KimTae . 13

1.6K 149 3
                                    

"Jim... Sesakit ini ternyata."

Lagi-lagi Namjoon harus izin tidak mengajar mahasiswa nya selama dua hari karena harus menunggu sang adik.

Padahal, ada Jungkook yang bisa menunggu Taehyung di rumah sakit. Tapi, Namjoon kekeuh ingin menjaga Taehyung juga.

"Hyung, padahal hyung pergi mengajar saja. Ada aku yang menjaga Taehyungie hyung." Ucap Jungkook.

"Tidak Kookie, hyung juga ingin menjaga adik hyung." Jelas Namjoon.

Kini Taehyung menjadi orang paling menyusahkan didunia. Dirinya selalu merasa bersalah kepada orang-orang terdekatnya.

"Maafkan aku menyusahkan kalian." Timpal Taehyung.

"Hey, tidak! Hyung yang akan merasa bersalah jika terjadi sesuatu padamu, Tae."

"Aku juga akan menjadi adik yang paling bodoh jika terjadi sesuatu padamu juga, Taetae hyung."

"Mengapa Jimin tidak kesini?" Tanya Taehyung.

"He's not fine. Waktu kita ke rumah sakit, Jimin dilempar batu besar, untung Hoseok bisa mencegahnya." Jelas Namjoon.

"Eoh? Anak itikku dilempar batu? Dilempar oleh siapa!?"

"Hoseok bilang, anak itu dulu pernah melabrak Jimin saat dia ingin mengikuti perlombaan."

"Ji So?" Tebak Taehyung.

"Hyung, dia anak fakultas ekonomi, bukankah kau mengajar mahasiswa management juga!?" Sambung Taehyung.

"Maaf, dia yang harus mengulang beberapa semester karena IPK nya tidak memenuhi syarat, kan?" Namjoon juga ikut menebak.

"Benar! Anak itu memang tidak punya akhlak, merendahkan Jimin yang berprestasi!" Kesal Taehyung.

"Kau istirahat saja, biar hyung urusi Jimin."

。◕‿◕。

"Ji So-ya, ini sudah kelewat batas. Kau sudah pulang tidak membawa piala, tapi kau malah mencari masalah dengan anak yang selalu membawa pulang piala untuk kampus ini." Tegas Kepala Prodi Fakultas Kedokteran itu.

"Saya laporkan kepala prodi management, ya?" Sambungnya dengan ancaman.

"Tidak, gyosunim."

"Lalu apa maksudmu mencari masalah dengan Jimin?!"

Jimin dengan lengannya yang luka hanya bisa terdiam melihat kepala prodi jurusannya itu menegur orang yang telah melukainya.

Pintu ruangan terbuka. Iya, itu Hoseok yang membukanya, tatapannya memicing tajam kepada lelaki yang bernama Ji So itu.

"Beberapa hari lalu Jimin dilempar batu saat kami sedang di restoran. Harusnya kau beruntung karena adikku memberimu kesempatan agar kau tidak di laporkan. Untuk kali ini, aku tidak akan menahan Jimin lagi agar kau tetap di laporkan." Ucap Hoseok.

"Hyung..."

"Jin hyung sudah tahu masalah ini, dan dia juga menginginkan orang ini di laporkan." Ketus Hoseok.

"Sudah, hyung..." Jimin mencoba melerai.

"Kakak mana yang menerima adiknya disakiti orang lain, Jim!? Apalagi kau tidak pernah ada masalah dengan orang ini!" Bentak Hoseok pada adiknya.

Lagi-lagi pintu ruangan terbuka, kali ini Jimin, dan Ji So cukup tercengang siapa yang datang ke ruangan tersebut. Terkecuali Hoseok, dan kepala prodi.

"Kau boleh berani pada kakak kedua Jimin, tapi kau tidak akan berani denganku, kakak pertamanya" Tegasnya seraya menunjuk wajahnya.

Benar saja, Ji So hanya bisa terdiam.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang