KimTae . 31

1.5K 115 6
                                    

"Appa, dia siapa?"

"Taehyung samchon? Dia sahabat baik appa."

"Appa sayang sekali dengan dia, ya?"

"Tentu!"

Disinilah Taehyung sekarang berada.

Dinding berwarna putih, serta aroma obat-obatan. Dimana lagi kalau bukan rumah sakit?

Setelah kejadian kemarin, akhirnya Taehyung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Apalagi sang ayah yang berprofesi sebagai dokter tidak akan membiarkan anaknya begitu saja.

Sebenarnya tidak ada kejadian aneh. Hanya saja, Taehyung sempat mengeluh kalau kepala nya sedikit sakit. Sayangnya, orang rumah tidak ada yang percaya kalau itu hanya sakit kepala biasa.

Sang ibu menyuruh Taehyung untuk istirahat dan tidur. Namjoon juga disuruh menemani sang adik.

Tapi siapa sangka kalau Taehyung akan membuat misan hebat yang membuat dirinya lemas.

"Harus tempat ini lagi ya, Tae?" Monolog Jimin sembari melihat Taehyung yang sedang tidak berdaya.

"Jangan terlalu cepat, aku masih ingin mengenalkan dia. Kau pasti akan suka dan menyayangi nya. Ah, tentu! Apapun milikku pasti kau akan sayang juga padanya." Sambung Jimin yang masih mengajak berbicara Taehyung.

"Hyung!" Kelinci bongsor itu memanggil Jimin yang sedang meratapi sahabatnya.

"Wae?"

"Matamu! Mengapa sangat bengkak!?"

"Heheh." Jimin tersenyum kecil.

"Kau menangisi kakakku!? Yang benar saja, hyung! Dia hanya sedang istirahat astaga."

"Iya istirahat, Koo." Ucap Jimin mengiyakan.

"Istirahat sampai tidak tahu kapan lagi bangun nya." Sambung Jimin.

Pletak!

"Aish sakit!" Refleks Jimin meninju bagian lengan Jungkook setelah dirinya mendapat pukulan dari Jungkook.

"Hyung, yang tadi dibicarakan... Dia siapa?" Tanya Jungkook penasaran, lalu duduk di pangkuan Jimin.

"Arg!" Jimin mencubit kecil bokong Jungkook.

"Kenapa?" Jungkook masih tidak sadar.

"Manusia, terkadang tidak tahu diri! Yang benar saja badan kau sebesar ini malah duduk dipangkuan ku!?"

"Hehe biarin. Aku tidak bisa merasakan ini di Taehyungie hyung. Jadi, aku ingin merasakannya dari sahabat terbaiknya." Ujar Jungkook seraya menatap mata Jimin dalam.

Jimin juga ikut menatap mata Jungkook yang besar, lalu Jimin tersenyum manis seakan memberi semangat kepada Jungkook.

"Kalau kau adik Taehyung, berarti kau adikku juga." Ujar Jimin dengan mengelus kepala Jungkook dengan lembut.

Jimin menahan rasa sakit di paha nya. Bayangkan saja, berat badan Jungkook itu lumayan. Tubuh Jimin dan Taehyung saja masih sedikit lebih besar Taehyung. Dan tubuh Jungkook lebih besar dari tubuh Taehyung. Hampir setara dengan kakak pertamanya yaitu Namjoon.

Tanpa disadari Jimin tidak mau menyakiti hati adik sahabat nya. Karena terlihat Jungkook sangat menikmati duduk di pangkuan Jimin. Jimin pikir, dengan ia menahan sakitnya, itu bisa membuat Jungkook bahagia. Kalau Jungkook tidak bisa mendapatkan itu dari Taehyung, setidaknya ia mendapatkannya dari Jimin.

Perlahan kedua bola matanya terbuka. Sesekali mengerjap demi mendapatkan pencahayaan yang baik.

"Kau- jadi adiknya Jimin, sekarang?" Tanya nya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang