktu lalu Jimin pergi ke bar hingga dini hari? Sehingga Hoseok dan Namjoon harus menjemput Jimin.
Saat itu juga Jimin mendapat tamparan dari kedua kakaknya, Seokjin dan Hoseok. Bahkan saat Jimin sampai rumah, dirinya harus menerima hukuman dari Seokjin.
Tidak boleh keluar dari ruang latihan milik Hoseok dan Jimin selama dua hari. Yang artinya, dia tidak bisa tidur di ranjang dengan nikmat, makan pun diantar oleh sang ibu.
Bahkan Seokjin sengaja mengirimkan surat keterangan ke kampus Jimin untuk memberi kabar kepada para dosennya bahwa Jimin tidak bisa masuk selama dua hari karena ada keperluan.
Sang ibu bukan tidak ingin membantu Jimin atau tidak sayang dengan anak bungsunya, tapi anak ketiga dan anak bungsu nya itu sudah jadi bagian Seokjin. Seokjin lah yang mengatasi adik-adiknya, termasuk mendiang Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanficSequel of Just One Day Apa yang harus kulakukan sedangkan apapun yang kulakukan selalu salah(?) • K i m T a e h y u n g ( S w e e t N i g h t ) by Rachalova 05-11-2021 : #1 - taehyung