Lagi-lagi Taehyung harus merasakan suntikan lagi di tangannya. "Jaga kesehatan mu sedikit kenapa, sih!? Aku lelah harus ditusuk jarum terus-terusan." Mungkin seperti itu gambarannya jika tangannya bisa berbicara.
Hari ini bukan hanya Taehyung yang harus disuntik, namun sahabatnya juga.
Hoseok dan Namjoon menatap satu sama lain, dan melihat adiknya secara bergantian. Mereka tertawa, namun didalam hatinya sakit.
"Mungkin aku akan seperti Jimin kalau kau lah yang di posisi Taehyung." Ujar Hoseok yang membuat Namjoon tersenyum sangat manis.
"Tidak boleh, aku tidak mengizinkan." Jawab Namjoon sambil menghampiri Hoseok dan refleks memeluknya.
"Kau harus sehat, aku tidak bisa membayangkan kalau ini terjadi padamu." Ungkap Hoseok.
"Aish tidak! Aku sehat, aku akan lebih sering gym, agar lebih sehat kalau gitu."
"Tidak Namjoon, kau mau membunuh mahasiswa mu!?" Sentak Hoseok, sementara Namjoon hanya merespon dengan cengirannya yang polos.
Seokjin menghampiri Jimin yang mulai tersadar.
"Engh.." Jimin mengedipkan matanya berkali-kali untuk mendapat pandangan yang lebih jelas. Ia juga melihat keadaan sekitar agar tahu bahwa dirinya sekarang ada dimana.
"Hyung..." Panggil Jimin.
"Wae? Mau tanya kenapa ada dirumah sakit!? Makannya kalau kakaknya suruh makan itu nurut. Keadaan perut kosong, habis nyanyi dan menari, lelah, lihat keadaan sahabat drop, ikutan drop juga. Sekarang udah kaya gini harus gimana!?" Balas Seokjin marah-marah.
"Hyung, sudah.." lerai Hoseok.
"Diam Hoseok, mumpung tidak ada ibu, kalau ada ibu malah hyung yang dimarahi."
Hoseok terdiam, kakak pertamanya benar-benar marah. Karena kenyataannya sebelum tampil tadi, Jimin sudah disuruh makan karena seharian belum makan. Tapi Jimin kekeuh tidak mau makan dan akan makan selesai acara saja.
"Kalau kakaknya kasih tau yang benar tuh didengar kenapa sih, Jim!?"
Maafkan Seokjin yang benar-benar emosi pada adik bungsu nya itu. Ia marah karena Jimin adalah tanggung jawabnya, sejak Jimin duduk di bangku sekolah menengah, sejak keluarga Min ditinggal orang tua nya, semua adik-adiknya Seokjin adalah tanggung jawab Seokjin, bukan orang tua nya lagi. Bahkan sekarang pun saat sang ibu sudah kembali.
"Sudah hyung, adikku baru sadar!" Pungkas Hoseok yang lama-kelamaan tidak enak adiknya itu terus dimarahi kakak pertamanya.
Tidak mau melanjutkan marah-marah, Seokjin memutuskan untuk meninggalkan kedua adiknya itu. Jujur Seokjin juga merasa dirinya kelewatan karena memarahi adik bungsunya. Tapi bagaimana lagi? Jimin sendiri yang salah terkadang sulit diberitahu oleh kakaknya.
"Mau kemana, hyung?" Tanya kelinci bongsor yang mengikuti Seokjin dari belakang.
Seokjin menoleh ke belakang dengan tatapan yang cukup tajam lantaran masih emosi.
"Ke rumah Yoongi." Jawab Seokjin singkat dan dilanjutkan jalannya.
"Kau kenapa hyung? Marah?" Tanya nya lagi.
"Aku hanya ingin ke rumah Yoongi, tidak apa-apa." Jawab Seokjin.
"Makan dulu mau?"
"Aku bilang aku hanya ingin ke rumah peristirahatan terakhir Yoongi! Bukan ingin makan!" Bentak Seokjin.
Jungkook terkejut, pertama kali nya Jungkook melihat seorang Min Seokjin marah besar pada dirinya. Namun, bukan Jungkook namanya kalau hanya diam. Ia tetap mencari cara agar emosi Seokjin mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night
FanficSequel of Just One Day Apa yang harus kulakukan sedangkan apapun yang kulakukan selalu salah(?) • K i m T a e h y u n g ( S w e e t N i g h t ) by Rachalova 05-11-2021 : #1 - taehyung