Suara itu terus terngiang ditelinga wanita yang berumur sekitar empat puluh tahun itu. Iya, wanita yang telah mengandung dan melahirkan seorang Kim Taehyung.
Bagaikan petir yang menyambar tubuhnya saat mendengar penjelasan dari putra sulung dan bungsu nya itu.
"Aku muak dengan ego ibu yang hanya mementingkan keinginan ibu." -Namjoon
"Padahal kalaupun Taehyungie hyung mengambil kuliah di jurusan management pun belum tentu akan jadi pengusaha nantinya." -Jungkook
"Ingin rasanya membenci ibu, namun sulit. Beban untukku sebagai anak sulung dikeluarga ini." -Namjoon
"Kalau begitu, biarkan aku mengambil pendidikan lagi sesuai dengan apa yang ibu inginkan. Jangan biarkan Taehyungie hyung tersiksa lantaran tidak mendapatkan kasih sayang dari ibu." -Jungkook
Semuanya sayang Taehyung.
"Maaf aku harus menjelaskan yang sebenarnya agar ibu tidak salah paham mengapa ayah sangat memberi perhatian lebih kepada Taehyung."
"Jelaskan, hyung." Titah Jungkook.
"Ibu, Taehyung mengalami gangguan mental saat ibu mulai membencinya. Memang tidak parah. Namun tetap, ayah, aku, dan Jungkook sangat mengkhawatirkan itu. Taehyung hanya bisa berpura-pura baik-baik saja jika sedang di kampus."
"Aku dan ayah mengira ibu akan berubah secara perlahan dan menyadari bahwa Taehyung juga memiliki potensi di hal yang lain. Kuliah dia juga tidak pernah memberikan nilai yang buruk, tapi ibu tidak pernah memberikan apresiasi untuk Taehyung."
"Jungkook datang sekitar delapan bulan yang lalu saat Yoongi hyung juga masih ada. Aku dan Taehyung benar-benar tidak tahu kalau Jungkook ternyata sudah ada di Seoul."
"Yah, kami bertiga bertemu saat Jungkook sudah sekitar tiga minggu tinggal di apartemen nya. Kami di pertemukan saat Hoseok ada perlombaan dikampus. Ternyata, anak ini sedang ada dibelakang tubuh Jimin dan Yoongi hyung. Aku tidak mengerti kronologis mereka bisa bertemu, padahal Jungkook tidak kenal dengan keluarga Min."
"Namun perlahan kesehatan Taehyung semakin menurun karena hampir setiap hari ibu memarahinya, bahkan menyiramnya. Bu, aku belum jujur sampai saat ini kepada kakak-kakaknya Jimin kalau ibu pernah tidak sengaja menyiram dan memukul anak itu."
"Sampai akhirnya ayah memaksa Taehyung untuk tinggal sendiri atau bersama Jungkook demi kesehatannya. Awalnya Taehyung tidak mau karena dia masih menganggap ibu ada dan ibu selalu merawatnya dengan baik padahal tidak."
"Ayah penasaran karena Taehyung semakin sering sakit kepala, timbul memar, mimisan. Pada akhirnya Taehyung melakukan CT Scan."
"Yah, sudah berat menjalani hidup, rupanya Tuhan memang benar-benar sayang dengan Taehyung. Hasil tesnya, Taehyung mengalami kanker darah stadium dua."
"Dia harus melakukan kemoterapi, radiasi, dan pengobatan yang lain. Sakit sekali rasanya menjadi Taehyung, bu. Aku harap dengan aku menjelaskan keseluruhan seperti ini, setidaknya ibu bisa berubah dan memberikan kasih sayang kembali. Sama seperti saat Taehyung kecil." Namjoon tersenyum walaupun berat.
"Dia berbakat, dia pintar, dia bisa bernyanyi, dia bisa menari, dia memiliki suara yang sangat unik. Bu, Yoongi hyung tidak akan mengajak Taehyung untuk masuk dalam project nya kalau Taehyung tidak memiliki bakat. Yoongi hyung adalah salah satu produser musik terbaik di negeri ini, bu." Namjoon menjelaskan lagi.
"Buka mata hati ibu sedikit saja untuk kakakku, bu. Dia juga anak ibu, sebelum aku lahir, dialah yang lebih dulu lahir. Taehyungie hyung sangat membutuhkan ibu." -Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanfictionSequel of Just One Day Apa yang harus kulakukan sedangkan apapun yang kulakukan selalu salah(?) • K i m T a e h y u n g ( S w e e t N i g h t ) by Rachalova 05-11-2021 : #1 - taehyung