"Five, six, seven, eight. One, two, three, four. Five, six, seven, eight."
"Sudah ibu katakan tidak usah menari-nari tidak jelas seperti ini! Kau itu sangat berbeda dengan dia, Kim Taehyung!"
Perlahan matahari mulai terbenam. Langit yang awalnya berwarna oranye, kini perlahan berubah menjadi gelap. Tak lupa bulan sabit yang mulai menyembul dilangit untuk menerangi seluruh alam. Jangan lupakan bintang-bintang yang mulai bertaburan diatas langit untuk menemani bulan.
Jalanan ibu kota terlihat sangat indah dihiasi dengan lampu-lampu, serta gedung-gedung tinggi yang sudah menyalakan lampu nya. Termasuk gedung yang begitu menyorot cahaya nya, dan sangat menarik perhatian.
Pria remaja berpipi chubby itu terus-terusan mengguncang tubuh temannya untuk membuyarkan lamunan temannya itu.
"Kau akan kesambat jika terus melamun seperti ini, tahu!?"
"KIM TAEHYUNG!" Jerit anak berpipi chubby itu seraya mencubit temannya.
"Akh!" Ringisnya.
"Jangan melamun saja, makannya."
"Ck, aku lapar, bagaimana kalau kita makan?" Ajak lelaki yang bernama Kim Taehyung.
"Kajja! Aku ingin ramyeon yang sangat pedas!" Balasnya dengan ekspresi yang menandakan bahwa teman nya itu lapar.
Dengan cepat, kedua remaja pria itu berlari dan keluar dari sebuah ruangan.
"Hey Jimin! Bisa-bisanya kau meninggalkanku!" Teriak Kim Taehyung.
"Eoh! Mianhae." Pekik lelaki yang ternyata bernama Jimin itu saat ia menabrak seseorang.
"Kau terlihat baru keluar dari ruangan Hoseok, apa kau adiknya?" Tanya orang yang ada dihadapannya kini.
"Ah, ne. Mian, kakakku sudah lama tidak bisa kesini. Maka dari itu, aku disuruh melihat kondisi ruangan latihannya." Jawab Jimin menjelaskan.
"Ah... Jadi ini Jimin? Dulu masih kecil, sekarang sudah besar. Aku turut berbelasungkawa atas kepergian kakakmu, ya. Maaf sekali tidak bisa hadir pada saat itu."
"Terima kasih. Itu bukan masalah besar, karena keluarga kami hanya ingin orang-orang tetap mengenang Yoongi dan mendoakannya." Ungkap Jimin.
"Iya, mungkin salah satu alasan Hoseok tidak bisa kemari karena kakakmu sakit pada saat itu. Aku benar-benar tidak tahu beritanya, aku hanya kaget saat berita beredar bahwa kakakmu sudah tidak ada."
"Ya sudah, sepertinya kau dan temanmu ada keperluan, ya? Aku juga masih ada keperluan, permisi." Sambungnya.
Jimin dan Taehyung berjalan melewati lorong untuk keluar dari gedung yang cukup besar ini.
Seperti janjinya, ia akan pergi ke tempat makan karena perutnya sudah meronta-ronta meminta jatah makan malam.
Jadi, gedung barusan itu adalah tempat Hoseok melatih anak-anak yang ingin menjadi dancer atau penari. Ditempat itu juga Hoseok berlatih jika tidak ingin ada yang menganggu nya. Karena ruangannya kedap suara yang membuat tidak terdengar dari luar ataupun dalam. Berbeda dengan ruang latihan dirumahnya yang akan mengganggu orang rumah.
Hoseok sudah lama tidak ke tempat itu sejak kakaknya sakit sampai kakaknya sudah tidak ada. Maka dari itu, Hoseok meminta Jimin untuk melihat kondisi nya dan menyuruhnya pakai saja ruangannya jika Jimin ingin berlatih.
"Kau dulu kecil, sekarang sudah besar." Celatuk Taehyung seraya menyuapkan makanannya.
"Aih kau ini!"
![](https://img.wattpad.com/cover/280227564-288-k153355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanficSequel of Just One Day Apa yang harus kulakukan sedangkan apapun yang kulakukan selalu salah(?) • K i m T a e h y u n g ( S w e e t N i g h t ) by Rachalova 05-11-2021 : #1 - taehyung